Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

image-gnews
Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasonal (BRIN) mengembangkan metode fitoremediasi untuk mengatasi kontaminasi Sesium-137 (Cs-137), unsur radioaktif yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir, terhadap lingkungan.

Cs-137 mudah larut dalam air, sehingga jika mengkontaminasi lingkungan, ia akan larut dan dapat masuk ke rantai makanan maupun tubuh makhluk hidup. “Cs-137 ini berbahaya karena mobilitasnya, karena itu BRIN sedang mengupayakan bagaimana cara mengatasi kontaminasi Cs-137 di lingkungan,” ujar Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Teknologi Bahan Nuklir dan Limbah Radioaktif BRIN Gustri Nurliati melalui keterangan tertulis, Senin, 1 April 2024.

Gustri mengatakan salah satu metode remediasi Cs-137 di lingkungan adalah dengan fitoremediasi. Metode ini merupakan teknologi pengurangan, pembersihan, atau penghilangan polutan berbahaya seperti logam berat, pestisida, senyawa beracun, dan lain-lain dalam media lingkungan, tanah atau air, dengan menggunakan tanaman.

“Metode ini ramah lingkungan, karena tidak memerlukan bahan kimia berbahaya. Biaya relatif rendah, sustainable, meningkatkan estetika lingkungan, dan mengurangi risiko pencemaran lebih lanjut,” katanya.

Para peneliti BRIN telah melakukan fitoremediasi untuk mengatasi kontaminasi Cs-137. Riset fitoremediasi dilakukan dengan kontaminan sesium non-radioaktif menggunakan tanaman sorgum, akar wangi, bayam duri, dan sengon. Sementara fitoremediasi dengan kontaminan sesium radioaktif dilakukan dengan menggunakan tanaman jagung, bayam, kangkung, cabai, tomat, pare, sawi hijau, terong, dan daun singkong.

“Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan, tanaman yang tertinggi untuk transfer faktor Cs-137 adalah bayam, sedangkan yang tertinggi transfer faktor Cobalt adalah tanaman pare,” kata Gustri.

Gustri memaparkan empat prinsip dasar atau mekanisme dalam fitoremediasi, yaitu ekstraksi, volatisasi, degradasi, dan containment atau imobilisasi. Ekstraksi adalah proses penyerapan zat kontaminan dari media oleh tumbuhan. Kontaminan akan terakumulasi di sekitar akar tumbuhan, kemudian ditranslokasikan ke seluruh tubuh tumbuhan, yaitu akar, tajuk batang, dan daun.

Kemudian, volatisasi adalah proses di mana kontaminan ditransformasi oleh tanaman menjadi bentuk yang kurang toksik dan mudah menguap, kemudian akan dilepaskan ke atmosfer melalui penyerapan, jaringan tanaman, metabolisme tanaman, dan proses transpirasi.

Mekanisme selanjutnya adalah degradasi atau destruksi. Proses ini melibatkan penguraian kontaminan organik secara langsung melalui pelepasan enzim dari akar, atau melalui aktivitas metabolisme dalam jaringan tanaman. Umumnya, kontaminan organik diubah menjadi karbondioksida dan air.

Mekanisme terakhir, imobilisasi untuk zat kontaminan yang sulit didegradasi. Kontaminan ini hanya diserap oleh akar dan tetap menempel pada akar tumbuhan. Zat-zat kontaminan akan menempel erat pada akar, sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media tercemar.

Menurut Gustri, untuk menentukan jenis tanaman yang digunakan, diperlukan identifikasi mekanisme fitoremediasi dan tujuan remediasi, serta informasi lokasi seperti jenis kontaminan, konsentrasi, bentuk, tekstur tanah, salinitas, pH, kesuburan, dan kadar air.

Selain itu juga perlu identifikasi kriteria penting untuk seleksi tanaman, misalnya toleransi panas, toleransi serangga, ketahanan terhadap kekeringan, dan laju pertumbuhan atau produksi biomassa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Cocokkan kriteria-kriteria tersebut dengan daftar tanaman yang diusulkan. Kemudian, setelah memilih tanaman dan melaksanakan fitoremediasi, diperlukan juga proses pemantauan dan evaluasi pertumbuhan tanaman dan pemilihan tanaman,” kata Gustri.

Metode Pencucian Tanah

Peneliti PRTBNLR BRIN lainnya, Herry Wijayanto, menyampaikan metode lain untuk remediasi lahan terkontaminasi Cs-137, yaitu dengan metode pencucian tanah menggunakan washing agent berupa surfaktan kationik.

“Belajar dari pengalaman pemerintah Jepang dalam menangani kecelakaan nuklir di Fukushima pada 2011 lalu yang mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima I, di mana tanahnya telah terkontaminasi unsur radioaktif Cs-137,” tuturnya.

“Sudah 13 tahun sejak insiden tersebut, tingkat dosis radioaktif di Fukushima telah menurun secara signifikan karena penyebaran alami dan upaya dekontaminasi,” kata dia menambahkan.

Herry mengatakan upaya dekontaminasi tersebut mengakibatkan pemerintah Jepang menyimpan material tanah terkontaminasi radioaktif dalam Interim Storage Facility (ISF) sekitar 14 juta meter kubik. “Mereka mengklasifikasikannya menjadi dua kategori,” ucap Herry.

Kategori radioaktif rendah sebesar 8000 Bacquerel per kilogram (Bq/kg) atau kurang. Kategori ini diusulkan untuk didaur ulang dengan dikembalikan ke lingkungan. Sedangkan kategori radioaktif tinggi, yaitu lebih dari 8000 Bq/kg, akan disimpan selama lebih dari 30 tahun di tempat penyimpanan lestari.

Mengingat keterbatasan ruang dan biaya penyimpanan yang dimiliki pemerintah Jepang, dibutuhkan teknologi pengurangan volume tanah. Proses yang dilakukan yaitu dengan melakukan pemisahan untuk material yang dapat dibakar dan tidak dapat dibakar.

Material yang dapat dibakar akan diinsinerasi, kemudian masuk ke fasilitas penyimpanan limbah. Sedangkan yang tidak dapat dibakar langsung dikirim ke fasilitas penyimpanan tanah. Selain itu, diperlukan juga teknologi untuk meremediasi tanah yang terkontaminasi tersebut.

“Pencucian tanah dianggap sebagai langkah remediasi tanah terkontaminasi Cs-137, karena kesederhanaan dan efektivitas biayanya. Teknik ini berkaitan dengan kemampuan agen desorpsi, desorben, dalam mengekstraksi kontaminan dari tanah. Oleh karena itu, kesesuaian desorben perlu dikaji,” katanya.

Pilihan Editor: BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang hingga Malam

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

9 jam lalu

Persawahan Food Estate Blok A, Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah siap menggelar panen raya.
Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...


Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

13 jam lalu

Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.


BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

20 jam lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

2 hari lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

4 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

4 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

4 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

4 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

5 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.