TEMPO.CO, Makassar - Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengungkap target kecepatan internet 765 Mbps saat RI genap berusia 100 tahun pada 2045 mendatang. Itu artinya kecepatan internet yang 30 kali lebih cepat daripada saat ini.
"Percepatan internet Indonesia masih rendah. Saat ini baru 24,9 Mbps sehingga dalam 21 tahun mendatang kita harus melompat 30 kali," ujar Budi Arie Setiadi di Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis 1 Februari 2024.
Menkominfo meresmikan pembangunan Fasad dan Gedung UPT Balai/Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio (SFR) Kelas I Makassar, di Gowa. Dikatakannya kalau pemerintah terus berupaya membangun jaringan untuk percepatan dan merealisasikan visi Indonesia Digital 2045.
"Dibutuhkan pemahaman bersama dan langkah-langkah implementasi yang terukur dan selaras antara lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat," kata dia menambahkan.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Kominfo, Ismail, mengatakan Gedung UPT Balai/Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio (SFR) Kelas I Makassar dilengkapi dengan alat-alat monitor spektrum frekuensi radio tetap maupun stasiun bergerak.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, saat meresmikan pembangunan Fasad dan Gedung UPT Balai/Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio (SFR) Kelas I Makassar, di Gowa, Kamis 1 Februari 2024.
Kantor balai monitoring itu bertugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian di bidang penggunaan spektrum frekuensi radio. Kegiatannya akan meliputi kegiatan pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitoring, penerbitan, dan lain-lain. Dalam istilah Ismail, penjaga gawang spektrum frekuensi radio.
"(Frekuensi radio) Ini adalah sumber daya alam terbatas yang digunakan cukup banyak sektor kehidupan salah satunya frekuensi untuk penerbangan, bagaimana kita menjaga dan mengawal komunikasi antara pilot dengan menara kontrol," katanya.
Penggunaan lainnya adalah di sektor kebencanaan. "Karena setelah terjadinya gempa bumi jika ada potensi tsunami seluruh alat-alat yang digunakan oleh BMKG dan para BNPB itu semua menggunakan spektrum frekuensi radio," tutur Ismail.
Saat ini terdapat 19 gedung balai monitoring di seluruh Indonesia termasuk di Gowa. Menurut Ismail, tugas balai ke depannya semakin berat karena sistem komunikasi bertumbuh cepat dan berbagai teknologi baru yang hadir saat ini terus berkembang dengan baik.
Pilihan Editor: Pakar Antropologi Hukum Ini Peringatkan 21 Etnik Bisa Punah gara-gara IKN