TEMPO.CO, BANDUNG - Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB), Agung Harsoyo, turut mempertanyakan lonjakan suara hasil Pemilu 2024 pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang belakangan diduga tidak wajar. Kenaikan jumlah suara secara drastis itu dinilai tidak lazim secara keilmuan.
“Ketidaklaziman ini menurut saya harus diinvestigasi,” katanya saat dihubungi Tempo pada Ahad, 3 Maret 2024.
Menurut Agung, data hasil Pemilu berasal dari sekitar 800 ribu tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di wilayah Indonesia, serta di luar negeri. Pola dari pencoblosan surat suara cenderung random atau acak. “Pola itu, ketika random, kemungkinannya kecil untuk bervariasi dengan lonjakan besar,” ujar dosen dari Kelompok Keahlian Sistem Kendali dan Sistem Komputer di ITB tersebut.
Aliran data surat suara dari TPS di Pulau Jawa dianggap lancar karena disokong infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Pulau Jawa mencapai lebih dari 100 juta orang. “Artinya (suara) yang masuk lebih dulu, secara logika infrastruktur tadi, dari Pulau Jawa dengan jumlah pemilih yang terbesar.”
Pola perolehan suara, Agung meneruskan, sudah terlihat di masa awal perhitungan, sehingga kecil kemungkinan terjadi lonjakan yang tidak wajar atau anomali. Asal lonjakan suara itu dianggap belum jelas. “Tiba-tiba di hari sekian melonjak. (Suara) itu ke mana aja kemarin?” kata Agung.
Dia mengimbuhkan, cara audit melalui pengambilan acak atau sampling di Jawa akan mencerminkan sebaran suara Pemiu 2024 di seluruh Indonesia. Bila ada daerah dengan mayoritas DPT yang memilih PSI, menurut Agung, kecil kemungkinan berada di Pulau Jawa.
“Bisa ditelusuri apakah lonjakan suara dari Pulau Jawa atau bukan,” ucapnya. “Karena kalau dari Pulau Jawa, kok baru terjadi lonjakan sekarang?”
Dugaan anomali sebelumnya mencuat karena jumlah suara PSI sontak melonjak 0,12 hanya dalam 24 jam. Kenaikan itu terjadi bersamaan dengan lonjakan jumlah suara data Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap.
Suara PSI bertambah dari 2.300.600 pada 1 Maret, pukul 12.00 WIB, menjadi 2.402.026 suara atau 3,13 persen, pada Sabtu siang pukul 14.00 WIB, 2 Maret 2024.
Adapun pada Ahad ini, 3 Maret 2024, pukul 14.00 WIB, suara PSI bertambah lagi menjadi 2.403.258. Tambahan itu berbasis penghitungan di 541.734 dari total 823.236 titik TPS. Partai yang kini dipimpin oleh putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tersebut hanya membutuhkan 4 persen suara mendapat kursi di parlemen sesuai syarat ambang batas.
Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menganggap wajar terjadi penambahan suara saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2024.
"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung. Dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” ujar Grace dalam siaran resmi PSI pada, Sabtu, 2 Maret 2024.
ANWAR SISWADI | ANTARA
Pilihan Editor: Mahasiswi Unair Ini Meninggal Menjelang Wisuda, Perantau Asal NTT yang Dikenal Gigih dan Disiplin