TEMPO.CO, Bandung - Beberapa hari belakangan ini angin bertiup lebih kencang ketika siang hari dibandingkan pada waktu lainnya. Menurut petugas prakiraan cuaca di Stasiun Geofisika BMKG Bandung Yan Firdaus, fenomena angin kencang itu sesuatu yang wajar.
“Terutama di siang hari ketika sinar matahari mencapai permukaan bumi secara maksimum,” kata Yan, Kamis, 14 September 2023.
Kecepatan angin maksimum umumnya terjadi pada siang hari antara pukul 11.00 hingga 16.00 WIB. Dari hasil pantauan BMKG Bandung, kecepatan maksimum angin rata-rata 17 kilometer per jam. Namun pada dua hari lalu, yaitu pada 11 dan 13 September 2023, kecepatan anginnya lebih kuat hingga mencapai 26,3 kilometer per jam.
Kondisi itu, menurut Yan, disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang mencolok akibat tingginya tingkat radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi. “Sehingga angin yang terjadi menjadi kencang namun skalanya lokal,” kata dia.
Selain itu, ada pengaruh global, yaitu tekanan tinggi di sebelah barat Australia yang menambah kecepatan angin, terutama di wilayah Pulau Jawa pada umumnya.
Yan mengatakan kondisi angin kencang saat siang hari itu bisa terus terjadi selama masa puncak musim kemarau. BMKG memprediksi puncak musim kemarau akan berakhir pada akhir September ini. Secara umum, angin yang bertiup dari timur laut - tenggara kini berkecepatan antara 5 hingga 50 kilometer per jam.
Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat pada hari ini mengeluarkan peringatan dini soal peningkatan kecepatan angin di sebagian besar wilayah Jawa Barat pada 14 dan 15 September 2023. Sementara untuk 16 September 2023, potensi angin kencang disertai hujan pada waktu siang hingga malam hari. Daerahnya meliputi Kabupaten dan Kota Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat.
Pada Ahad, 17 September 2023, BMKG memprediksi potensi hujan yang disertai angin kencang di daerah Kabupaten dan Kota Bogor, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta, Kota dan Kabupaten Bandung, serta Garut.
Pilihan Editor: Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Lebat di Tarakan, Jambi dan Banjarmasin Berasap