TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kelompok Kerja Politik Greenpeace Indonesia, Khalisah Khalid menanggapi kemenangan pasangan calon presiden nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, mengatakan bahwa dalam lima tahun ke depan bisa diprediksi Indonesia berpotensi tetap akan menghadapi tantangan besar bahkan jauh lebih berat, khususnya dalam konteks persoalan kemunduran demokrasi dan ketidakadilan penegakan hukum dan HAM.
"Di mana agenda lingkungan hidup dan iklim hanya bisa dijalankan jika ruang demokrasi dibuka serta keadilan penegakan hukum dan HAM menjadi basisnya," ucap Khalisah kepada Tempo, Jumat, 16 Februari 2024.
Walaupun demikian, ia menyatakan sebagai rujukan akhir bersama, masih perlu menunggu hasil perhitungan resmi atau real count dari Komisi Pemilihan Umum atau KPU selesai. "Mari kita tunggu dan kawal proses perhitungan suara manual yang masih berlangsung, apalagi masih ada TPS-TPS yang melakukan pemungutan suara susulan," ungkapnya.
Menyangkut hasil pemilu legislatif, menurut dia, tentu menarik dicermati. Ia berharap ada sejumlah partai politik yang akan memainkan peran sebagai oposisi yang kuat dan konsisten. "Berbagai kebijakan yang salah arah serta dugaan pelanggaran konstitusi, hukum, dan bahkan etika yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, terjadi karena ketiadaan oposisi di parlemen yang kuat dan menjadi penyeimbang terhadap berbagai kebijakan politik dan kekuasaan yang ugal-ugalan," ucapnya.
Menurut dia, jika pun Prabowo-Gibran akhirnya dinyatakan menang oleh KPU, bakal banyak catatan yang terkait dengan isu lingkungan yang telah tercantum dalam visi-misi yang bakal jadi rujukan kebijakan. "Keinginan mereka untuk melanjutkan program-program Jokowi, seperti di IKN dan Rempang, akan menjadi kabar buruk untuk masyarakat adat dan lokal yang sudah terpinggirkan oleh proyek-proyek pemerintah selama ini," ujarnya.
Terlepas dari semua itu, menurut Khalisah, Greenpeace mengajak gerakan masyarakat sipil, komunitas dan warga negara untuk terus berani dan memilih bersuara dan bergerak bersama. Selain itu membangun kekuatan gerakan masyarakat sipil sebagai oposisi/kelompok penyeimbang di luar parlemen, serta terus memperkuat kesadaran politik warga melalui konsistensi pendidikan politik dan pengorganisasian.
"Ini tidak mudah. Partai politik seharusnya menjalankan tugas dan peran tersebut, tapi mau tidak mau, kita sebagai masyarakat sipil juga harus menjalankan peran tersebut dengan lebih solid, tangguh, dan gigih lagi ke depannya," ungkapnya.
Ia menyebutkan sangat penting bagi masyarakat sipil untuk terus bersikap kritis dan mengingatkan siapa pun elite pemerintahan mendatang agar tidak lagi menyokong dan menjalankan politik kekuasaan yang ugal-ugalan, serta tidak pula melanjutkan dan meneruskan kebijakan pembangunan yang nyata-nyata malah merugikan masyarakat adat dan lokal di tingkat tapak, melanggengkan pelanggaran HAM, dan merusak lingkungan.
Hasil real count sementara versi Komisi Pemilihan Umum atau KPU pada Jumat pagi, 16 Februari 2024, masih menunjukkan paslon nomor urut dua Prabowo-Gibran Rakabuming Raka unggul dari dua paslon lainnya.
Dilansir dari situs resmi KPU, hingga pukul 09.30 WIB, proses penghitungan suara di angka 417.089 dari 823.236 Tempat Pemungutan Suara atau TPS, dengan persentase 50.66 persen. Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan suara 30.224.843 (56.8 persen) suara, disusul paslon nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan perolehan suara 13.427.157 (25.23 persen), dan paslon nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan perolehan suara 9.559.888 (17.97 persen).
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.