Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soroti Klaim BRIN soal Publikasi Jurnal Ilmiah, KIKA Minta Kualitas Karya Diperhatikan

image-gnews
Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), Satria Unggul Wicaksana Prakasa, meminta klaim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenai capaian publikasi ilmiah dibarengi dengan kualitas jurnal yang dihasilkan. BRIN sebelumnya menyatakan bahwa indonesia berada di posisi ke-19 di dunia dalam hal jumlah publikasi jurnal ilmiah.

"Untuk konteks kuantitas data yang disebut BRIN tidak salah. Tapi yang perlu diperhatikan juga adalah kualitas dari publikasi ini," ucap Satria kepada Tempo, Selasa, 25 Juni 2024.

Dosen dari Universitas Muhammadiyah Surabaya ini menyebut masih banyak peneliti dan akademisi Indonesia yang mempublikasikan karya di jurnal predator. Padahal, jaminan kualitasnya buruk. Mengutip data teranyar Retraction Watch, Satria mengatakan Indonesia berada di urutan ke-3 dunia untuk publikasi di jurnal predator.

Fenomena itu menunjukkan obsesi peneliti terhadap kuantitas penerbitan jurnal. “Padahal secara kualitas masih kurang," ujar Satria.

Faktanya, belum banyak peneliti Indonesia dalam daftar top tier publisher, jurnal yang paling sulit ditembus oleh kalangan akademis. Menurut Satria, butuh upaya dan kerja ekstra antar lembaga penelitian untuk mencapai prestasi tersebut.  BRIN bisa saja menggelar kolaborasi riset dengan negara asing untuk meningkatkan kualitas periset, atau proyek sejenis lainnya.

Satria juga menyoroti pentingnya perbaikan dari segi penghargaan terhadap karya penelitian. Pasalnyal, masih banyak peneliti di Indonesia yang belum memperoleh insentif atau bonus biaya riset yang memadai.

"Walaupun (penghargaan) bukan indikator utama dan satu-satunya, tapi saya mengira faktor ini yang paling dominan,” tuturnya. Insentif yang dimaksud bisa berupa dana riset atau dukungan kesejahteraan untuk peneliti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Prestasi Tertinggi dalam 24 Tahun  

Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Agus Haryono, sebelumnya menyebut peringkat ke-19 Indonesia dalam jumlah publikasi ilmiah sebagai prestasi tertinggi dalam 24 tahun terakhir. Capaian itu dibanggakan di tengah agenda peluncuran skema riset bersama Australia-Indonesia di Kantor BRIN, Jakarta, pada 21 Juni lalu.

Agus turut memuji Australia karena konsisten berada di posisi 10 besar dunia untuk urusan jurnal internasional. "Jumlah publikasi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Kita tentu belajar dari Australia yang sangat stabil di Top 10 dunia," kata Agus, Jumat, 21 Juni 2024 lalu.

Indonesia, diwakili BRIN, kini bermitra dengan Negeri Kangguru untuk mendanai riset biodiversitas kelautan berkelanjutan. "Tentu dengan adanya kolaborasi Indonesia dan Australia diharapkan bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas sains yang ada di Indonesia," ujar Agus.

Pilihan Editor: Di Balik Proyek Strategis Nasional Mandalika: Perbukitan Dikeruk, Sungai Meluap

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Potensi La Nina 2024, Peneliti BRIN: Redam Kekeringan di Indonesia Barat Saat Kemarau

16 jam lalu

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2024 angkat tema #Restorasi Generasi. Anak-anak dipandang rentan terhadap krisis iklim, termasuk yang berupa kekeringan dampak kemarau. SAVE THE CHILDREN INDONESIA
Potensi La Nina 2024, Peneliti BRIN: Redam Kekeringan di Indonesia Barat Saat Kemarau

Kebanyakan model prediksi cuaca mengindikasikan kemunculan La Nina pada September mendatang.


Peneliti BRIN Peringatkan Peningkatan Curah Hujan, Sepaku IKN Banjir Setinggi 2 Meter

2 hari lalu

Banjir merendam Kampung Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Senin, 24 Juni 2024. (Foto: Istimewa)
Peneliti BRIN Peringatkan Peningkatan Curah Hujan, Sepaku IKN Banjir Setinggi 2 Meter

Hujan dengan intensitas lebat pada 23 Juni 2024 membuat Kampung Sepaku terendam banjir dengan ketinggian air mencapai dua meter.


Soal Legalisasi Kratom, Anggota DPR Minta Tunggu Penelitian

3 hari lalu

Warga memetik daun kratom atau daun purik saat panen di perkarangan rumahnya di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Sabtu, 10 Februari 2024. Tanaman kratom (mitragyna speciosa) yang merupakan bahan baku minuman sejenis jamu khas Kabupaten Kapuas Hulu tersebut dijual warga setempat dalam bentuk daun mentah/basah seharga Rp2.500 - Rp3.000 per kilogram, dan remahan atau cacahan seharga Rp12 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang
Soal Legalisasi Kratom, Anggota DPR Minta Tunggu Penelitian

Anggota Komisi IX DPR Edy Wuryanto legalisasi kratom masih menunggu penelitian dari BRIN yang didampingi BPOM.


BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di Indonesia

3 hari lalu

Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa 26 September 2023. PT PLN Nusantara Power akan menguji coba PLTS Terapung Cirata yang merupakan PLTS apung terbesar di Asia Tenggara pada Oktober 2023 sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada November 2023. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di Indonesia

BRIN mengembangkan PLTS terapung mobile pertama. Memanfaatkan potensi besar energi surya dan mengatasi keterbatasan lahan.


Pemprov Jakarta Siapkan Water Mist Tangkal Polusi Udara Jabodetabek, Bagaimana Sistem Kerjanya?

3 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Pemprov Jakarta Siapkan Water Mist Tangkal Polusi Udara Jabodetabek, Bagaimana Sistem Kerjanya?

Upaya menekan polusi udara, Pemerintah Provinsi Jakarta menyiapkan penggunaan kabut air (water mist) saat memasuki musim kemarau.


Pakar Klimatologi BRIN: Wilayah IKN Diprediksi Hujan Sepanjang Kemarau, Imbas BSISO

4 hari lalu

Potret pembangunan infrastruktur inti di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Riri Rahayu
Pakar Klimatologi BRIN: Wilayah IKN Diprediksi Hujan Sepanjang Kemarau, Imbas BSISO

Peneliti BRIN memprediksi hujan sepanjang kemarau di Kalimantan, termasuk di wilayah IKN.


Mengenal Efek Daun Kratom, Apa Alternatif Tanaman Penggantinya?

5 hari lalu

Daun Kratom (wikipedia)
Mengenal Efek Daun Kratom, Apa Alternatif Tanaman Penggantinya?

BNN menyatakan kratom memiliki efek samping yang membahayakan, terlebih bila penggunaannya tidak sesuai takaran.


Dari Gagak sampai Cekakak, Laporan Tempo dari Ekspedisi BRIN di Nusa Barung

6 hari lalu

Seorang peneliti BRIN sedang mengamati burung-burung di area kubangan atau telaga dalam kawasan hutan Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barong, Senin siang, 20 Mei 2024. Kubangan ini merupakan sumber minuman bagi seluruh satwa di sana. TEMPO/Abdi Purmono
Dari Gagak sampai Cekakak, Laporan Tempo dari Ekspedisi BRIN di Nusa Barung

Ekspedisi tim bentukan BRIN ke Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barung dapati 7 catatan baru aves penghuni pulau di tepi terluar Samudera Indonesia itu.


Top 3 Tekno: BRIN di Barus, Suhu Panas di Tanah Suci

6 hari lalu

Ratusan personel gabungan dikerahkan melakukan pengamanan demo tolak penutupan jalan Serpong-Parung di kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Top 3 Tekno: BRIN di Barus, Suhu Panas di Tanah Suci

BRIN di Barus mengulang peristiwa di Tangerang Selatan. Suhu panas Tanah Suci diprediksi bisa lebih fatal pada 2040 nanti.


BRIN: Indonesia di Peringkat 19 Dunia dalam Jumlah Publikasi Ilmiah

7 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN: Indonesia di Peringkat 19 Dunia dalam Jumlah Publikasi Ilmiah

Menurut deputi BRIN, dalam soal jumlah publikasi ilmiah, Indonesia saat ini berada di posisi ke-19 dunia.