TEMPO.CO, Jakarta - Hujan dan langit yang redup, menurut prediksi cuaca BMKG, masih akan bertahan di wilayah Jabodetabek sepanjang hari ini, Senin 29 Januari 2024. Cuaca seperti ini telah terjadi sejak Sabtu lalu di mana hujan sudah turun sejak pagi bahkan dinihari.
Dalam penjelasannya, peneliti klimatologi di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, BRIN, Erma Yulihastin, menyebut ada peran penguatan angin dari utara di balik cuaca tersebut. Ini ditandainya dari kejadian hujan dinihari atau pagi yang deras di Jakarta dan sekitarnya.
"Ada peran penguatan angin dari utara yang memperkuat Monsun Asia pertanda musim hujan," kata dia, Senin pagi. Artinya, dia menambahkan, "Angin monsun jadi mempunyai kekuatan optimal untuk membuat hujan persisten di Jakarta."
Erma menjelaskan penguatan itu sebagai fenomena Cross Equatorial Northerly Surge (CENS). Kerap disebut pula sebagai seruak dingin dari Siberia, fenomena ini juga yang bisa bikin hujan ekstrem terkonsentrasi di Jakarta.
Dan, banjir-banjir besar di Jabodetabek, disebutkan Erma, biasanya hujannya ekstrem (lebih dari 100 mm per hari). "Terakhir banjir besar 2020, hujan mencapai 266 mm dalam satu hari," katanya.
Untuk peristiwa terkini, Erma mengungkap data perkiraan intensitas hujan yang akan melonjak, bisa mencapai 800 mm di Jakarta dan sekitarnya, selama periode 10 hari mendatang--hingga pekan pertama Februari. Itu artinya bisa hujan lebat terus dengan intensitas 80 mm per hari (kriteria hujan lebat adalah lebih dari 50 mm per hari) selama sepuluh hari.
Atau, kata Erma, "Bisa juga terjadi hujan ekstrem dalam satu hari."
Pilihan Editor: Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Kerja Sama dengan Pinjol untuk Mahasiswanya Bisa Tetap Bayar UKT