TEMPO.CO, Jakarta - Sejak diumumkan pada akhir 2022, Firewall Ultra menjadi satu game yang ditunggu pemilik PSVR2, perangkat virtual reality di PlayStation 5. Diluncurkan pada 24 Agustus 2023, Tempo menjajal shooter game ini lewat review code yang diberikan Sony Interactive Entertainment South East Asia.
Firewall Ultra merupakan shooter game yang menggambarkan tentara bayaran, yang disebut contractor. Pemain bisa memilih enam contractor dengan gaya bermain berbeda. Mulai punya daya tahan tubuh yang lebih tinggi, sampai kemampuan mengelabui ranjau. Tugas para tentara bayaran itu hanya dua, yaitu merebut laptop yang berisi data penting atau mempertahankannya.
Dalam setiap tugas, bisa berlangsung di delapan lokasi berbeda--dari Inggris, Cile, sampai Timur Tengah--, tentara-tentara bayaran itu terjun secara beregu, empat orang. Pemain bisa bermain bersama pemain lain secara online atau dengan komputer. Lawannya juga begitu. Bisa pemain lain atau komputer. Apa pun mode yang Anda pilih, tidak ada lawan yang mudah.
Tipe permainan ini melanjutkan pendahulunya, Firewall Zero Hour, yang terbit pada 2018. Pada masanya, game shooter di PlayStation VR di PS4 ini dianggap sebagai lompatan besar di permainan realitas virtual.
Firewall Ultra gagal mengulangi kesuksesan pendahulunya soal pemanfaatan teknologi realitas virtual. Sejak awal, pemain dibuat terasa janggal karena diminta melakukan ini itu dengan tombol yang sama, yaitu menekan L1 lalu menahannya. Mulai menambah stok amunisi, membuka pintu, sampai meretas laptop.
Di saat teknologi controller PSVR2 telah memungkinkan pemain untuk bergoyang sembari memainkan tamborin, mengapa kita kembali diseret ke masa lalu dengan menekan satu tombol untuk berbagai tindakan?
Begitu juga saat karakter pemain mengisi ulang amunisi. Tinggal pencet X, beres. Banyak juga pemain yang kesal karena cara melempar granat yang janggal, yaitu memencet R2, arahkan lemparan dengan gerakan mata, lalu lepas R2. Ribet. Bandingkan dengan shooter game VR lain, yaitu Pavlov, yang menggunakan gerakan ayunan tangan untuk melempar granat.
Di luar kelemahan itu, Firewall Ultra merupakan shooter game VR dengan tampilan visual paling bagus berkat Unreal Engine 5. Unreal Engine 5 dianggap perangkat penciptaan gambar 3D bergerak paling kuat. Sejauh ini, baru Firewall Ultra yang menggunakan tool tersebut di game VR.
Terobosan yang dilakukan First Contact Entertainment, pengembang game ini, adalah memanfaatkan teknologi eye tracking di PSVR2. Dalam memilih senjata, misalnya, pemain cukup melihat ke arah senjata yang diinginkan, lalu pencet X. Yang paling keren adalah pemain perlu memejamkan mata sejenak saat musuh melempar flashbang. Jika tidak, layar VR berubah jadi putih, lalu menampilkan warna-warni yang lumayan bikin mata keriyep-keriyep.
Saat awal diluncurkan, Firewall Ultra dihujani kritik negatif. Kabar baiknya, First Contact Entertainment sigap menanggapi keluhan pelanggan. Waktu tunggu antara akhir dan awal permainan baru yang tadinya dua menit, misalnya, kini jauh lebih singkat. Selama ada empat pemain di tim kita dan empat pemain di tim lawan, bisa langsung main kembali.
Ada juga penyesuaian di sebuah skill berbayar--ya, game seharga Rp 605 ribu ini masih berjualan di dalam permainan--yang memungkinkan pemain mengetahui posisi lawan yang tersembunyi hanya berdasarkan suara langkah kakinya. Kini, pengidentifikasian posisi lawan itu berdasarkan penglihatan, bukan suara. Update terbaru pada 9 September lalu juga memungkinkan pemain meraih kredit lebih besar dan naik level lebih cepat.
Firewall Ultra memang belum meraih cita-cita mereka, yaitu menjadi shooter game VR terbaik. Mereka bahkan gagal menyamai pencapaian pendahulunya, Firewall Zero Hour. Namun, jika pengembang mempertahankan respon cepat lewat perbaikan demi perbaikan, mereka bisa membawa game ini kembali ke jalur yang benar.
REZA MAULANA
Pilihan Editor: 10 Rekomendasi Game Google Gratis 2023