Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Musim Kemarau 2024, Ini 4 Peringatan BMKG kepada Pemerintah dan Masyarakat

image-gnews
Warga menyunggi rumput melintasi kawasan dasar Waduk Notopuro yang airnya menyusut di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis, 19 Oktober 2023. Waduk yang memiliki daerah irigasi seluas 2.689 hektare sawah tersebut tinggal menyisakan sedikit air hingga sebagian besar dasar waduk mengering akibat musim kemarau. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Warga menyunggi rumput melintasi kawasan dasar Waduk Notopuro yang airnya menyusut di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis, 19 Oktober 2023. Waduk yang memiliki daerah irigasi seluas 2.689 hektare sawah tersebut tinggal menyisakan sedikit air hingga sebagian besar dasar waduk mengering akibat musim kemarau. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau pada Mei 2024 dan akan merata pada medio Juni-September 2024. 

Awal musim kemarau di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada waktu yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Beberapa daerah akan mulai mengalami kemarau pada bulan April, Mei, dan Juni mendatang. Puncak kemarau diprediksi terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.

Jika dibandingkan dengan rata-rata klimatologi periode 1991-2020, awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi akan mundur di 282 zona musim (ZOM), yang setara dengan 40 persen dari total ZOM.

BMKG memetakan daerah seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara, sebagian wilayah di Sulawesi, Maluku dan Papua berpotensi curah hujan bulanan rendah yakni kurang dari 50 mm perbulan. Pemerintah pun mengimbau masyarakat agar waspada akan dampak dari musim kemarau. 

Dilansir dari antaranews.com, terdapat berbagai dampak dari musim kemarau yang perlu diwaspadai:

1. Kekeringan

Penurunan signifikan dalam sumber air mengakibatkan berkurangnya pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian, dan industri. Selain itu, kualitas air seringkali menurun karena peningkatan konsentrasi polutan akibat volume air yang berkurang. 

Kekeringan juga berdampak pada kesehatan masyarakat, karena air bersih menjadi langka, meningkatkan risiko penyakit yang terkait dengan sanitasi dan kebersihan yang buruk.

2. Gagal panen

Ketersediaan air yang terbatas untuk irigasi menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu, sehingga hasil panen menurun. Kondisi kering juga dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit tanaman, yang semakin memperburuk situasi. 

Bagi petani, gagal panen berarti penurunan pendapatan yang signifikan, yang dapat mengguncang ekonomi lokal dan menyebabkan ketidakstabilan finansial di kalangan masyarakat pertanian

3. Krisis pangan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gagal panen akibat kekeringan dapat menyebabkan penurunan produksi pangan, mengakibatkan kenaikan harga bahan makanan dan potensi krisis pangan. Kekurangan air juga dapat mempengaruhi ketersediaan pangan jangka panjang dan ketahanan pangan di masyarakat.

4. Kebakaran hutan dan lahan

Kebakaran hutan dan lahan adalah ancaman serius lainnya saat musim kemarau. Kondisi kering dan angin yang kencang membuat api mudah menyebar dengan cepat, sulit dikendalikan, dan menyebabkan kerusakan yang luas. 

Selain itu, kebakaran hutan dan lahan merusak ekosistem, mengurangi keanekaragaman hayati, dan melepaskan sejumlah besar karbon ke atmosfer, yang berkontribusi pada perubahan iklim global.

Imbauan pada pemerintah dan masyarakat

Dilansir dari bmkg.go.id, BMKG memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi musim kemarau 2024. BMKG mengimbau Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang diperkirakan akan mengalami musim kemarau yang lebih kering dari biasanya. 

Wilayah tersebut diprediksi akan menghadapi peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, serta kekurangan sumber air. Pemerintah daerah disarankan untuk lebih optimal dalam menyimpan air pada akhir musim hujan ini dengan mengisi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya melalui gerakan memanen air hujan.

Selain itu, tindakan antisipatif juga diperlukan di wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau yang lebih basah dari biasanya, terutama untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.

SUKMA KANTHI NURANI  | RADEN PUTRI

Pilihan Editor: Puncak Musim Kemarau di Depan Mata, berikut Tindakan Pencegahan Dampaknya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hujan Hari Ini Bukan Hanya di Jabodetabek, Ini Data BMKG dan BRIN

2 jam lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Jim Bear
Hujan Hari Ini Bukan Hanya di Jabodetabek, Ini Data BMKG dan BRIN

Banyak wilayah di Jabodetabek dilanda hujan intensitas sedang hingga lebat pada Kamis siang hingga sore, 4 Juli 2024.


BMKG: Waspada Potensi Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Mentawai Hingga Sumba

11 jam lalu

Ilustrasi cuaca buruk dan gelombang tinggi. Pexels/George Despiris
BMKG: Waspada Potensi Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Mentawai Hingga Sumba

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.


Fenomena Bulan Baru, Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Beberapa Wilayah Pesisir Indonesia

12 jam lalu

Anak anak tetap bermain di depan rumahnya yang terendam banjir rob di Desa Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah, Senin, 3 Juni 2024. BMKG memberikan peringatan banjir pesisir yang diakibatkan fenomena fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan pasang air laut maksimum. Tempo/Budi Purwanto
Fenomena Bulan Baru, Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Beberapa Wilayah Pesisir Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan potensi banjir rob ini berbeda waktu di tiap wilayah.


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Ringan Hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Gelombang Tinggi dan Banjir Rob

13 jam lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Rahul P
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Ringan Hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Gelombang Tinggi dan Banjir Rob

Potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan sepanjang daerah yang dilewati konvergensi.


BMKG Prakirakan Seluruh Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Kamis, Kecuali Jaksel Hujan Ringan Siang

15 jam lalu

Ilustrasi - Pejalan kaki menggunakan payung untuk berlindung dari hujan saat melintas di pedestrian MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 5 Desember 2023. (ANTARA FOTO/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)
BMKG Prakirakan Seluruh Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Kamis, Kecuali Jaksel Hujan Ringan Siang

Pada siang hari, empat wilayah Jakarta diprediksi cerah berawan, sedangkan Jakarta Timur berawan dan Jakarta Selatan mengalami hujan ringan.


BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Bengkulu Hingga NTB

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. Pexels/Dane Amacher
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Bengkulu Hingga NTB

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Ringan dan Cerah Berawan Mendominasi, Waspada Gelombang Tinggi dan Banjir Rob

1 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bibhukalyan
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Ringan dan Cerah Berawan Mendominasi, Waspada Gelombang Tinggi dan Banjir Rob

Potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi.


Masuk Awal Kemarau, Bandung Raya Umumnya Berawan dan Berpotensi Hujan

1 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pixabay
Masuk Awal Kemarau, Bandung Raya Umumnya Berawan dan Berpotensi Hujan

Musim kemarau ditandai oleh masuknya angin timuran atau monsun Australia serta masih adanya pertumbuhan awan rendah (cumulus).


Titik Hot Spot di Sumatera Selatan Meningkat setelah Karhutla di Sungai Rengit Banyuasin

2 hari lalu

Ilustrasi - Petugas gabungan dari Direktorat Sabhara Polda Sumatera Utara, KPH XIII Dolok Sanggul, KPH XIV Dairi dan KPH IV Toba berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Simulop, Pangururan, Samosir, Sumatra Utara. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/WS/wsj.
Titik Hot Spot di Sumatera Selatan Meningkat setelah Karhutla di Sungai Rengit Banyuasin

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sungai Rengit, Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) terjadi pada Selasa siang, 2 Juli 2024.


Krisis Pangan Mendekat, Kepala BMKG Minta Petani Milenial Melek Cuaca dan Iklim

2 hari lalu

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menghadiri 2nd Stakeholders Consultation Meeting, the 10th World Water Forum di Bali, Kamis, 12 Oktober 2023. (BMKG)
Krisis Pangan Mendekat, Kepala BMKG Minta Petani Milenial Melek Cuaca dan Iklim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta petani di era modern memiliki pemahaman lebih soal cuaca dan iklim. Butuh persiapan menghadapi krisis pangan.