TEMPO.CO, Palembang - Jumlah titik panas atau hotspot di Sumatra Selatan semakin melandai dalam beberapa pekan ini. Kualitas udara pun semakin baik seiring turunnya hujan yang memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) dan Perlindungan Hutan, Dishut Sumatra Selatan, Syafrul Yunardy, mengatakan jumlah titik panas mulai terdeteksi naik tinggi sejak bulan Agustus hingga Oktober, kemudian turun drastis pada bulan November ini.
Dalam catatannya, pada bulan Agustus hotspot di Sumsel baru 1.006 titik, September 6.066 dan naik makin tinggi hingga menjadi 9.994 di bulan Oktober. “Sempat mendekati 10 ribu dan Alhamdulillah di bulan November ini hotspot-nya 1.285,” kata Syafrul Yunardy, Kamis, 16 Nopember 2023.
Syafrul juga dikenal sebagai pembuat aplikasi Songket berbasis webgis. Aplikasi pemantauan itu merupakan alat bantu untuk pengambilan keputusan dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatra Selatan.
Menurutnya, selama musim kemarau 2023 ini terdapat tiga kabupaten penyumbang hotspot terbanyak, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI mencapai 10.043, kemudian Banyuasin 1.809 dan Musi Banyuasin sebanyak 1.307.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.