Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dosen Universitas Haluoleo Dapat Hibah World Class Professor, Dikirim ke Kampus Amerika

image-gnews
Peneliti sekaligus dosen di Fakultas Farmasi Universitas Haluoleo (FF UHO), Adryan Fristiohady. Dok. Istimewa
Peneliti sekaligus dosen di Fakultas Farmasi Universitas Haluoleo (FF UHO), Adryan Fristiohady. Dok. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti sekaligus dosen di Fakultas Farmasi Universitas Haluoleo (FF UHO), Adryan Fristiohady memenangkan hibah World Class Professor. Program ini merupakan program yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) untuk mendorong peningkatan kualitas publikasi internasional.

WCP memberikan kesempatan bagi dosen perguruan tinggi dalam negeri untuk berkolaborasi dan berinteraksi dengan profesor kelas dunia. Pada profesor dari kampus terbaik dunia dikirim ke Indonesia, sedangkan peneliti Indonesia dikirim ke universitas asal profesor tersebut.

Program yang telah berjalan sejak 2017 ini dibuka setahun sekali. Untuk tahun ini, rangkaian pendaftaran dimulai pada Mei 2023 dan Adryan mendaftarkan diri.

Seleksi dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, seleksi administrasi yang menyaring sekitar 140 dosen yang mendaftar menjadi 74 orang untuk lanjut ke tahap wawancara. Berdasarkan hasil wawancara, kandidat disaring kembali menjadi 42 orang. Adryan menjadi satu dari 42 dosen yang memenangkan hibah WCP ini. 

"Saya mendaftar untuk pertama kalinya dan Alhamdulillah bisa lolos seleksi," ujar Adryan kepada Tempo.

Namun pada proses di baliknya, alumnus alumnus S2 Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menemukan tantangan. Ia sudah harus memiliki draf manuskrip yang akan dipublikasikan di jurnal terindeks scopus Q1. Tak hanya itu, ia sudah harus mendapatkan undangan dari profesor kelas dunia agar dapat mengunjungi kampusnya yang masuk dalam daftar 500 top dunia. 

"Jadi kita harus menghubungi dan meyakinkan profesor di luar negeri untuk kami datang ke institusinya dan profesor itu juga bersedia datang ke UHO. Ini yang menjadi tantangan paling besar," kata Adryan.

Kesulitan lain yang dirasakannya adalah perihal durasi seleksi yang singkat. Akibatnya, ia tidak bisa melakukan riset untuk memperkuat data manuskrip.

Usai lolos tahap wawancara, Adryan mengikuti pembinaan dari Dikti. Pembinaan ini bertujuan untuk membuat Rencana Anggaran Biaya kegiatan agar sesuai dengan standar biaya minimum yang ditetapkan pemerintah.

Adryan memilih Amerika Serikat sebagai negara tujuannya. Kini, ia tengah menjalani Visiting Researcher di Oregon State University.

"Selama di Amerika Serikat, saya melakukan fine tuning publication untuk mendiskusikan manuskrip," kata Adryan.

Menjadi dosen adalah pilihan hidup 

Adryan mengatakan menjadi dosen adalah pilihan hidupnya. Sebagaimana pilihan, tentu memiliki konsekuensi di baliknya, yakni harus menjalankan tri dharma perguruan tinggi.

"Pendidikan dan pengajaran sudah saya lakukan sampai kuliah S3 dan mengajar di FF UHO sampai ke Thailand dan Amerika Serikat. Selanjutnya adalah penelitian, bagi saya ini yang paling berat sekaligus menantang dan membuka peluang," kata Adryan. 

Menurut Adryan, keterbatasan instrumen, biaya dan bahan yang ada di lab institusi tidak menjadi hambatan. Justru hal itu menjadi pendorong untuk membangun jejaring kolaborasi dengan kampus besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adryan mengatakan kolaborasinya dengan berbagai pihak dalam risetnya. Mulai dari antarfakultas di UHO, lembaga seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, maupun dengan kampus luar negeri seperti di Austria, Polandia, Malaysia, Thailand dan saat ini Amerika Serikat. 

"Inilah yang menjadi stimulan, sehingga dalam kurun waktu 6 tahun pasca S3, saya telah memiliki 42 artikel ilmiah yang teindeks Scopus," kata Adryan. 

Menyukai dunia akademik 

Adryan menamatkan studi S1 Farmasi tahun 2007 di Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Ia kemudian memilih UGM sebagai tempat untuk mengambil Profesi Apoteker dan S2 Farmasi dalam program double degree. Satu tahun berlalu, ia mengikuti sumpah apoteker dan wisuda Magister pada bulan berbeda pada 2008. 

"Jadi dalam kurun waktu 1 tahun, menyelesaikan 2 gelar," kata Adryan.

Ia pun mulai menjajal dunia kerja. Ia bekerja sebagai Supervisor Produksi di PT Tempo Scan Pacifik. Pada 2013, Adryan mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di UHO dan memulai karier di dunia akademik pada 2014. 

Selang satu tahun, ia mendapatkan beasiswa Indonesia Austria Scholarship Program untuk mengambil S3 Farmasi di University of Vienna, Austria. Ia menamatkan studi selama 2 tahun 6 bulan. Tahun 2018, Adryan kembali ke UHO.

"Saya mulai ‘dipaksa’ untuk menulis publikasi di Vienna. Alhamdulillah, saat ini saya sudah memiliki tim riset yang sudah cukup kuat," kata Adryan. 

Berdasarkan situs Science and Technology Index (SINTA) milik Kementerian Pendidikan, Adryan telah memiliki 42 artikel terindeks Scopus. Sementara di Google Scholar, ia telah memiliki 115 artikel publikasi. 

Adryan pernah mengikuti program Visiting Professor di Thammasat University Thailand pada 2021 dan mendapatkan Postdoctoral Fellowship dari Kerajaan Thailand. Ia menjadi satu dari 20 orang yang diterima. Tahun depannya, ia menyelesaikan postdoctoral dengan luaran publikasi di jurnal Q1 dan Q3, masing-masing 2 jurnal. Jurnal hasil kerja sama dengan Thailand terbit pada tahun 2023 dan masuk dalam top 10% jurnal terbaik menurut Scopus.

Setelah berakhirnya program WCP ini nanti, Adryan berharap bisa menyelesaikan seluruh luaran seperti artikel yang terbit di jurnal Q1, guest lecture, workshop dan draf nota kesepahaman antara kedua universitas. Di samping itu, ia juga berharap agar lebih banyak dosen yang lolos dalam program ini, khususnya dari fakultasnya. Sebab, menurut Adryan, WCP adalah salah satu program Kementerian Pendidikan yang sangat bergengsi dan sangat besar manfaatnya.

"Ke depannya, saya berharap bisa terus berbuat yang terbaik untuk institusi UHO, melakukan tri dharma perguruan tinggi secara aktif dan Insya Allah bisa segera mengusul untuk pengajuan guru besar dan mendapatkan persetujuan dari Menteri Pendidikan," ujarnya.

Pilihan Editor: Guru Besar ITS Kembali Masuk Top 2% Saintis Terbaik Dunia Lewat Penelitian Metode Prediksi Saham

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

3 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

Untan membentuk tim investigasi untuk kasus tersebut.


Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

4 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

4 hari lalu

Aldilla Stephanie Suwana, penerima beasiswa Fulbright di Harvard Law School. Dok.Pribadi
Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.


Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

6 hari lalu

Teripang. klikdokter
Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

7 hari lalu

Suasana hutan dan lahan gambut yang telah habis terbakar di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin, 11 September 2023. Berdasarkan data BMKG pada 10 September 2023, dari hasil deteksi titik panas dengan menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) yang memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, terdapat 554 titik panas di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang
BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.