TEMPO.CO, Jakarta - Momentum silaturahmi Lebaran selalu dilengkapi dengan hidangan dan jajanan manis. Berbagai jenis kue kering selalu tersedia untuk menyambut tamu yang berkunjung ke rumah. Ada juga minuman manis dengan berbagai warna sebagai pelega tenggorokan. Namun,
Kudapan ringan sudah menjadi ciri khas Idul Fitri. Namun, bila dinikmati secara berlebihan, makanan Hari Raya itu bisa memicu kenaikan berat badan.
Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Lailatul Muniroh, mengatakan kue kering dan minuman berwarna mengandung gula, sehingga kalorinya cenderung tinggi.
“Kalorinya tinggi namun tidak membuat kenyang, sehingga orang akan makan lagi dan lagi. Kalau konsumsinya berlebihan akan menyebabkan kenaikan berat badan,” kata Lailatul pada Selasa, 9 April 2024.
Bila tidak terkontrol, kenaikan berat badan bisa berujung obesitas. Kondisi itu memicu penyakit degeneratif, mulai dari diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan jenis lainnya.
Menurut Lailatul, batas asupan gula yang aman bagi tubuh adalah 4 hingga 5 sendok makan per hari, atau setara 50 gram per hari. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk mengontrol asupan makanan yang dikonsumsi saat lebaran.
“Lebaran biasanya menjadi ajang balas dendam karena sudah sebulan berpuasa. Jadi banyak yang beranggapan bisa makan semuanya tanpa melakukan kontrol dengan baik,” tuturnya.
Sembari merayakan Lebaran, kata Lailatul, pola hidup sehat harus selalu berjalan. “Kalau pola hidup sehat dilupakan, semakin besar risiko buruk yang mengintai.”
Asupan gula juga bisa dikontrol dengan makanan alternatif. Rasa manis, Lailatul meneruskan, bisa digantikan dengan buah-buahan.
“Kita bisa menyediakan jus buah tanpa tambahan gula," katanya. "Meskipun rasanya tidak begitu manis, tapi jadi lebih sehat."
Pilihan Editor: Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran