Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

image-gnews
Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bangsa serangga mungkin kini harus berjuang lebih keras untuk menemukan bunga. Penyebabnya, dugaan polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga.

"Dalam beberapa tahun ini, ada perhatian yang semakin besar terhadap 'polusi sensorik'," kata Jeff Riffell, profesor di Departemen Biologi, University of Washington, Seattle, Amerika Serikat 

Kata Jeff, polusi itu, yang datang dari aktivitas manusia, "Dapat mengubah perilaku kehidupan liar dengan cara mengubah atau mengintroduksi stimulan baru."

Polusi bising, misalnya, telah ditunjukkan mempengaruhi kicauan burung dan mungkin berhubungan dengan semakin seringnya kejadian paus terdampar. Polusi cahaya, sementara itu, bisa mengacaukan sejumlah hewan migrasi, termasuk burung-burung dan penyu. 

Tapi masih sedikit yang diketahui tentang bagaimana aktivitaas manusia telah berdampak kepada indera penciuman hewan-hewan. Ini yang melatari Riffell dan timnya meneliti apa saja efek polutan antropogenik pada hewan penyerbuk. 

Mereka fokus kepada molekul radikal ozon dan nitrat, polutan-polutan yang tercipta dari interaksi antara emisi kendaraan bermotor dengan gas-gas di atmosfer. Keduanya juga dikenal bereaksi dengan senyawa-senyawa yang dilepaskan bunga, sehingga mengubah baunya.   

Jeff dan timnya mengumpulkan senyawa-senyawa yang dilepaskan pale evening-primrose (Oenothera pallida), jenis bunga gurun yang ditemukan di Amerika Utara. Kedua polutan dibuktikan oleh tim mampu memecah senyawa aroma bunga primrose itu, dengan radikal nitrat melakukannya lebih parah. 

Untuk mempelajari apakah perubahan ini mengubah perilaku hewan penyerbuk utama, para peneliti lalu bereksperimen dengan spesies ngengat elang, termasuk white-lined sphinx (Hyles lineata). Dipaparkan kepada jenis serangga itu bunga-bunga pale evening primrose yang melepaskan aroma alami dan yang telah dimanipulasi untuk melepaskan aroma yang sudah terdegradasi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya, bunga-bunga yang merilis aroma yang sudah tidak asli itu didapati dikunjungi 70 persen lebih sedikit. "Frekuensi kunjungan yang anjlok ini dapat mempengaruhi kesehatan bangsa ngengat elang," kata Rifell seperti yang juga dipaparkan dalam laporan penelitian yang terbit di Jurnal Science, 8 Februari 2024.

Dampaknya juga bisa menyasar ekosistem yang lebih luas. Para peneliti mengkalkulasi bahwa penurunan frekuensi kedatangan ngengat elang berkorelasi dengan pengurangan hingga sebesar 28 persen pada jumlah buah yang dihasilkan tanaman atau pohonnya.

Juga, menurut model yang dikembangkan tim peneliti itu, jarak ngengat elang bisa mengendus bunga-bunga telah surut dari sekitar dua kilometer era revolusi industri menjadi hanya beberapa ratus meter saja saat ini.

"Ini menambahkan alasan bahwa kita harus beralih ke sumber-sumber energi yang tidak melibatkan pembakaran," kata anggota tim peneliti, Joel Thornton, juga dari University of Washington. 

Kimiawan yang juga profesor di Departemen Ilmu Atmosfer itu menambahkan, “Jika kita dapat mengurangi emisi nitrogen oksida, ini akan menjadi kemenangan untuk kaualitas udara dan juga pertanian dan ekosistem."   

NEWSCIENTIST, SCIENCE

Pilihan Editor: Segini Perkiraan Biaya di Binus School, Sekolah Anak Artis Vincent Rompies yang Diduga Melakukan Bullying

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

8 jam lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.


Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

5 hari lalu

Lalat buah. Kredit: Wikipedia
Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.


Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

8 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

8 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.


Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

11 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

28 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

43 hari lalu

Alat pemantau polusi udara Birulangit yang dipasang di Telkom University Bandung. Dok. Tel-U
Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

45 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.


Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

46 hari lalu

Pada Minggu 3 Maret 2024, Kementerian Perhubungan RI meresmikan pengoperasian BISKITA Trans Bekasi Patriot, yang diharapkan menjadi transportasi bus umum yang solutif di wilayah Bekasi. sumber: Suci Sekar/Tempo
Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

Kementerian Perhubungan secara bertahap sejak 2020 meluncurkan angkutan massal dengan sistem Buy the Service (BTS). Kurangi polusi udara dan kemacetan


Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

46 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

Udara Jakarta memburuk menjelang libur panjang akhir pekan. Merujuk data IQAir, kualitas udara Jakarta terburuk ke-10 dari kota besar di dunia.