TEMPO.CO, Bandung - Gunung Ibu di Halmahera, Maluku Utara meletus pada Jumat dinihari, 23 Februari 2024. Letusan diperkirakan terjadi persis pada pergantian hari, dari Kamis.
Asap dari kawah utama erupsi tersebut tampak berwana putih dan kelabu dengan intesitas bervariasi, dari tipis, sedang, hingga tebal. Adapun tinggi kolom abu vuklaniknya bisa mencapai maksimal 1.000 meter dari puncak.
Berdasarkan pantauan kegempaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, letusan tersebut diiringi 18 kali gempa dengan amplitudo 15-28 mm. Durasi guncangan beruntun itu berkisar 24-67 detik. Sejauh ini sudah tercatat adanya 107 kali hembusan panas dengan amplitudo 2-14 mm berdurasi 15-50 detik.
"Hujan abu tipis turun sampai di pemukiman warga arah barat dari Gunung Ibu. Seismik didominasi noise sejak pukul 00.00 sampai dengan 09.08 WIT,” ucap Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangan resmi, Jumat, 23 Februari 2024. Dia mengimbuhkan soal adanya dua pemadaman listrik akibat letusan tersebut.
Gunung api yang memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut (mdpl) kini berstatus level II atau Waspada. Gunung Ibu tercatat sudah mengalami erupsi hingga 38 kali sejak Januari 2024.
Wafid mengimbau masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Ibu agar tidak beraktivitas dalam radius 2 Km, maupun perluasan sektoral hingga 3,5 km, ke arah bukaan bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut, dan mata," katanya.
AMINUDDIN
Pilihan Editor: Bagaimana Puting Beliung Rasa Tornado Bisa Terjadi di Rancaekek? Ini Jawab Peneliti BRIN