Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti BRIN: Indonesia Pusat Keanekaragaman Sukun Dunia, Sebagai Alternatif Beras

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Buah sukun. wikipedia.org
Buah sukun. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marietje Pasireron mengatakan Indonesia merupakan pusat keanekaragaman sukun dunia. Kepulauan Pasifik merupakan pusat asal sukun serta kelompok spesiesnya diperkirakan tumbuh secara alami di Maluku, Papua Nugini, dan Filipina.

"Sukun yang masuk ke Pulau Jawa berasal dari Maluku sekitar tahun 1820 dan telah menyebar serta tumbuh dengan baik di hampir seluruh daerah tropis di seluruh dunia," ujarnya dalam webinar bertajuk "Pengelolaan Sukun Sebagai Bahan Pangan Pokok Alternatif dan Substitusi Impor" yang dikutip Antara, Rabu, 25 Oktober 2023.

Asal usul penyebaran sukun berasal dari Pasifik Barat, Papua Nugini, pulau-pulau terdekat di Kepulauan Bismark dan membentuk pusat keanekaragaman spesies. Pusat keragaman jenis sukun tidak berbiji terdapat lebih ke arah timur Polynesia.

Marietje mengatakan penyebaran tanaman sukun sangat luas, seperti di daerah Pasifik (Fiji, Samoa, Hawai) yang kemudian menyebar dan berkembangan di daerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Amerika Selatan, dan Afrika Barat.

Sukun telah menjadi sumber karbohidrat di Oceania selama ribuan tahun dan terdapat ratusan kultivar. Sukun telah digunakan sebagai makanan pokok di Fiji dan Kepulauan Pasifik.

Keanekaragaman paling besar, kata dia, terdapat pada kultivar dari Malanesia dan Micronesia yang merupakan diploid fertile dan menyerbuk silang. "Pada abad ke-18 sukun dikembangkan di Malaysia dan selanjutnya berkembang di Indonesia," kata Marietje.

Sukun memiliki wilayah distribusi yang luas dan tumbuh lebih dari 90 negara dengan berbagai nama daerah, yaitu sukun di Indonesia, kaplak di Papua Nugini, breadfruit di Inggris, bakri-chajar di India, rimas di Filipina, kulor di Malaysia, dan panapen di Spanyol.

Di Indonesia sukun tumbuh di Sumatra, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, hingga Sulawesi. 
Varietas yang telah dilepas di Indonesia, antara lain sukun manis dari Cilacap, sukun bangsyamlan dari Nusa Tenggara Barat, sukun duri dari Kepulauan Seribu, sukun padaidi dan toddopuli dari Bone, sukun iriana dari Papua, dan sukun tengah-tengah dari Maluku.

Program strategis nasional menargetkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Untuk mencapai tujuan tersebut, ujar Marietje, penting untuk mengembangkan diversifikasi pangan melalui sistem pertanian berkelanjutan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sukun merupakan salah satu tanaman buah potensial di Indonesia yang tinggi karbohidrat dan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti beras. Selain itu, kandungan nutrisi seperti vitamin, mineral, serat dan daunnya juga sangat baik untuk kesehatan," kata Marietje.

Peneliti menganalisis tepung sukun dari 14 populasi sukun lokal asal Sleman, Gunung Kidul, Banten, Sukabumi, Cilacap, Kediri, Banyuwangi, Madura, Bali, Mataram, Lampung, Bone, Sorong, dan Manokwari.

Hasil analisis kimia tepung sukun di Gunung Kidul menunjukkan rata-rata kandungan karbohidrat sebanyak 70,44 persen, protein 6,59 persen, lemak 1,29 persen, serat 6,55 persen.

Isi fenolik total berada di kulit batang sebesar 4,79 persen, kulit cabang 4,25 persen, daun 4,89 persen, dan buah 2,01 persen. Selain itu ditemukan bahwa dalam kulit batang dan cabang, daun dan buah-bahan positif mengandung senyawa saponin.

Pada 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka produksi buah sukun di Indonesia mencapai 165.032 ton. Daerah penghasil sukun terbanyak adalah Jawa Tengah dengan angka produksi mencapai 35.188 ton.

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari mengatakan beberapa varietas sukun tercatat memiliki variasi morfologi baik dari segi daging maupun sifat agronomis tertentu.

Sejumlah publikasi menyebutkan sukun memiliki variasi keragaman nutrisi, sehingga sangat berpotensi sebagai pangan alternatif untuk membantu kecukupan pemenuhan nutrisi pangan masyarakat. "Konservasi dari keanekaragaman sukun ini penting dilakukan demi mempertahankan variasi khususnya varietas lokal yang sangat berpotensi sebagai pangan alternatif," kata Puji.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

2 jam lalu

Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.


BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

9 jam lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

2 hari lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

3 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

4 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

4 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

4 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

4 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

5 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.