TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah jet penumpang Virgin Atlantic yang ditenagai oleh 100% bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) menyelesaikan perjalanan dari London ke New York pada hari Selasa waktu Amerika Serikat atau Rabu, 29 November 2023. Penerbangan ini menunjukkan potensi opsi rendah karbon, yang hanya merupakan sebagian kecil dari bahan bakar industri.
Ini bukan penerbangan semacam ini yang pertama kali. Industri penerbangan ini pernah melakukan demonstrasi untuk menyoroti aspirasi mereka dalam mengurangi emisi, dan meminta dukungan pemerintah. Memang benar, penerbangan hari Selasa hanya membawa miliarder pendiri Virgin, Richard Branson, dan beberapa orang lainnya. Mereka dijadwalkan kembali ke London menggunakan bahan bakar jet konvensional.
Maskapai penerbangan mengandalkan bahan bakar yang terbuat dari limbah untuk mengurangi emisi mereka hingga 70%. Namun tingginya biaya dan ketatnya pasokan bahan yang diperlukan dalam membuat SAF, menjadikan produksi skala besar menjadi sulit. SAF menyumbang kurang dari 0,1% total bahan bakar jet global yang digunakan saat ini dan harganya tiga hingga lima kali lipat dibandingkan bahan bakar jet biasa.
Penerbangan yang dioperasikan oleh Virgin Boeing 787 yang ditenagai mesin Rolls-Royce Trent 1000 ini merupakan pertama kalinya sebuah pesawat komersial melakukan penerbangan jarak jauh dengan SAF 100%. Tidak ada penumpang atau kargo yang membayar.
"Ini akan memakan waktu cukup lama sebelum kita bisa mendapatkan cukup bahan bakar sehingga semua orang bisa terbang. Tapi Anda harus memulainya dari suatu tempat," kata Branson di London sebelum pesawat lepas landas.
Penerbangan bukanlah industri yang mudah untuk didekarbonisasi dibandingkan dengan perjalanan darat, dan industri ini menyumbang sekitar 2-3% emisi karbon global.
Mesin yang digunakan secara komersial belum disertifikasi untuk terbang dengan SAF lebih dari 50% dan sebagian besar penerbangan memadukan jumlah SAF yang jauh lebih rendah dengan bahan bakar jet tradisional.
SAF sudah digunakan dalam mesin jet sebagai bagian dari campuran minyak tanah tradisional, tetapi setelah uji darat berhasil, Virgin dan mitranya Rolls-Royce, Boeing, BP dan lainnya mendapat izin untuk terbang menggunakan hanya SAF dari Administrasi Penerbangan Federal AS, regulator Kanada dan Inggris.
Penerbangan tersebut lepas landas pada pukul 11.49 GMT dari Bandara Heathrow London bersama Branson, Kepala Eksekutif Virgin Atlantic Shai Weiss dan Menteri Transportasi Inggris, Mark Harper, di dalamnya. Pesawat mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy di New York pada pukul 14.05 EST (19.05 GMT), 35 menit lebih awal, dan disambut antara lain oleh Wakil Menteri Transportasi AS Polly Trottenberg.
Harper mengatakan kepada Reuters setelah mendarat di New York bahwa penerbangan itu lancar.
“Jika Anda tidak mengetahui bahwa ini adalah penerbangan yang 100% SAF, tidak akan ada yang menyadarinya,” katanya, seraya menyebut penerbangan tersebut sebagai tonggak penting menuju penerapan 100% SAF. Data dari penerbangan tersebut "akan sedekat mungkin dengan menjalankan penerbangan reguler."
Dia dan Trottenberg berencana untuk bertemu pada hari Rabu dengan komunitas investor di New York "tentang apa yang mereka cari ketika berinvestasi dalam produksi SAF - apakah ada hambatan, apakah ada kegagalan pasar, apakah ada hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk membantu mendapatkan barang-barang ini?" melewati batas."
Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan penerbangan hari Selasa sebagian besar terbuat dari minyak goreng bekas dan limbah lemak hewani yang dicampur dengan sedikit minyak tanah aromatik sintetis yang terbuat dari limbah jagung, kata Virgin Atlantic.
Industri ini berharap bahwa penerbangan Virgin akan menyoroti kepada pemerintah perlunya mereka memberikan dukungan keuangan agar SAF lebih mudah tersedia.
Kunci untuk melakukan dekarbonisasi penerbangan jarak jauh adalah melalui SAF, dan untuk itu, semua orang perlu berbagi beban, kata Weiss. Dia menambahkan bahwa ke depan, harga bahan bakar penerbangan berkelanjutan akan meningkat dan mereka “harus membaginya dengan konsumen, dunia usaha, dan perusahaan minyak besar”.
Kelompok advokasi lingkungan Stay Grounded menyebut penerbangan tersebut sebagai "gangguan ramah lingkungan".
“Apa yang sangat dibutuhkan adalah mengurangi pembakaran bahan bakar fosil jet, yang berarti mengurangi penerbangan sedapat mungkin,” kata Magdalena Heuwieser, yang mewakili jaringan tersebut.
TANTANGAN INDUSTRI
Pesawat Airbus A330 versi militer Inggris terbang dengan bahan bakar tersebut pada Desember lalu, kata pemasok bahan bakar Air bp. Emirates Dubai mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah menerbangkan A380, pesawat terbesar di dunia, menggunakan SAF untuk salah satu dari empat mesin.
Pekan lalu, jet bisnis Gulfstream G600 yang menggunakan bahan bakar yang sama berhasil melintasi Atlantik.
Banyak maskapai penerbangan Eropa – termasuk Virgin, British Airways milik IAG, dan Air France – mengatakan mereka ingin menggunakan 10% SAF pada tahun 2030. Sasaran industri ini adalah emisi “net zero” pada tahun 2030. 2050 bergantung pada peningkatan pangsa tersebut menjadi 65%.
CEO Rolls-Royce Tufan Erginbilgic mengatakan SAF adalah satu-satunya solusi untuk melakukan dekarbonisasi penerbangan komersial dalam jangka menengah, namun para analis mengatakan target tahun 2030 tampak menantang mengingat volume SAF yang kecil dan biayanya yang tinggi.
Pada bulan Oktober, pimpinan IAG memperingatkan bahwa terdapat lebih dari 90% risiko bahwa industri ini tidak akan memenuhi mandat Uni Eropa untuk ketersediaan SAF pada tahun 2025. Pihak lain mengatakan pemerintah belum memberikan dukungan yang cukup kepada industri.
Virgin mengatakan mesin pada penerbangan tersebut akan dikosongkan dari SAF dan diuji sebelum kembali beroperasi menggunakan bahan bakar minyak reguler.
Pilihan Editor: Emisi CO2 Sistem Pangan Peternakan Jadi Sorotan COP28 di Dubai
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
