Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BNPB Buat Modifikasi Cuaca Atasi Banjir Bandang di Sumatera Barat

image-gnews
Sebuah mobil yang terdampak banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 12 Mei 2024. Banjir bandang akibat meluapnya aliran air lahar dingin Gunung Marapi serta hujan deras di daerah itu mengakibatkan 18 tewas, sejumlah rumah rusak dan ratusan warga diungsikan. ANTARA/Iggoy El Fitra
Sebuah mobil yang terdampak banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 12 Mei 2024. Banjir bandang akibat meluapnya aliran air lahar dingin Gunung Marapi serta hujan deras di daerah itu mengakibatkan 18 tewas, sejumlah rumah rusak dan ratusan warga diungsikan. ANTARA/Iggoy El Fitra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyebarkan 24 ton natrium klorida (NaCl) sejak dimulainya operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mempercepat penanganan banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Barat (Sumbar).

"Memasuki hari ke-10 operasi TMC, tim telah menyebar 24 ton natrium clorida di langit Sumatera Barat dengan 24 sorti selama kurun waktu 54 jam 21 menit," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis yang diterima di Padang, Ahad, 26 Mei 2024.

Abdul Muhari menyatakan bahwa upaya penanganan darurat banjir bandang dan tanah longsor di Sumbar terus dimaksimalkan oleh pemerintah, termasuk melalui operasi rekayasa cuaca. TMC bertujuan untuk memindahkan awan hujan ke laut lepas.

Operasi TMC dilakukan berdasarkan prakiraan cuaca di wilayah Ranah Minang yang masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

BNPB menyiagakan satu unit pesawat caravan PK-SNN sebagai kendaraan operasional yang ditempatkan di Bandara Internasional Minangkabau.

Pada Sabtu, 25 Mei 2024, operasi TMC hanya bisa dilakukan satu sorti penerbangan karena adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat provinsi itu, yang menyebabkan kondisi awan belum memungkinkan untuk penyemaian hingga siang hari.

Untuk mengantisipasi hujan berintensitas sedang yang mengancam wilayah Sumbar bagian timur laut pada sore hingga malam hari, penyemaian dilakukan pada sore hari.

Banjir bandang lahar dingin melanda wilayah Sumatra Barat pada Sabtu, 11 Mei malam. Kejadian ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Gunung Marapi. Empat kabupaten terdampak cukup parah akibat kejadian ini, yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.

Begini cara kerja teknologi modifikasi cuaca di balik operasi TMC di Sumatera Barat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah gencar melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumatera Barat untuk membantu penanganan banjir bandang dan tanah longsor. Operasi TMC ini menarik untuk ditelisik lebih dalam, bagaimana cara kerjanya?

Dilansir dari BMKG dan BRIN, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau disebut juga hujan buatan, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan curah hujan di suatu tempat (rain enhancement) atau mengurangi curah hujan (rain reduction). Dalam kasus di Sumatera Barat,TMC difokuskan untuk menggeser awan hujan ke laut lepas, sehingga diharapkan dapat meminimalisir potensi hujan lebat yang dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor.

Cara kerja TMC ini terbilang unik, yaitu dengan menyebarkan zat higroskopis seperti NaCl (garam dapur) atau perak iodida ke dalam awan. Penyemaian ini dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang khusus yang dilengkapi dengan alat penyemai.

Ketika zat higroskopis disebarkan, zat tersebut akan menarik uap air di sekitar awan dan membentuk butiran air yang lebih besar. Butiran air yang lebih besar ini kemudian akan jatuh sebagai hujan lebih awal, sehingga awan tidak lagi menampung banyak air dan potensi hujan lebat di daratan pun berkurang.

Proses penyemaian awan dengan TMC ini harus dilakukan dengan cermat dan tepat waktu. Para ahli meteorologi harus menganalisis kondisi atmosfer dan pergerakan awan untuk menentukan waktu dan lokasi yang tepat untuk penyemaian.Selain itu, perlu dipastikan juga bahwa awan yang menjadi target memiliki potensi hujan yang cukup dan tidak terkontaminasi oleh polutan.

Meskipun TMC telah terbukti efektif dalam membantu mengendalikan cuaca, teknologi ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah tingkat akurasinya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi atmosfer dan jenis awan.

Operasi TMC di Sumatera Barat menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk membantu penanggulangan bencana. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja TMC, diharapkan masyarakat dapat lebih menerima dan mendukung upaya-upaya penanggulangan bencana yang dilakukan oleh pemerintah.

Pilihan Editor: Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Annisa Suci Ramadhani, Calon Tunggal Bupati Dharmasraya Lawan Kotak Kosong

3 jam lalu

Calon Bupati Annisa Suci Ramadhani dan calon wakil bupati  Leli Arni Dharmasraya. ANTARA
Profil Annisa Suci Ramadhani, Calon Tunggal Bupati Dharmasraya Lawan Kotak Kosong

Annisa Suci Ramadhani usia 34 tahun merupakan calon tunggal Bupati Dharmasraya Sumbar, melawan kotak kosong.


Gempa M5,6 Kejutkan Warga Pantai Morotai, BMKG Sebut Akibat Pergerakan Lempeng Laut Pasifik

4 jam lalu

BMKG mencatat gempa berkekuatan M5,6 di lepas pantau Morotai pada Kamis, 19 September 2024 (Dok. BMKG)
Gempa M5,6 Kejutkan Warga Pantai Morotai, BMKG Sebut Akibat Pergerakan Lempeng Laut Pasifik

BMKG mendeteksi gempa berkekuatan M5,6 pada Kamis siang, 19 September 2024. Sempat ada satu lindu susulan, namun dipastikan nihil tsunami.


Gempa Bandung: Ini yang Dibutuhkan Korban Menurut BNPB

4 jam lalu

Warga beristirahat di tenda terpal pascagempa mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 18 September 2024. Warga Desa Cibeureum memilih bertahan di tenda karena takut terjadi gempa susulan. TEMPO/Prima Mulia
Gempa Bandung: Ini yang Dibutuhkan Korban Menurut BNPB

Menurut BNPB, korban gempa Bandung membutuhkan bantuan seperti pakaian bayi, selimut, makanan pengganti ASI dan siap saji, tenda, matras, air mineral.


BMKG Perkirakan Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari

9 jam lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
BMKG Perkirakan Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari

Pada pagi hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu mengalami cuaca berawan, begitu pula pada siang dan malam hari.


Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W Picu Hujan dan Gelombang 4 Meter

11 jam lalu

Bibit Siklon Tropis 98W (BMKG)
Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W Picu Hujan dan Gelombang 4 Meter

Dalam 12-24 jam ke depan bibit Siklon Tropis 98W berpeluang tinggi menjadi siklon tropis dan bergerak ke arah barat.


Ada Puluhan Gempa Susulan di Bandung, Ratusan Rumah Rusak Hingga Garut

12 jam lalu

Sejumlah bangunan roboh saat gempa magnitudo 5.0 mengguncang Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 18 September 2024. Gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer ini terjadi akibat adanya aktivitas sesar Garut Selatan. TEMPO/Prima Mulia
Ada Puluhan Gempa Susulan di Bandung, Ratusan Rumah Rusak Hingga Garut

Hingga Rabu sore pukul 15.35 WIB, gempa susulan sudah terjadi sebanyak 24 kali.


Dosen ITB Sangsi Ledakan Pager di Lebanon dari Baterai dan Gempa Bandung Raya Runtuhkan Bangunan di Top 3 Tekno

14 jam lalu

Seorang korban dibawa dengan tandu di luar American University of Beirut Medical Center (AUBMC) setelah pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Sebanyak sembilan orang, termasuk seorang anak, tewas setelah pager genggam atau penyeranta yang digunakan oleh anggota kelompok bersenjata Hezbollah untuk berkomunikasi meledak di Lebanon. REUTERS/Mohamed Azakir
Dosen ITB Sangsi Ledakan Pager di Lebanon dari Baterai dan Gempa Bandung Raya Runtuhkan Bangunan di Top 3 Tekno

Topik tentang dosen ITB Adi Indrayanto sangsi baterai sebagai penyebab ledakan massal pager di Lebanon menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

16 jam lalu

Sepasang warga duduk di tebing Sungai Missouri River memandangi bulan purnama
Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.


Gempa M4,9 Sebabkan 81 Orang di Bandung dan 1 Orang di Garut Terluka, Merusak Total 700 Rumah

1 hari lalu

Sejumlah bangunan roboh saat gempa magnitudo 5.0 mengguncang Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 18 September 2024. Gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer ini terjadi akibat adanya aktivitas sesar Garut Selatan. TEMPO/Prima Mulia
Gempa M4,9 Sebabkan 81 Orang di Bandung dan 1 Orang di Garut Terluka, Merusak Total 700 Rumah

BMKG mencatat tiga gempa masih bisa dirasakan di wilayah Kabupaten Bandung dan Garut pasca-gempa M4,9 pada pukul 09.41 WIB.


BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

1 hari lalu

BRIN Varietas Cabai Tahan Kekeringan. (BRIN)
BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.