TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga atau Unair kali ini menjadi tuan rumah pertemuan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pada acara bertajuk Pemimpin Bicara Bangsa dalam rangkaian kegiatan Gagas RI itu, segenap sivitas akademika Unair hadir dan mendengar gagasan dari para pasanan capres dan cawapres.
Sayangnya, dari tiga paslon capres dan cawapres hanya dua yang hadir, yaitu paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang sebelumnya terjadwal hadir tak jadi datang karena berhalangan.
Pada kesempatan itu, Rektor Unair Mohammad Nasih mengatakan kegiatan ini merupakan satu pelengkap dari keilmuan yang tidak mahasiswa dapatkan saat kuliah. “Tentu sebagai bagian dari melengkapi keilmuan yang kita punyai, kita menyambut baik kegiatan ini. Kita tentu juga bersyukur karena Universitas Airlangga bekerja sama dengan Kompas Gramedia, khususnya Kompas TV,” kata dia dikutip dari laman Unair, Kamis, 23 November 2023.
Gagas RI merupakan tempat bagi para calon pemimpin bangsa untuk menyampaikan gagasan dan pandangan masa depannya sebagai pemimpin nantinya. Nasih mengatakan acara itu adalah wadah untuk menggali informasi, bukan untuk membangun perdebatan.
“Sekali lagi, ini bukan debat. Ini dialog, ini mau mengatakan gagasan. Kami berharap kawan-kawan mahasiswa agar benar-benar bisa mencerna apapun yang akan para paslon tersebut sampaikan,” kata Nasih.
Melalui acara itu, Nasih berharap mahasiswa dapat membandingkan kedua paslon dan dapat menentukan pilihannya pada pemimpin Indonesia ke depan. Ia pun mengingatkan bahwa berbeda pilihan itu bukan masalah dan tak boleh menjadi alasan perpecahan.
Nasih menyebut siapapun paslon yang akan terpilih nantinya, semua pihak memiliki kewajiban untuk bersinergi dengan rukun membangun bangsa. “Kalau dulu ada sebuah gurauan yang mengatakan mangan ora mangan sing penting kumpul, sekarang menang atau tidak menang kita akan tetap rukun. Kita tetap akan bersama-sama demi Indonesia,” kata dia.
Pilihan Editor: Pakar Unair Sebut Bahasa Indonesia Potensial Jadi Bahasa Internasional