Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BRIN: Waspada Cuaca Ekstrem Menjelang Coblosan Pemilu Serentak 2024

image-gnews
Ilustrasi cuaca ekstrem. ANTARA/Saiful Bahri
Ilustrasi cuaca ekstrem. ANTARA/Saiful Bahri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Waspada risiko cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di pengujung masa kampanye pemilu serentak 2024. Diperkirakan, saat ini hingga 10 Februari mendatang adalah puncak dari musim hujan. Dalam periode ini, intensitas hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di Jabodetabek, sangat berpeluang ke taraf ekstrem. 

"Peluang bahaya dan risikonya besar, diharapkan ada mitigasinya dan upaya yang kuat dari lintas sektor," kata peneliti klimatologi di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, saat ditemui usai Media Lounge Discussion BRIN, Rabu 31 Januari 2024.

Erma menuturkan, intensitas hujan di wilayah Jabodetabek saat ini masih berada pada taraf 40 milimeter per hari. Bila kondisi ini masih bertahan hingga sepanjang puncak musim hujan nanti maka dampak cuaca ekstrem bisa dihindari. Namun, dia menambahkan, cuaca ekstrem tidak mudah diperkirakan.  

"Intensitas hujannya sejauh ini belum ada yang sampai di atas 100 milimeter per hari. Tapi, kalaupun nanti terjadi juga, kita harus siapkan langkahnya dari sekarangi, " ucap Erma. 

Erma memberikan gambaran, intensitas hujan yang berada di atas ambang batas 109 mm per hari sampai 10 Februari nanti akan mampu menyebabkan banjir besar di Jabodetabek. "Sebagian wilayah Jabodetabek akan serentak dilanda banjir dan dampaknya akan semakin luas." 

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin saat ditemui seusai acara Media Lounge Discussion perihal cuaca ekstrem, Rabu 31 Januari 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernyataan Erma itu senada dengan data yang dimiliki Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG. Berdasarkan analisis dan pemantauan data cuaca terkini yang dikutip dari situs resminya, disebutkan bahwa potensi hujan ringan hingga lebat masih dapat terjadi di beberapa wilayah Indonesia hingga 28 Februari 2024.

Intensitas hujan yang diperkirakan BMKG ini menunjuk angka rata-rata 118 mm per hari di wilayah Banten, lalu di Bali sebesar 73,9 mm per hari, di NTT 70,0 mm per hari, di Jakarta 62 mm per hari, dan di DIY 56,4 mm per hari.

"Kondisi ini dipicu oleh aktivitas Monsun Asia yang disertai seruakan dingin sehingga berpengaruh terhadap massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator," bunyi keterangan yang menyertai. 

Lebih lanjut, peningkatan intensitas hujan hingga Februari 2024 mendatang turut dipicu oleh aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya awan hujan. Lalu juga terdapat pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di selatan ekuator sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.

Pilihan Editor: Ribuan Warganet Dukung Petisi Usut Kematian Gajah Rahman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

32 menit lalu

ilustrasi menyiram air untuk mengurangi dampak dehidrasi. Shutterstok
Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.


Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

3 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas. Sumber: Reuters / Pascal Rossignol / rt.com
Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 jam lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

7 jam lalu

Rekaman seismograf Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, yang merekam gempa M6,2 yang berpusat di laut selatan Jawa Barat pada Kamis malam, 27 April 2024. Pusat gempa berada 156 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut. FOTO/Badan Geologi.
Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.


Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

8 jam lalu

Area persawahan yang kering di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 September 2023. Kekeringan yang telah terjadi di beberapa daerah di Indonesia merupakan dampak dari El Nino. TEMPO/Tony Hartawan
Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.


Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

8 jam lalu

Sejumlah warga berjalan saat hujan di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. BPBD DKI Jakarta menyampaikan potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat disertai kilat atau angin kencang, dimana kondisi tersebut dipicu aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.


Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

9 jam lalu

Ilustrasi - Pejalan kaki menggunakan payung untuk berlindung dari hujan saat melintas di pedestrian MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 5 Desember 2023. (ANTARA FOTO/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)
Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.


Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

15 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat thermometer pengukur suhu udara di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG


Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

22 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.


BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

1 hari lalu

Fasilitas riset Cryo-EM BRIN yang berada di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor. Dok. Humas BRIN
BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.