Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jalan Panjang Aris, Guru dan Programmer Disabilitas Netra yang Jadi 'Penerang'

image-gnews
Aris Yohanes Elean saat memberikan materi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Luar Biasa A (SLBA) Pembina Tingkat Nasional Jakarta. ANTARA/Erlangga Bregas Prakoso
Aris Yohanes Elean saat memberikan materi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Luar Biasa A (SLBA) Pembina Tingkat Nasional Jakarta. ANTARA/Erlangga Bregas Prakoso
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aris Yohanes Elean adalah seorang guru komputer di Sekolah Luar Biasa A (SLB-A) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta. Seperti murid-muridnya, Aris juga merupakan sosok yang istimewa. Ia mampu mengajar pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) meski dalam kondisi disabilitas netra.

Aris kini berusia 38 tahun. Ia adalah seorang tunanetra dengan kondisi buta total yang meraih gelar Sarjana Teknik Informatika dan lulusan terbaik di Universitas Pamulang. Aris punya semangat yang besar untuk mengubah stigma penyandang disabilitas netra. Menurut dia, selama ini tunanetra masih dipandang sebelah mata oleh banyak orang.

Hari-hari Aris kini disibukkan dengan mengajar dan berbagi ilmu kepada muridnya yang juga tunanetra. Aris selalu memupuk semangat pada semua muridnya dan mengatakan hal-hal positif selagi mengajar, di samping memberikan pembelajaran. Anak didiknya pun sangat antusias bisa belajar ilmu komputer.

Sosok guru yang tegas

Di mata para muridnya, Aris adalah sosok guru yang tegas. Terlebih dalam menjelaskan materi pembelajaran. Aris ingin murid-muridnya itu memiliki keterampilan, terutama di bidang TIK yang bisa menjadi bekal mereka sebagaimana murid normal lainnya. Oleh sebab itu, kata Radit muridnya, Aris mendidik mereka dengan tegas

“Kalau dari sisi keras sih enggak, orangnya cuma tegas. Lebih kepada tidak mau kalau anak muridnya itu tidak maju, tidak mau kalau anak muridnya itu tidak bisa. Tidak mau kalau anak muridnya itu kalah. Itu bukan dikatakan galak, tapi tegas. Tegas dalam hal untuk memacu,” kata Radit, salah satu siswa Aris, dikutip dari Antara pada Selasa, 21 November 2023.

Keinginan Aris untuk mengembangkan kompetensi para penyandang disabilitas netra bukan hanya di sekolah. Pada 2012, dia menginisiasi kelahiran IT Center for The Blind. Komunitas ini merangkul penyandang disabilitas netra untuk belajar teknologi lewat beragam platform. Salah satu program pertama yang dikembangkan komunitas ini adalah akses tunanetra terhadap layar sentuh. 

Kini, anggotanya telah tersebar dari Merauke sampai Sabang. Setidaknya ada 2.000-an anggota yang tergabung lewat Facebook, 300-an di Telegram dan sekitar 150 di grup WhatsApp. Aris memang membebaskan untuk memilih platform yang nyaman bagi mereka.

Kelahiran ITCFB didorong oleh keprihatinan Aris terhadap sesamanya. Kala itu, dia sering mendapat kabar bahwa sulitnya akses pendidikan bagi tunanetra.

Biasanya, lembaga pendidikan beralasan tak punya fasilitas yang mendukung. “Kegelisahan berawal dari sesama tunanetra yang tidak memiliki wadah ataupun guru untuk belajar," kata Aris.

Mewujudkan impian adalah perjuangan yang tak mudah

Aris mengakui memang tak mudah baginya untuk mewujudkan mimpi mendalami teknologi informasi. Setelah lulus dari SMA pada 2007, ia sangat ingin melanjutkan pendidikan tinggi di jurusan Teknik Informatika.

Namun, ketika itu, kampus-kampus di Indonesia belum siap menerima mahasiswa tunanetra di program studi tersebut. Hal ini menjadi kendala besar bagi Aris. Perasaannya campur aduk. Rasa sedih, kecewa, dan tidak diakui secara akademis.

Namun, keinginan Aris untuk kuliah tetap menyala. Hingga pada satu titik, ia hampir menyerah dan memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Inggris yang dianggap lebih ramah bagi penyandang disabilitas. Namun, di tengah keputusasaan itu, kabar baik pun datang padanya. Tepatnya pada2017, Aris diberi tahu bahwa Universitas Pamulang membuka pintu bagi mahasiswa tunanetra untuk masuk pada program studi Teknik Informatika.

Kabar ini menjadi titik balik dalam perjalanan hidup Aris. Ia begitu bahagia mendengarnya. Setelah 10 tahun perjuangan, akhirnya Aris dapat mewujudkan impiannya berkuliah di jurusan Teknik Informatika. Aris meyakini bahwa pendidikan merupakan hal terpenting bagi dirinya untuk membuka wawasan, membuka "jendela dunia" dan dapat bermanfaat bagi sesama.

Tertarik pada IT sejak kecil

Aris bercita-cita menjadi seorang programmer sejak usia 11 tahun. Cita-cita itu ia perjuangkan dengan semangat dan usaha. Meskipun ia tahu bahwa perjuangannya tak mudah, namun Aris tak patah semangat. Ia paham betul betapa sulitnya akses ke pendidikan tinggi dan dunia kerja di Indonesia yang menurutnya belum inklusif bagi penyandang disabilitas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebenarnya, Aris tidak buta sejak lahir. Ia kehilangan kemampuan penglihatannya pada usia enam tahun akibat penyakit glukoma. Begitu menginjak usia 11 tahun, Aris mulai mengenal Eureka, perangkat komputer yang dirancang khusus untuk tunanetra.

Eureka beroperasi dengan suara dan tak memiliki layar. Dari sumber suara itulah, Aris mulai tertarik dan mendalami ilmu komputer. Ia perlahan lebih dekat dengan kemajuan teknologi dan mempelajari komputer yang umum digunakan masyarakat secara otodidak. Ketertarikannya dengan dunia informatika pun makin kuat. Aris memutuskan untuk memfokuskan dirinya di bidang ini.

"Waktu SD, saya sadar inilah yang saya mau. Inilah yang saya minati. Saya sadar satu hal, tunanetra waktu itu hanya ada dua pilihan jenis profesi atau bidang pekerjaannya, yaitu musik atau pemijat. Saya tidak mau keduanya,” kata Aris.

Sepanjang hidupnya, Aris dipaksa menghadapi ketidakpercayaan orang-orang di sekitarnya, bahwa tunanetra dengan kondisi buta total bisa menjadi seorang pemrogram. Namun, ia dapat membuktikannya. Berkat kefasihan mengoperasikan komputer yang umum digunakan, ia memanfaatkan aplikasi pembaca layar untuk membantu pekerjaannya.

Aplikasi pembaca layar memungkinkan Aris memberikan perintah melalui navigasi papan ketuk. Meskipun tak dapat melihat, ia telah hapal letak tombol-tombol yang diperlukan untuk mengoperasikannya. Apapun yang muncul di layar akan disuarakan oleh aplikasi pembaca layar.  

"Saya tidak lagi dianggap sebagai tunanetra. Apa bedanya, saya bisa mengetik tulisan yang bisa dibaca oleh orang lain. Saya juga bisa menghasilkan yang sama seperti orang lain, menghasilkan sesuatu. Kedudukan kita sudah sama," kata Aris.

Bahkan, ketika masih di jenjang SMA, Aris dan teman-temannya berhasil menciptakan situs yang populer di kalangan pengguna internet pada masa itu. Pencapaian itu pun kian memotivasinya untuk mengejar cita-citanya. Hal ini dianggap Aris sebagai bukti bahwa keterbatasan fisik tak menghalangi potensi dan bakat seseorang dalam meraih sukses di dunia teknologi.

Aris mengatakan ia tak mengalami kendala berarti dalam mempelajari bahasa pemrograman. Sepanjang materi pembelajarannya bisa dia akses dengan baik. Aris mahir menggunakan sejumlah bahasa pemrograman seperti Java, PHP, C++, Golang, Swift, dan lain sebagainya.

Berharap tak ada lagi diskriminasi terhadap tunanetra 

Kecakapan teknologis Aris bak sumber cahaya bagi tunanetra lainnya. Aris kerap menyuarakan pentingnya pendidikan bagi tunanetra. Ia mengatakan, pendidikan merupakan kunci penting dalam meraih kesuksesan. Ia juga mengingatkan bahwa pendidikan adalah satu hal yang penting.

Aris mendorong agar tunanetra berkomitmen untuk menjadi individu yang berkualitas. Melalui kontribusi positif, persepsi masyarakat terhadap tunanetra pun diyakini dapat berubah. Bahkan, dapat membantu mengurangi diskriminasi.

"Kita harus menjadi tunanetra yang berkualitas, agar masyarakat bisa menghargai kita. Barangkali dengan cara kita menjadi tunanetra yang berkualitas, diskriminasi bisa berkurang," kata Aris.

ANTARA

Pilihan Editor: Kemenag Cetak Al Quran Bahasa Isyarat, Pertama di Dunia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

2 hari lalu

Ilustrasi guru sedang berdiskusi dengan siswa sekolah.
4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?


Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

20 hari lalu

Ilustrasi guru madrsah. Foto : Kemendag
Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.


Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

25 hari lalu

Ilustrasi Pramuka. dok/Dasril Roszandi
Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

Selain spesifikasi laptop Huawei Matebook D14 terbaru dan 5 catatan para guru atas polemik ekskul Pramuka, ada juga soal ledakan amunisi kedaluwarsa.


Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

32 hari lalu

Pelatihan Guru Samsung Innovation Campus Batch 5 (Samsung)
Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

Samsung menggelar program Teachers Training bagi guru dan dosen dalam program Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 2023/2024.


Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

38 hari lalu

Rumah produksi Al Quran Brailler di Kota Tangerang Selatan sudah membuat Al Quran untuk penyandang tunanetra di Indonesia sejak 2012. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

Pada bulan Ramadan ini pesanan Al-Quran braille di Yayasan Raudlatul Makfufin sudah mencapai 300 set.


Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

44 hari lalu

Petugas memverifikasi peserta tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)  di lokasi ujian The Sultan Convention Center, Sumsel, Minggu 5 September 2021. SKD CPNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru dan non guru untuk penempatan instansi  pemerintah daerah di Sumatera Selatan ini  diikuti oleh 87.407 orang dan digelar mulai 4 September - 18 Oktober 2021  dengan menerapkan protokol kesehatan. ANTARA FOTO/Feny Selly
Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

Seleksi PPPK tersebut diperuntukkan untuk guru di sekolah negeri.


Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

52 hari lalu

Raditya Arief. Ui.ac.id
Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?


Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

54 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melihat menu makanan milik siswa saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Spt.
Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

Perhimpunan Pendidikan dan Guru menolak jika makan siang gratis menggunakan dana BOS


Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

54 hari lalu

Ketua PGRI Unifah Rosyidi. (ANTARA/PGRI)
Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

PGRI menilai, tidak ada yang perlu dipersoalkan mengenai pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang menggunakan dana BOS.


Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

54 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan HUT ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2023 di Jakarta, pada Sabtu 25 November 2023. ANTARA/Yashinta Difa
Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.