TEMPO.CO, Jakarta - Pembuat roket dan satelit SpaceX pada hari Rabu waktu Amerika Serikat atau Kamis, 4 Januari 2024 WIB, dituduh oleh agen tenaga kerja AS karena secara tidak sah memecat delapan karyawannya karena menyebarkan surat yang menyebut pendiri dan CEO Elon Musk sebagai “gangguan dan rasa malu.”
Mengutip Reuters, seorang pejabat regional di Dewan Hubungan Perburuhan Nasional (NLRB) mengeluarkan keluhan yang mengklaim SpaceX melanggar hak-hak pekerja berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan federal untuk bersatu dan mengadvokasi kondisi kerja yang lebih baik.
Surat yang dikirimkan kepada eksekutif SpaceX pada Juni 2022 berfokus pada serangkaian tweet yang dibuat Musk sejak tahun 2020, banyak di antaranya bernuansa seksual. Para karyawan mengklaim pernyataan Musk tidak sejalan dengan kebijakan perusahaan mengenai keberagaman dan pelanggaran di tempat kerja, dan meminta SpaceX untuk mengutuk pernyataan tersebut.
Pengaduan tersebut juga menuduh SpaceX menginterogasi karyawan terkait surat tersebut, meremehkan pekerja yang terlibat, dan mengancam akan memecat pekerja yang melakukan aktivitas serupa.
SpaceX tidak segera menanggapi permintaan komentar.
SpaceX memiliki "budaya beracun" yang menoleransi pelecehan, terutama terhadap perempuan, kata Deborah Lawrence, salah satu karyawan yang dipecat, dalam pernyataan yang diberikan oleh pengacaranya.
“Kami menulis surat terbuka kepada pimpinan bukan karena niat jahat, tapi karena kami peduli dengan misi dan orang-orang di sekitar kami,” kata Lawrence.
Penasihat umum NLRB bertindak seperti jaksa dan membawa kasus ke dewan beranggotakan lima orang yang ditunjuk oleh presiden.
Jika SpaceX tidak menyelesaikannya, kasus tersebut akan disidangkan oleh hakim administratif, yang keputusannya dapat diajukan banding ke dewan dan kemudian ke pengadilan banding federal. Sidang dijadwalkan pada 5 Maret.
Ketika NLRB menemukan bahwa pemecatan melanggar undang-undang ketenagakerjaan, NLRB dapat memerintahkan agar para pekerja dipekerjakan kembali dan diberikan gaji kembali. Jika SpaceX terbukti melanggar hukum, SpaceX juga dapat menghadapi hukuman yang lebih berat di masa depan di hadapan dewan.
Kasus ini adalah yang terbaru yang menuduh perusahaan-perusahaan yang dijalankan oleh Musk melanggar hak-hak karyawan berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan dan ketenagakerjaan.
Reuters pada bulan November mendokumentasikan setidaknya 600 cedera di tempat kerja yang sebelumnya tidak dilaporkan di fasilitas SpaceX, termasuk anggota tubuh yang remuk, sengatan listrik, cedera kepala, dan satu kematian. SpaceX tidak menanggapi permintaan komentar atas temuan tersebut.
Pada bulan Oktober, NLRB mengeluarkan keluhan yang menuduh X, layanan media sosial milik Musk yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, memecat seorang karyawan secara ilegal karena tweet yang menantang kebijakan kembali ke kantor perusahaan. X membantah melakukan kesalahan.
Dan pembuat kendaraan listrik Tesla Inc (TSLA.O), di mana Musk adalah CEO, telah menghadapi beberapa keluhan NLRB di tengah kampanye pengorganisasian serikat pekerja dan sejumlah tuntutan hukum yang menuduh meluasnya diskriminasi ras di pabriknya. Tesla mengatakan pihaknya tidak menoleransi diskriminasi.
Pilihan Editor: 15 Kampus Jurusan Teknik Mesin Terbaik di Indonesia, ITS Posisi ke-3
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.