Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Rahmah El Yunussiyah, Pendiri Sekolah Islam Perempuan Pertama di Indonesia

Reporter

image-gnews
Pendiri Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Rahmah El Yunusiyyah (paling depan tengah) berfoto bersama. (Antara/HO-Humas Diniyyah Puteri Padang Panjang).
Pendiri Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Rahmah El Yunusiyyah (paling depan tengah) berfoto bersama. (Antara/HO-Humas Diniyyah Puteri Padang Panjang).
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Namanya mungkin belum setenar pahlawan perempuan lain. Namun jasa Rahmah El Yunussiyah begitu besar bagi negara, utamanya dunia pendidikan.

Rahmah EL Yunusiyyah adalah sosok perempuan dari Tanah Minangkabau yang lahir pada 26 Oktober 1900 di Nagari (desa) Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Ia lahir saat masa pemerintahan Hindia Belanda.

Kontribusi besar Rahmah adalah pendirian sekolah agama Islam perempuan pertama di Indonesia, bahkan di kawasan Asia. Sekolah itu dinamai Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.

Dari sekolah yang didirikan pada 1 November 1923 itu lahir tokoh-tokoh besar bangsa yang juga tercatat sebagai pahlawan nasional. Salah satunya adalah H.R Rasuna Said. Ia adalah tokoh perempuan yang gigih memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.

Rasuna Said yang juga tokoh perempuan asal Tanah Minangkabau tersebut merupakan santri atau lulusan yang menimba ilmu di Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang. Tak hanya di dalam negeri, Menteri Kebajikan Masyarakat Malaysia Tan Sri Aishah Gani juga merupakan alumnus sekolah agama itu.

Nama besar lain yang merupakan alumni sekolah itu adalah anggota DPD RI Emma Yohanna dan pendiri PT Paragon Technology and Innovation yang bergerak di bidang kosmetik Nurhayati Subakat.

Rahmah tidak hanya fokus pada masalah pendidikan dan kesetaraan. Ia juga ikut berjuang langsung mengusir penjajah dari Indonesia.

Anak bungsu dari pasangan Muhammad Yunus Al-Khalidiyah Bin Imanuddin dan Rafia itu juga turut serta memelopori pembentukan unit perbekalan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Kota Padang Panjang. Ia berkontribusi menjamin seluruh perbekalan dan membantu pengadaan alat senjata.

Rahmah El Yunussiyah yang mendapatkan gelar kehormatan Syekhah dari Universitas Al-Azhar tersebut juga peduli dengan masalah kesehatan masyarakat. Sebab, semasa hidup, Rahmah juga berkiprah sebagai bidan atau ahli kesehatan.

"Rahmah El Yunusiyyah ini kami harapkan menjadi contoh bagi perempuan masa kini yang lebih kuat, mandiri dan lebih siap menghadapi tantangan," kata Pimpinan Diniyyah Puteri Padang Panjang Fauziah Fauzan El Muhammady.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan jasa-jasanya itu, menurut Fauziah, Rahmah layak untuk ditetapkan jadi pahlawan nasional. Berkas pengusulan telah diajukan sejak tiga tahun terakhir.

Dari tiga kali pengajuan, pemerintah baru menganugerahi Rahmah dengan Bintang Mahaputera Pratama dan Bintang Mahaputera Adipradana. Kemudian, di 2023 pengusulan itu kembali dilakukan namun belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

"Harapan kita tahun depan (2024) Rahmah EL Yunusiyyah sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional," kata Fauziah.

Menurut Fauziah, pengajuan Rahmah EL Yunusiyyah sebagai pahlawan nasional bukan hanya sebatas untuk mencatatkan namanya di lembaran sejarah bangsa ini. Namun, lebih dari itu, Diniyyah Puteri Padang Panjang ingin mengedukasi anak bangsa bahwa dahulunya ada sosok perempuan tangguh yang lahir dari keluarga kalangan agamis merintis tonggak pendidikan di Indonesia, terutama di Tanah Minang.

Rahmah yang tegas

Emma Yohanna, anggota DPD asal Sumbar adalah salah satu alumni sekolah agama yang didirikan Rahmah. Ia mengaku sangat beruntung bisa menyaksikan langsung bagaimana pendiri Diniyyah Puteri tersebut mendidik, mengajari, mengayomi setiap santri untuk menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi pekerti.

Saat awal masuk ke pondok pesantren khusus putri tersebut, Emma tidak manampik ia sempat menolak dan diselimuti rasa keterpaksaan untuk menuntut ilmu di sekolah itu. Apalagi, hampir 24 jam dalam sehari setiap santri ditempa langsung oleh Rahmah dengan pendidikan yang begitu ketat dan tegas.

Berjalannya waktu, Emma mulai merasakan bahwa pendidikan di sekolah itu telah mengajarkan sesuatu yang selama ini tidak pernah ia dapatkan. "Saya merasakan langsung bagaimana pendiri Diniyyah Puteri mendampingi, mendidik dan memberikan kami pelajaran yang sangat bermanfaat," kata dia.

Pilihan Editor: Ratu Kalinyamat Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional, Siswa SMP di Jepara Gelar Doa Bersama

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

8 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.


Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

8 hari lalu

Cut Nyak Dien. peeepl.com
Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

8 hari lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

20 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

28 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

41 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Monumen Peristiwa Situjuah di Nagari Situjuah Batua, Sumatra Barat (TEMPO/Fachri Hamzah)
Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam


Prancis Setop Danai Sekolah Muslim Terbesar karena Ajarkan Etika

12 Desember 2023

Seorang wanita Muslim mengenakan gaya berpakaian abaya, berjalan di sebuah jalan di Nantes, Prancis, 29 Agustus 2023. REUTERS/Stephane Mahe
Prancis Setop Danai Sekolah Muslim Terbesar karena Ajarkan Etika

Prancis menghentikan pendanaan untuk sekolah Muslim terbesar karena mengajarkan etika berbasis ajaran Islam.