TEMPO.CO, Jakarta - Setelah El Nino pada 2023, La Nina diprediksi akan muncul pada 2024. Menurut Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan, kebanyakan model prediksi cuaca mengindikasikan kemunculan La Nina pada September mendatang. “Oktober- November mencapai puncaknya mendekati minus 1,5, artinya tahun ini La Nina lemah, bukan La Nina kuat,” katanya, Kamis 27 Juni 2024.
Eddy mengutip data yang dikeluarkan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat pada 24 Juni lalu, dan Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia (POAMA). Menurutnya, La Nina terjadi jika nilai anomali di Samudra Pasifik di bawah minus satu (-1). “Peluang La Nina meninggalkan minus satu pada Juni-Juli belum ada, masih di fase netral,” ujarnya.
Adapun kondisi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) atau anomali pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya, dalam fase netral pada Agustus hingga Oktober 2024. La Nina yang kebalikan dari El Nino akan muncul perlahan. “Anomali suhu negatif La Nina itu diperkirakan mendekati kawasan timur Indonesia sekitar Oktober-November,” kata Eddy.
Saat ini ketika belum ada indikasi La Nina, musim kemarau masih cenderung normal pada Juni, Juli, dan Agustus dengan puncak musim kemarau di Pulau Jawa pada Agustus-September 2024. Masa transisi menuju La Nina diperkirakan sekitar Juli hingga September. “Oktober itu transisi sudah mulai diikuti La Nina,” ujarnya.
Kemungkinan atau probabilitas La Nina pada Juli-Agustus sekitar 60 persen, kemudian meningkat potensinya 75 persen pada September. Kemudian setelah mencapai masa puncaknya sekitar Oktober-November, La Nina akan kembali ke posisi normal. Bersamaan dengan itu, monsun Asia masuk membawa hujan.
Dampaknya, La Nina akan meredam daerah yang kekeringan saat kemarau. “Datangnya musim hujan tahun ini akan lebih cepat dibandingkan normalnya sehingga musim kemaraunya tidak terlalu lama,” kata dia. Daerah yang merasakan dampak La Nina adalah kawasan barat Indonesia.
Sementara analisis Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) berdasarkan hasil pemantauan indeks pada dasarian kedua Juni 2024, antara lain mencatat ENSO dalam posisi Netral. Indeks ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina pada Juli, Agustus, September 2024.
Pilihan Editor: PDNS Diserang, Kominfo Sebut Tidak Ada Tempat Aman dari Serangan Siber