Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

image-gnews
Seorang warga berjalan di dekat instalasi
Seorang warga berjalan di dekat instalasi "Art Eggcident" karya seniman Belanda Henk Hofstra di trotoar Faria Lima Avenue, di Sao Paulo, Brasil, 18 September 2023. Instalasi urban karya seniman Belanda, Henk Hofstra tersebut digelar untuk menarik perhatian publik di tengah isu pemanasan global. REUTERS/Amanda Perobelli
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan. Copernicus Climate Change Service di Uni Eropa mengukurnya 1,7 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata bulanan di periode sebelum revolusi industri, 1850-1900. 

Januari 2024 menjadikan sudah ada 12 bulan yang suhu udara rata-ratanya lebih panas lebih dari 1,5 derajat Celsius daripada suhu rata-rata bulanan 1850-1900. 

"Tahun 2024 dimulai dengan sebuah rekor lagi untuk bulan terpanas," kata Samantha Burgess, Wakil Direktur Copernicus Climate Change Service dalam pernyataannya. "Reduksi cepat emisi gas rumah kaca adalah satu-satunya cara untuk menghentikan meningkatnya suhu global."

Pada Konferensi Iklim di Paris pada 2015, negara-negara menyepakati untuk mencoba menghentikan peningkatan suhu pemanasan global lebih dari 1,5 derajat Celsius di atas masa pra-industri. Dan, para ilmuwan iklim belum akan memandang batasan 1,5 derajat itu terlewati sampai suhu global jangka panjang rata-rata tetap di angka itu selama beberapa tahun.

Saat ini, menurut Richard Betts dari Kantor Meteorologi Inggris, rata-rata suhu global jangka panjang 1,25 derajat Celsius di atas masa pra-industri. Tapi, dengan emisi karbon yang masih terus meningkat, dia memastikan batas 1,5 derajat Celsius itu akan segera terlewati, kemungkinan sekitar 2030.

Suhu global rata-rata jangka panjang meningkat sejalan dengan proyeksi model-model iklim. Meski begitu, menghangatnya suhu yang ekstrem cepat dalam stahun atau dua tahun belakangan jauh melampaui perkiraan via pemodelan. 

Di antara rekor-rekornya yang lain, 2023 juga memberi hari pertama di mana suhu-rata-ratanya lebih panas lebih dari 2 derajat Celsius dibandingkan rata-rata suhu harian 1850-1900.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masih belum jelas kenapa suhu global telah menghangat dengan sangat cepat dan untuk berapa lama kondisi ini akan bertahan. Beberapa faktor yang mungkin telah menguatkan pemanasan global itu termasuk erupsi Gunung Api Tonga pada 2022 lalu. 

Gunung Tonga di Samudera Pasifik sebelah selatan erupsi memuntahkan sejumlah besar air ke stratosfer. Juga faktor reduksi polusi aeorosol dari kapal laut.

Satu studi pada 2017 malah menduga bahwa hasil pengukuran selama ini memiliki deviasi sekitar 0,2 derajat Celsius. Satu studi lainnya adalah yang rilis belum lama ini, yang mengukur pemanasan global berdasarkan analisis terhadap kerangka hewan laut sea sponge. 

Hasilnya, perubahan suhu pemanasan global mungkin 0,5 derajat Celsius lebih tinggi lagi daripada hasil pengukuran selama ini. Artinya, berdasarkan studi-studi itu, batas 1,5 derajat Celsius sebenarnya sudah terlibas--tapi ilmuwan iklim lain belum yakin.

NEW SCIENTIST, REUTERS

Pilihan Editor: ITB Tawarkan Pinjol kepada Mahasiswanya, Dosen Unair Bandingkan dengan di Kampusnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

4 hari lalu

Seorang warga mencari kepiting di kawasan mangrove Desa Simandulang, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Kamis 14 Desember 2023. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bahagia Giat Bersama melakukan pelestarian mangrove seluas 25 hektare untuk mempertahankan fungsi ekosistem mangrove Indonesia diakui dunia sebagai upaya mitigasi perubahan iklim, perlindungan kawasan pesisir, pencegahan abrasi dan tempat hidup  biota laut serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat .ANTARA FOTO/Yudi/wpa.
Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.


Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

4 hari lalu

Sejumlah kendaraan bermotor melintas di Jalan KH Abdullah Syafei, Kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan kendaraan bermotor menyumbang 47 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Ibu Kota sehingga akan dilakukan pembatasan lalu lintas kendaraan.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.


Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

5 hari lalu

Seremoni program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, yang akan menggabungkan modal pemerintah dan swasta untuk mempercepat investasi, 19 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

9 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

14 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

32 hari lalu

Warga beraktivitas di pinggir Waduk Cacaban, Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 11 September 2018. Akibat musim kemarau tahun ini, volume air di salah satu waduk penyuplai di wilayah Pantura itu menyusut hingga lebih dari puluhan meter sehingga mengancam kekeringan, terutama persawahan di sejumlah wilayah itu. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.


Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

32 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

38 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

38 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.