TEMPO.CO, Jakarta - Jawa Tengah masih berpotensi mengalami hujan lebat pada hari ini, Kamis 8 Februari 2024. BMKG memberikan peringatan dini cuaca yang sama untuk 26 provinsi lainnya.
Hujan lebat itu, kata BMKG dikutip dari web.meteo.bmkg.go.id, dapat disertai petir dan angin kencang. Di Pulau Jawa, peringatan dini cuaca ini diberikan kepada DI Yogyakarta dan Jawa Timur, selain Jawa Tengah.
Untuk peringatan dini cuaca yang berlaku 7-9 Februari tersebut, BMKG mengungkap adanya bibit Siklon Tropis 94P terpantau di Laut Karang sebelah utara Autralia. Bibit siklon itu membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Laut Arafuru hingga sekitar lokasi bibit siklon itu.
BMKG juga memantau adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat Aceh. Sirkulasi siklonik ini membentuk konvergensi di Samudera Hindia sebelah barat Lampung.
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang di Riau, Lampung, Selat Sunda, Laut Jawa, Samudera Hindia sebelah selatan Jawa, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Timur bagian selatan, Kalimantan Utara, Laut Flores, Laut Banda, Laut Seram, Samudera Pasifik sebelah utara Papua.
Sementara, daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Laut Jawa, Sulawesi bagian tengah hingga selatan, Laut Flores, dan Laut Banda. "Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang konvergensi atau konfluensi tersebut," kata BMKG.
Posisi dan Penyebab Hujan Ekstrem Jawa Tengah
Peneliti di Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, menjelaskan pola hujan di Jawa Tengah yang belakangan memicu banjir di sejumlah wilayah itu. Menurut Erma, hujan di Jawa Tengah cenderung merata dan meluas mulai siang.
"Intensitas tinggi atau ekstrem terkonsentrasi di sepanjang pesisir utara Jawa Tengah," kata dia lewat akun media sosial X, Rabu 7 Februari 2024.
Erma menerangkan, penyebab hujan ekstrem akibat aktivitas penjalaran gelombang atmosfer ekuatorial Rossby yang kuat dari timur ke barat. Lebih spesifik, doktor bidang klimatologi ini menunjuk wilayah 105-120 derajat BT.
Gelombang Rossby, kata dia, telah berperan menambah kelembapan yang tinggi dari Samudera Pasifik menuju wilayah konvergensi di Laut Jawa. "Pahami perilaku hujan ekstrem yang terjadi di Jabodetabek, Jateng, dan Jatim agar kita dapat meningkatkan kesiapsiagaan," kata Erma lagi.
Pilihan Editor: Disebut-sebut oleh Prabowo-Gibran, Ini Penjelasan Dana Abadi Pendidikan