TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyebarkan 24 ton natrium klorida (NaCl) sejak dimulainya operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mempercepat penanganan banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Barat (Sumbar).
"Memasuki hari ke-10 operasi TMC, tim telah menyebar 24 ton natrium clorida di langit Sumatera Barat dengan 24 sorti selama kurun waktu 54 jam 21 menit," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis yang diterima di Padang, Ahad, 26 Mei 2024.
Abdul Muhari menyatakan bahwa upaya penanganan darurat banjir bandang dan tanah longsor di Sumbar terus dimaksimalkan oleh pemerintah, termasuk melalui operasi rekayasa cuaca. TMC bertujuan untuk memindahkan awan hujan ke laut lepas.
Operasi TMC dilakukan berdasarkan prakiraan cuaca di wilayah Ranah Minang yang masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
BNPB menyiagakan satu unit pesawat caravan PK-SNN sebagai kendaraan operasional yang ditempatkan di Bandara Internasional Minangkabau.
Pada Sabtu, 25 Mei 2024, operasi TMC hanya bisa dilakukan satu sorti penerbangan karena adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat provinsi itu, yang menyebabkan kondisi awan belum memungkinkan untuk penyemaian hingga siang hari.
Untuk mengantisipasi hujan berintensitas sedang yang mengancam wilayah Sumbar bagian timur laut pada sore hingga malam hari, penyemaian dilakukan pada sore hari.
Banjir bandang lahar dingin melanda wilayah Sumatra Barat pada Sabtu, 11 Mei malam. Kejadian ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Gunung Marapi. Empat kabupaten terdampak cukup parah akibat kejadian ini, yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.
Begini cara kerja teknologi modifikasi cuaca di balik operasi TMC di Sumatera Barat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah gencar melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumatera Barat untuk membantu penanganan banjir bandang dan tanah longsor. Operasi TMC ini menarik untuk ditelisik lebih dalam, bagaimana cara kerjanya?
Dilansir dari BMKG dan BRIN, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau disebut juga hujan buatan, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan curah hujan di suatu tempat (rain enhancement) atau mengurangi curah hujan (rain reduction). Dalam kasus di Sumatera Barat,TMC difokuskan untuk menggeser awan hujan ke laut lepas, sehingga diharapkan dapat meminimalisir potensi hujan lebat yang dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor.
Cara kerja TMC ini terbilang unik, yaitu dengan menyebarkan zat higroskopis seperti NaCl (garam dapur) atau perak iodida ke dalam awan. Penyemaian ini dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang khusus yang dilengkapi dengan alat penyemai.
Ketika zat higroskopis disebarkan, zat tersebut akan menarik uap air di sekitar awan dan membentuk butiran air yang lebih besar. Butiran air yang lebih besar ini kemudian akan jatuh sebagai hujan lebih awal, sehingga awan tidak lagi menampung banyak air dan potensi hujan lebat di daratan pun berkurang.
Proses penyemaian awan dengan TMC ini harus dilakukan dengan cermat dan tepat waktu. Para ahli meteorologi harus menganalisis kondisi atmosfer dan pergerakan awan untuk menentukan waktu dan lokasi yang tepat untuk penyemaian.Selain itu, perlu dipastikan juga bahwa awan yang menjadi target memiliki potensi hujan yang cukup dan tidak terkontaminasi oleh polutan.
Meskipun TMC telah terbukti efektif dalam membantu mengendalikan cuaca, teknologi ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah tingkat akurasinya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi atmosfer dan jenis awan.
Operasi TMC di Sumatera Barat menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk membantu penanggulangan bencana. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja TMC, diharapkan masyarakat dapat lebih menerima dan mendukung upaya-upaya penanggulangan bencana yang dilakukan oleh pemerintah.
Pilihan Editor: Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar