Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Uswah, Anak Buruh Serabutan yang Bisa Kuliah S1 dan S2 dengan Beasiswa

Reporter

image-gnews
Uswatun Khasanah, Alumni Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dok. UM Surabaya
Uswatun Khasanah, Alumni Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dok. UM Surabaya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat kecil, Siti Uswatun Hasanah hidup pas-pasan dengan ayah yang hanya buruh serabutan. Namun ayahnya tetap mendorong Uswah, sapaan Uswatun, untuk tetap sekolah setinggi mungkin. Uswah pun bisa menempuh pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Surabaya atau UM Surabaya dan S2 di Universitas Airlangga dengan beasiswa.

Uswah adalah anak pertama dari pasangan Sahal dan Kasmidah. Ayahnya, Sahal adalah buruh serabutan dan pencari rumput setiap harinya yang tidak lulus SD. Sementara ibunya, Kasmidah adalah ibu rumah tangga yang hanya lulus SD.

“Saya masih ingat betul ketika kelas 2 SMP saya sering dipanggil oleh guru karena belum bisa membayar LKS. Saya juga masih ingat, ketika saya jadi anak yang paling terakhir yang baru bisa membayar kaos olahraga kala itu,” kata Uswah dilansir laman UM Surabaya, Senin, 23 Oktober 2023.

Kala SMP, hidupnya sulit karena ayahnya yang bekerja memenuhi kebutuhan rumah tangga menderita sakit diabetes. Akhirnya, ibunya menggantikan untuk bekerja serabutan di sawah orang.

Setelah lulus dari SMP, Uswah hampir putus sekolah karena kendala biaya. Namun ayahnya melihat kesungguhan Uswah untuk sekolah sehingga mencarikan sekolah. Uswah akhirnya melanjutkan sekolah di MA Muhammadiyah 2 Banjaranyar, sekolah yang pembayarannya bisa dibayar setiap 6 bulan, kadang juga satu tahun.

“Karena kuatnya saya ingin sekolah, bapak mencarikan saya sekolah kesana kemari. Alhamdulillah, waktu itu sekolahnya bayarnya bisa dihutang, jadi bayarnya nunggu pas bapak ada panen di sawah,” kata Uswah.

Demi bisa sekolah, Uswah harus menempuh jarak 12 kilometer setiap harinya dengan sepeda ontel karena keluarganya tidak memiliki sepeda motor. Di sekolah tersebut, ia berusaha menjadi yang terbaik di kelas.

Selama tiga tahun, Uswah menduduki peringkat 2 di kelas dari 32 siswa. Ia juga beberapa kali memenangkan kejuaraan kepenulisan dari tingkat Kabupaten hingga Provinsi. Keaktifannya dalam mengikuti lomba berbuah manis sehingga ia mendapat potongan untuk pembayaran SPP.

Usai mengikuti UN, Uswah sempat tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Bojonegoro selama dua bulan. Ia mengikuti les agar bisa lolos tes masuk perguruan tinggi. Di sana, ia juga belajar banyak hal, mulai dari membuat tempe, memerah susu sapi dan keliling jualan tempe. 

“Setelah beberapa kali mendaftar, terakhir saya mendaftar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, saya masih ingat waktu itu biaya daftarnya 350.000, untuk bisa membayar biaya tes kala itu bapak menjual seluruh ayamnya yang ada di kandang,” kata Uswah.

Untuk biaya ke Surabaya, ayahnya menjual persediaan gabah yang ada di rumahnya. Menurut Uswah, meski orang tuanya tak berpendidikan tinggi, tapi keduanya punya kesadaran yang tinggi akan pendidikan. Menurut ayahnya, peninggalan terbaik untuk seorang anak adalah ilmu pengetahuan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, Uswah diterima sebagai mahasiswa Pascasarjana di Universitas Airlangga Prodi Kajian Sastra dan Budaya dengan bantuan Beasiswa Unggulan dari Kemendikbudristek. Sebelumnya ia kuliah S1 di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UM Surabaya dengan beasiswa Bidikmisi. 

“Setiap orang memiliki waktunya masing-masing, dulu setelah lulus langsung kerja jadi guru di sekolah dasar selama tiga tahun, setelah bapak meninggal, saya pindah bekerja sebagai seorang jurnalis. Alhamdulillah, takdirnya bersekolah lagi di tahun ini,” kata Uswah.

Uswah pun membagikan tips belajar hingga bisa memperoleh beasiswa. Pertama adalah rajin membaca untuk menambah wawasan. Sejak memiliki keinginan untuk kuliah kala SMA, ia sering meminjam buku perpustakaan lalu ia bawa pulang.

Menurut Uswah, setiap orang penting sekali memiliki kesadaran dalam menumbuhkan habit membaca. Sebab, dengan membaca akan menambah wawasan dan ketika memiliki wawasan, seseorang akan memiliki cara pandang yang luas dan bijak dalam menyikapi setiap persoalan.

Cara belajar kedua adalah menulis. Sejak SMA, ia selalu mencatat kembali pelajaran dari guru dalam sebuah buku. Mencatat menjadi hal yang penting, sebab, menurut Uswah, ingatan manusia sangat terbatas.

“Dulu ketika masih sekolah dan kuliah S1 ketika saya membaca buku yang sulit dipahami, setelah selesai membaca, saya mencoba menarasikan ulang apa yang telah saya baca ke dalam sebuah tulisan, jadi akhirnya saya mudah ingat,” kata Uswah.

Terakhir, untuk mendapatkan beaiswa kuncinya harus sering berlatih, pahami polanya dan sering-sering riset pengalaman orang lain, baik itu secara langsung atau online. Sejak SMA atau S1, perbanyak kegiatan organisasi dan perbanyak prestasi baik akademik maupun nonakademik karena hal tersebut sangat membantu dalam penulisan esai dan wawancara.

“Saya menyakini selain usaha dan sebagainya, ada hal yang tidak boleh kita tinggalkan saat kita akan meraih sesuatu yakni ridho dan doa orang tua,” kata Uswah.

Pilihan Editor: Kisah Penyandang Disabilitas Raih Beasiswa ke Jerman hingga Jadi Dokter Gigi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

5 jam lalu

Universitas Cornell. Foto : Cornell unversity
159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.


LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

1 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

Simak cara daftar beasiswa LPDP di Northeastern University.


Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

2 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, mengatakan, peserta bisa mendaftar beasiswa prioritas sekaligus beasiswa non-prioritas.


LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

2 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.


ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

3 hari lalu

Arsip foto gerbang pintu masuk kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ANTARA/HO-Humas ITS.
ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

Cara daftar jalur mandiri ITS untuk dapat beasiswa bebas uang pangkal.


Unpad Buka Pendaftaran Beasiswa S2-S3

4 hari lalu

Pusat Pelayanan Terpadu Unpad, Bandung. (unpad.ac,id)
Unpad Buka Pendaftaran Beasiswa S2-S3

Universitas Padjadjaran (Unpad) membuka pendaftaran Beasiswa Fast Track Magister Doktor 2024 untuk calon mahasiswa yang ingin melanjutkan S2 dan S3.


Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

4 hari lalu

Aldilla Stephanie Suwana, penerima beasiswa Fulbright di Harvard Law School. Dok.Pribadi
Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.


150 Pelajar di Kabupaten Sukabumi Mendapatkan Beasiswa

4 hari lalu

150 Pelajar di Kabupaten Sukabumi Mendapatkan Beasiswa

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi memberikan beasiswa kepada 150 pelajar terbaik dari berbagai daerah di wilayahnya.


Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

7 hari lalu

Universitas Tsukuba, Jepang. Foto: www.tsukuba.ac.jp
Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

Beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Jepang ini bagian dalam Program Beasiswa Pemerintah Jepang Monbukagakusho.


Pengamat Politik Unair Soal Gugatan Sengketa Pilpres, Hasil Jika Berdasarkan Bukti Hukum dan Unsur Tekanan Politik

7 hari lalu

Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Suhartoyo (kiri) memimpin sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 dengan pemohon capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dan pemohon capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin Rabu 3 April 2024. Sidang tersebut beragenda mendengarkan keterangan saksi dan ahli yang dihadirkan oleh termohon yakni KPU membawa satu ahli dan dua saksi fakta, sedangkan Bawaslu membawa satu ahli dan tujuh saksi. TEMPO/Subekti.
Pengamat Politik Unair Soal Gugatan Sengketa Pilpres, Hasil Jika Berdasarkan Bukti Hukum dan Unsur Tekanan Politik

Pengamat politik Unair sebut sengketa pilpres bisa diterima jika berdasarkan bukti hukum di persidangan. Bagaimana jika sarat tekanan politik?