TEMPO.CO, Jakarta - Terry Gou, miliarder pendiri raksasa teknologi Foxconn pada Jumat, 24 November 2023, mengundurkan diri dari pencalonan untuk menjadi presiden Taiwan. Seorang sumber menyatakan mundurnya Gou ini membawa rasa lega bagi pemasok utama Apple (AAPL.O) dan produsen iPhone ini.
Gou mengumumkan pencalonannya pada bulan Agustus lalu. Ia mengatakan ingin menyatukan oposisi dan memastikan pulau itu tidak menjadi “Ukraina berikutnya”. Gou menyalahkan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa karena membawa Taiwan ke ambang perang dengan memusuhi Tiongkok. DPP mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya sendiri.
Gou, yang baru mendapat lampu hijau dari komisi pemilu pekan lalu setelah mengumpulkan cukup banyak tanda tangan yang sah untuk mencalonkan diri sebagai calon independen, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia "menarik tubuhnya tetapi tidak menarik jiwanya".
“STOP, RESET, RESTART,” imbuhnya menggunakan bahasa Inggris.
Dia tidak merinci apa yang akan dia lakukan selanjutnya dalam kampanye presiden atau siapa yang mungkin dia dukung - Hou Yu-ih dari partai oposisi terbesar Taiwan Kuomintang (KMT), atau mantan walikota Taipei Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan yang jauh lebih kecil ( TPP).
"Harus menang! Baiklah? Selesaikan pergantian kekuasaan dan ubah Taiwan," kata Gou.
Ko mengucapkan terima kasih kepada Gou dalam komentar di halaman Facebook Gou.
"Kami pasti akan menang!" Ko menambahkan.
Meskipun ada kampanye iklan besar-besaran, yang wajahnya terpampang di seluruh Taiwan, Gou secara konsisten mendapat elektabilitas jauh di belakang para pesaingnya dalam jajak pendapat.
Meskipun Gou mengundurkan diri sebagai pimpinan Foxconn pada tahun 2019 dan mengundurkan diri sebagai anggota dewan pada awal September, ia tetap menjadi pemegang saham terbesar perusahaan.
Namun Gou, salah satu tokoh bisnis paling terkenal di Taiwan secara internasional, banyak menghilang dari pandangan publik. Ini setelah sebuah surat kabar Tiongkok melaporkan bulan lalu bahwa Tiongkok sedang menyelidiki Foxconn perihal pajak dan masalah lainnya.
Laporan tersebut, yang diterbitkan oleh media Global Times yang sangat nasionalis, menyiratkan Beijing tidak senang dengan Gou yang mungkin akan memecah belah suara oposisi. Sehingga, situasi ini berpotensi memastikan kemenangan bagi kandidat dari DPP, Lai Ching-te, yang memimpin dalam jajak pendapat.
Keputusan Gou ini melegakan manajemen senior Foxconn, yang telah menilai skenario potensi rencana darurat setelah berita tentang penyelidikan Tiongkok, kata dua orang yang dekat dengan Foxconn kepada Reuters.
“Ini merupakan sebuah kelegaan,” kata salah satu sumber, yang menolak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini.
“Kami sebelumnya sedikit gelisah, tapi ini pada dasarnya mengakhirinya,” kata orang tersebut. Ia mengacu pada kekhawatiran mengenai peningkatan penyelidikan, yang selanjutnya dapat mempengaruhi operasinya di Tiongkok.
Foxconn menolak berkomentar.
Pimpinan Foxconn, Young Liu, mengatakan dalam laporan pendapatan pekan lalu, perusahaannya telah "bersiap menghadapi semua kemungkinan kasus", ketika ditanya tentang potensi risiko politik terhadap perusahaannya akibat pencalonan Gou dalam pemilu.
Gou telah mencoba menengahi pembicaraan antara KMT dan TPP untuk bekerja sama melawan DPP, namun upaya tersebut gagal pada Kamis malam setelah terjadi pertikaian antara para pemimpin partai oposisi di depan wartawan dan ditayangkan langsung di saluran televisi Taiwan di ruang konferensi di Taiwan.
Pasangan Gou, aktris Tammy Lai, yang membintangi drama Netflix terkenal, harus melepaskan kewarganegaraan AS-nya untuk mendukungnya.
Dia tidak mempunyai rencana untuk mendapatkan kembali paspor Amerikanya, kata kantor Lai.
Pilihan Editor: Mahasiswa ITS Ciptakan Aplikasi Point of Sale and Marketing Bernama WarungKu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.