TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia mengatakan pada hari Senin, 13 November 2023, insiden dunia maya yang memaksa salah satu operator pelabuhan terbesarnya untuk menghentikan operasi dapat diselesaikan dalam beberapa hari dan bahwa perusahaan tersebut membuat “kemajuan yang baik” untuk mengembalikan aktivitas online.
"Saran dari perusahaan adalah hal ini hanya akan terjadi dalam hitungan hari, bukan minggu. Saya telah menghubungi perusahaan lagi pagi ini dan mereka membuat kemajuan yang baik," kata Koordinator Keamanan Siber pemerintah Darren Goldie kepada ABC Radio, seperti dikutip dari Reuters.
DP World Australia, yang mengelola sekitar 40% barang yang masuk dan keluar negara itu, mengatakan pelanggaran tersebut telah menghentikan operasi di terminal peti kemas di Melbourne, Sydney, Brisbane dan Fremantle di Australia Barat sejak Jumat.
Setelah mengetahui pelanggaran tersebut, DP World, salah satu dari segelintir pelaku industri pelabuhan di Australia, memutus sambungan internet, sehingga berdampak signifikan terhadap pergerakan barang, kata Goldie.
Pemerintah belum mengidentifikasi pelakunya, katanya.
Perusahaan tersebut, yang merupakan bagian dari DP World milik Uni Emirat Arab, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, DP World mengatakan perusahaannya sedang menguji sistem utama yang penting untuk dimulainya kembali pergerakan angkutan reguler.
Australia mengalami peningkatan intrusi dunia maya sejak akhir tahun lalu, yang mendorong pemerintah pada bulan Februari untuk mereformasi peraturan dan membentuk sebuah badan untuk membantu mengoordinasikan tanggapan terhadap peretasan.
“(Pelanggaran DP World) menunjukkan betapa rentannya kita di negara ini terhadap insiden siber dan betapa lebih baik kita perlu bekerja sama untuk memastikan kita menjaga keamanan warga negara kita,” kata Menteri Keamanan Siber Clare O'Neil kepada Radio ABC.
Pelanggaran ini terjadi ketika pemerintah bersiap untuk segera merilis rincian undang-undang keamanan siber yang diusulkan.
O'Neil mengatakan peraturan tersebut juga akan membuat perusahaan telekomunikasi berada di bawah "persyaratan dunia maya yang ketat", setelah pemadaman listrik minggu lalu di perusahaan telekomunikasi Optus memutus koneksi internet dan telepon ke hampir separuh populasinya selama sekitar 12 jam.
Pilihan Editor: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: 4 Produk Teknologi Israel Terkenal di Indonesia, Prakiraan Cuaca BMKG
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.