TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memantau pergerakan Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Cina Selatan sebelah timur Vietnam. Bibit siklon dengan kecepatan angin maksimum 15 knots dan tekanan udara minimum sebesar 1006.0 mb bergerak ke arah utara - barat laut.
“Potensi Bibit Siklon 99W untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah,” kata BMKG dilansir dari situs resminya pada Selasa, 17 Oktober 2023.
Dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia seperti hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di Riau.
Hujan dengan intensitas lebat pada hari Selasa, 17 Oktober 2023 terjadi di Mamuju. Dan hujan ringan berpeluang terjadi di Banda Aceh, Gorontalo, Jambi, Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Pinang, Ambon, Jayapura, Manokwari, Padang dan Medan.
Wilayah yang masih diselimuti kabut asap yakni di Jambi, Banjarmasin, Palangkaraya dan Palembang. Adapun suhu udara berkisar antara 22-36 °C dengan suhu terendah di Bandung. Suhu tertinggi di Semarang dan Surabaya.
Prakiraan berbasis dampak hujan lebat dengan status waspada di Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat dan Papua. Tidak ada provinsi berstatus siaga.
BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 17-18 Oktober 2023.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari timur-selatan dengan kecepatan angin berkisar 4-20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur - tenggara dengan kecepatan 10-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Sabang, Selat Sunda bagian selatan, Laut Jawa dan Laut Arafuru.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 2,5 - 4 m di perairan utara Sabang, Samudra Hindia barat Aceh, Samudra barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur dan Samudra Hindia selatan Banten hingga NTB.
Pilihan Editor: Kisah Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Raih Beasiswa, Ingin Bawa Orang Tua Pulang