TEMPO.CO, Jakarta - Margareth Ayu Caroline merupakan alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) saat ini menimba ilmu di University College London (UCL). Perjuangan Oline, sapaan Caroline, mencapai titik ini butuh perjuangan dalam mempersiapkan beasiswa. Kendati demikian, ia berhasil melewati prosesnya dengan baik.
Tertarik menyelami bidang ortopedi, Oline memilih Master of Science (MSc) Musculoskeletal Science and Medical Engineering sebagai jurusannya. Ia memilih UCL karena telah bermitra dengan salah satu rumah sakit ortopedi terbaik dunia.
Peraih beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP bercita-cita menjadi dosen klinis. “Aku punya cita-cita ingin jadi dosen klinis, karena aku tertarik menjadi seorang pengajar,” katanya dilansir dari situs Unair pada Senin, 30 Oktober 2023.
Selain fasilitas penunjang, di UCL tersedia kurikulum pendidikan yang sesuai guna mendukung Oline menggapai cita-cita. “UCL sudah kerja sama dengan Royal National Orthopaedic Hospital, salah satu rumah sakit ortopedi terbaik dunia. Kurikulum pendidikannya paket lengkap klinis ada, teknik ada, biomaterial ada, sampai penelitian juga ada,” tuturnya.
Untuk bisa kuliah di sana, Oline membeberkan tipsnya. Pertama, kata dia, harus ada alasan yang kuat. Menurut dia, segala proses akan berjalan dengan baik bila alasan kuat ikut menyertai. Oline mengaku membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menentukan alasan kuat memilih kuliah di sana.
“Sebelum memutuskan mendaftar kuliah, aku harus menemukan alasan kuat dalam melanjutkan studi, ini berlangsung cukup lama. Kalau enggak ada alasan kuat, aku akan kesulitan dalam menjalankan segala proses,” jelasnya.
Rahasia kedua, memperbanyak diskusi dengan para pendahulu. Melakukan pencarian mentor, kata Oline, bisa dilakukan melalui media sosial. “Mencari mentor artinya meminta bantuan dan bimbingan pendahulu yang sukses menimba pendidikan di luar negeri. Sehebat dan sepintar apapun, kita tidak bisa melakukan prosesnya sendiri,” papar Oline.
Sementara rahasia ketiga adalah mencari teman seperjuangan. Menurut Oline, menjalani proses dalam melanjutkan pendidikan, bisa membuat seseorang merasa kesepian. Teman seperjuangan bisa memberikan dorongan motivasi serta tempat berkeluh kesah karena ada pada posisi yang sama.
Lebih lanjut, Oline menerangkan bahwa proses yang ia jalani berlangsung tidak sebentar. Bahkan mempersiapkan segala hal untuk mendaftar kampus hingga beasiswa. “Enggak ada yang namanya menyiapkan persyaratan masuk kampus hingga beasiswa hanya satu atau dua bulan. Harus ada timeline yang tersusun,” ujarnya.
Terakhir, Oline berpesan bahwa dalam menjalani segala proses maka seseorang harus menikmatinya. Meski rasa sakit terkadang menghampiri, tetapi proses harus terus berjalan. “Semakin berkembang maka rasa sakit yang terasa akan semakin besar. Memang prosesnya terasa enggak enak, rasanya menyakitkan. Tapi, proses harus terus berjalan,” katanya.
Pilihan Editor: Momen Pratikno, Basuki, dan Hasto Tampil Saat Wisuda Anak di UGM, Bahas Apa?