TEMPO.CO, Jakarta - Semula Annisa Mardianti Sukmara tak terpikir untuk menjadi dokter. Sebelumnya ia bercita-cita kuliah di Fakultas Teknik. Namun ada kejadian yang membuat dia akhirnya memutuskan untuk menjadi dokter.
Annisa adalah salah satu penerima beasiswa Bidikmisi. Melalui beasiswa yang diberikan pemerintah itu, Annisa bisa menyelesaikan pendidikan S1 Kedokteran di Universitas Jenderal Soedirman meski dengan keterbatasan ekonomi.
Kejadian yang membuat Annisa memutuskan untuk menjadi dokter terjadi saat ia duduk di bangku kelas 3 SMA. “Dalam sebuah perjalanan ke sekolah di angkutan kota, kebetulan saya satu mobil dengan lansia yang mau berobat, sampai dia kejang di mobil, dari situ saya terbersit cita cita untuk menjadi dokter," kata dia dikutip dari laman Puslapdik Kemendikbudristek.
Tekadnya menjadi dokter juga diperkuat kenyataan di wilayah tempat tinggalnya, fasilitas kesehatannya masih kurang. Begitu juga keberadaan dokter. Untuk mencapai rumah sakit terdekat, warga musti menempuh perjalanan dengan angkutan kota sekitar 1,5 jam.
Dari situ, Annisa akhirnya memutuskan untuk menjadi dokter supaya bisa membantu orang yang kurang mampu dan bisa melayani daerah dengan fasilitas kesehatan yang kurang. “Saya juga ingin punya pekerjaan yang dimanapun saya bisa bermanfaat. Menurut saya , menjadi dokter itu dimanapun kita berada kita bisa menggunakan ilmu yang kita punya untuk membantu orang lain," kata dia.
Untuk mencapai mimpinya, Annisa memutar otak. Sebab, biaya kuliah di Fakultas Kedokteran tak bisa dijangkau oleh keluarganya. Sejak SMP, ia telah mengetahui ada program beasiswa Bidikmisi. Saat hendak lulus SMA, Annisa dibantu guru BK mencoba mendaftar Bidikmisi dan mengikuti seleksi SNMPTN.
“Ayah saya, Sukmara, hanya seorang pedagang kayu, itu juga ikut paman, sementara ibu saya, Toriah, hanya ibu rumah tangga biasa, dengan hidup yang sederhana ini, saya mencoba mengikuti program Bidikmisi agar bisa meraih mimpi untuk berkuliah," kata Annisa.
Anissa pun terpilih dan bisa menjalani kuliah Kedokteran di Unsoed dengan beasiswa. “Alhamdulillah, saya bisa menjadi penerima beasiswa Bidikmisi, sehingga sangat terbantu mencapai cita-cita saya ini. Mungkin jika tanpa beasiswa Bidikmisi saya tidak tahu, apakah saya sekarang bisa menjadi dokter atau tidak," kata dia.
Annisa menempuh pendidikan di sana dalam waktu 6 tahun. Bahkan ia meraih profesi dokter dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82 sehingga menjadi yang tertinggi di Fakultas Kedokteran Unsoed periode Wisuda Profesi ke-65.
Selasa, 15 Agustus 2023 menjadi hari bersejarah bagi Annisa saat ia mengucap sumpah sebagai dokter. Saat ini, ia sedang menunggu keputusan penempatan program internship Kedokteran yang rencananya akan dimulai November 2023. Annisa berharap bisa ditempatkan di rumah sakit terdekat di tempat tinggalnya, yakni di Rumah Sakit Umum Daerah Citra Medika Singaparna.
“Setelah selesai internship, saya ingin mendaftar magang di rumah sakit dan mencari beasiswa daerah untuk melanjutkan ke pendidikan spesialis, mudah mudahan bisa terwujud,” kata Annisa.
Pilihan Editor: Sosok Tiara Putri, Mahasiswa Doktoral UGM yang Raih Beasiswa Double Degree di Jerman