TEMPO.CO, Jakarta - Hasil kampanye TB Warriors 2.0 oleh Johnson & Johnson Indonesia menunjukkan kesadaran akan tuberkulosis atau TBC meningkat secara signifikan. Menurut catatannya, kampanye ini mampu memantik sekitar 24 ribu generasi muda usia 18 hingga 24 tahun untuk memeriksa kesehatan mereka, baik secara daring atau mengunjungi pusat kesehatan setempat.
Kampanye dilakukan guna membantu memberdayakan generasi muda dalam misi mengakhiri TBC. Berdasarkan catatan secara global, TBC telah merenggut 1,3 juta jiwa pada 2022.
Rangkaian kampanye dilakukan secara hibrida sejak Juni sampai September 2023. TB Warriors 2.0 melakukan kegiatan edukasi di beberapa kampus di kota besar Indonesia, mulai dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia.
Program ini menjangkau sekitar 7.387 orang mahasiswa dan melakukan pemeriksaan kepada hampir 1.000 mahasiswa. Dari hasil skrining yang dilakukan, 147 orang dengan gejala TBC teridentifikasi setelah 2 bulan kampanye dimulai. Kampanye ini didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Stop TB Partnership Indonesia, Indonesia Muda untuk TB (IMUT), serta Yayasan Pijar.
Regional Public Health Impact & Strategy Lead, Johnson & Johnson Pharmaceutical for Southeast Asia & India Juliana Chin mengatakan kaum muda dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam mengubah persepsi masyarakat mengenai TBC dan meningkatkan kesadaran. Upaya ini dikatakannya sangat tepat, mengingat 40 persen dari populasi Indonesia terdiri
dari kaum muda yang berusia antara 15 sampai 24 tahun.
Menurut Juliana, tingkat penularan TBC pada kelompok usia tersebut dapat mencapai 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan populasi lain. Namun, 82 persen dari mereka saat ini justru tak mencari pengobatan karena kurangnya kesadaran akan gejala TBC, stigma negatif dan faktor lainnya.
"Oleh karena itu, melalui TB Warriors 2.0, kami fokus berupaya untuk lebih melibatkan kaum muda dalam memerangi TBC di negara-negara Asia Tenggara dan mendorong untuk mencari pengobatan bagi diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar," ujar Juliana dalam diskusi daring pada Senin, 4 Desember 2023.
Johnson & Johnson menggunakan metode gamifikasi dan keterlibatan digital sebagai pendekatan utama untuk menyebarkan informasi tentang TBC. Metode gamifikasi lainnya dapat ditemukan di situs web yang juga berfungsi sebagai alat skrining daring mandiri. Selain itu, generasi muda dapat menemukan lokasi yang dapat dikunjungi untuk layanan kesehatan di rumah sakit TBC di Indonesia.
Alasan pemilihan metode ini adalah data hampir tiga perempat generasi muda di seluruh dunia menggunakan internet. Dengan demikian, mereka dianggap mahir memanfaatkan media sosial dan teknologi baru.
“Kami berharap lebih banyak generasi muda akan bergabung dalam upaya kami untuk mengakhiri TBC dengan meningkatkan kesadaran tentang TBC, mendorong perilaku mencari pengobatan, dan mendorong diagnosis dini,” ujar Juliana.
Ketua Indonesia Muda Untuk TBC (IMUT) Siva Anggita menyatakan lembaganya akan turut mendorong perilaku sehat, membangun kesadaran masyarakat dan mengurangi stigma. Tujuannya tak lain meningkatkan diagnosis dini TBC di kalangan anak muda. Upaya tersebut telah dilakukan melalui berbagai kegiatan edukasi dan advokasi di tiga kampus di Indonesia, seperti kampanye media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan TBC.
"IMUT berkomitmen memberikan dukungan kepada masyarakat, terutama yang berasal dari populasi muda, dengan memberikan informasi yang benar terkait TBC dan bagaimana mengakses layanan kesehatan serta mengurangi stigma dan diskriminasi,” kata Siva dalam kesempatan yang sama.
Pilihan Editor: BRIN Sebut Tuberkulosis Penyakit Kuno, Indonesia Terbanyak Kedua setelah India