TEMPO.CO, Jakarta - Dicabutnya moratorium pendidikan kedokteran pada 2022 dan kekurangan jumlah dokter di Indonesia menjadi sejumlah faktor yang mendorong berbagai kampus membuka fakultas kedokteran. Langkah itu juga diambil oleh President University (Presuniv).
Founder Presuniv dan Chairman Jababeka SD Darmono mengatakan kampusnya telah menerima izin untuk membuka program studi kedokteran (program sarjana) dan program studi pendidikan profesi dokter (program profesi). “Persiapan mendirikan fakultas kedokteran dilakukan sejak lama dan terwujud ketika moratorium pendidikan kedokteran dicabut oleh pemerintah pada 2022,” kata dia, Kamis, 31 Agustus 2023.
Darmono menyatakan penerbitan izin ini memberi kesempatan Presuniv untuk berkontribusi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 melalui bidang kesehatan yang merupakan isu krusial dalam meningkatkan produktivitas pekerja. Sebab, salah satu isu utama bidang kesehatan adalah ketersediaan dokter.
Mengutip data World Health Organization (WHO), rasio ideal jumlah dokter umum terhadap jumlah penduduk adalah 1:1.000, artinya satu dokter melayani 1.000 penduduk. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia mencapai 278,69 juta sehingga dengan jumlah tersebut dan sesuai standar WHO maka Indonesia membutuhkan 278.690 dokter.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan per Juni 2023 mencatat jumlah dokter di Indonesia baru mencapai 159.977 orang sehingga masih kekurangan 118.713 dokter.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Arianti Anaya mengatakan saat ini, Indonesia memang kekurangan jumlah dokter, terutama dokter spesialis. Kemenkes mencatat jumlah dokter spesialis di Indonesia saat ini sebanyak 51.949 orang sedangkan dokter umum mencapai 180 ribu orang.
Arianti menyebut Indonesia hingga sekarang masih kekurangan dokter spesialis yaitu mencapai 30 ribu orang. Di sisi lain, Indonesia memiliki 21 penyelenggara program studi spesialis dari 92 fakultas kedokteran yang bisa memproduksi 2.700 lulusan spesialis per tahun.
“Namun, kalau dihitung lulusan dokter per tahun dan jumlah kekurangan dokter spesialis maka butuh waktu 10 tahun lebih untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di Indonesia," kata Arianti.
Selain Preuniv, sejumlah kampus yang telah membuka Faultas Kedokteran adalah IPB University, Universitas Negeri Semarang, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. UIN Walisongo juga tengah memproses pembukaan Fakultas Kedokteran.
Pilihan Editor: ICEL Kembangkan Mata Kuliah Hukum Perubahan Iklim dengan 9 Universitas