Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

image-gnews
Pemandangan langit saat puncak hujan meteor Perseid, di Premnitz, Jerman, Sabtu, 11 Agustus 2018. Femonena alam ini terjadi tiap tahun antara 17 Juli dan 24 Agustus. REUTERS/Fabrizio Bensch.
Pemandangan langit saat puncak hujan meteor Perseid, di Premnitz, Jerman, Sabtu, 11 Agustus 2018. Femonena alam ini terjadi tiap tahun antara 17 Juli dan 24 Agustus. REUTERS/Fabrizio Bensch.
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah fenomena astronomi akan mewarnai langit bulan ini. Beberapa di antaranya yaitu tiga hujan meteor dan penampakan dua planet saat senja. “Okultasi Planet Saturnus oleh Bulan juga menarik,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan di Bandung, Senin 1 Juli 2024.

Avivah menjelaskan, sepanjang bulan ini, Planet Merkurius dan Venus akan mulai menampakkan diri setelah matahari terbenam. Merkurius sejak awal Juli dengan cepat menanjak naik di ufuk barat untuk mencapai posisi tertinggi maksimumnya, sementara Venus baru bisa diamati menjelang pertengahan Juli. “Saat itu Bintang Kejora ini semakin tinggi di ufuk barat setelah matahari terbenam,” ujarnya.

Posisi Merkurius akan berada di rasi bintang Cancer saat awal Juli, kemudian pada pertengahan bulan bergeser ke rasi Leo. Adapun posisi Venus bakal terlihat bergerak dari rasi Gemini, Cancer, dan berakhir di rasi Leo. Saat akhir Juli, Merkurius dan Venus sama-sama bisa diamati di rasi Leo dan keduanya membentuk segitiga dengan bintang Regulus.

Sedangkan tiga hujan meteor semuanya di langit arah timur-tenggara. Dari laman Langit Selatan, hujan meteor Piscis Austrinid akan berlangsung mulai 15 Juli hingga 10 Agustus 2024. Saat sampai pada masa puncaknya 29 Juli, akan ada pertunjukan maksimal lima meteor melesat per jam dengan kecepatan 35 kilometer per detik. Pengamat bisa menantikannya sejak pukul 19.49 WIB hingga fajar.

Hujan meteor Delta Aquarid Selatan akan tampak dari arah rasi bintang Aquarius sejak 12 Juli hingga 23 Agustus 2024. Saat masa puncaknya pada 30-31 Juli, ditaksir sekitar 25 meteor per jam yang melesat dengan laju 41 kilometer per detik. Meteornya bisa diamati sejak pukul 19.42 WIB sampai fajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hujan meteor lainnya yaitu Alpha Capricornid yang berlangsung mulai 7 Juli – 15 Agustus. Puncaknya terjadi 30-31 Juli 2024, maksimal bakal melesat 5 meteor per jam dari arah rasi Capricorn yang terbit sejak matahari terbenam. “Biasanya ada bola api yang terbentuk dan melintas di langit malam,” kata Avivah.

Peristiwa langit malam lain yang dinilainya menarik yaitu okultasi dimana Planet Saturnus seolah terhalangi oleh Bulan pada 25 Juli. “Saat okultasi, Saturnus akan menghilang di balik Bulan dan kemudian muncul lagi,” ujarnya.  Sementara pengamat di lokasi lain bakal menyaksikan fenomena yang sama dengan sudut berbeda, sehingga Bulan terkesan sangat dekat berpasangan dengan Saturnus.

Di wilayah Indonesia, peristiwa okultasi Saturnus hanya bisa diamati di sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Barat. Di Banda Aceh misalnya, Saturnus seolah hilang di balik Bulan pada pukul 02.48 WIB kemudian muncul lagi pukul 04.01 WIB. Sementara di Padang, Saturnus tertutup Bulan pada pukul 03.11 WIB lalu terlihat lagi pukul 03.33 WIB.

Pilihan Editor: Daftar 8 Ponsel Baru yang Siap Rilis Juli 2024, dari Red Magic sampai Redmi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peramal India Sebut Kiamat Disebabkan Perang Dunia III, Ini Penyebab Kiamat Menurut Sains

4 hari lalu

Ilustrasi terjadinya kiamat. abcnews.go.com
Peramal India Sebut Kiamat Disebabkan Perang Dunia III, Ini Penyebab Kiamat Menurut Sains

Seorang ahli nujum India meramalkan kiamat akan terjadi, Sabtu, 29 Juni 2024 disebabkan Perang Dunia III. Begini penyebab kiamat menurut sains?


Juni Penuh Fenomena Langka di Langit, Ada Strawberry Moon Hingga Parade Planet

26 hari lalu

Bulan purnama bersinar di balik kubah masjid di Kairo, Mesir, 24 Juni 2021. Strawberry Moon merupakan Supermoon terakhir di tahun 2021. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Juni Penuh Fenomena Langka di Langit, Ada Strawberry Moon Hingga Parade Planet

Banyak fenomena benda langit langka yang terjadi sepanjang Juni 2024. Catat perkiraan tanggal dan waktu berikut ini agar tidak terlewat.


Fenomena Langka 3-4 Juni 2024: Enam Planet Akan Terlihat Berjejer dari Bumi

30 hari lalu

Warga melihat Gerhana Bulan Parsial melalui teropong di Planetarium, Jakarta, Senin (4/6). Fenomena Gerhana Bulan Parsial terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. ANTARA/M Agung Rajasa
Fenomena Langka 3-4 Juni 2024: Enam Planet Akan Terlihat Berjejer dari Bumi

Enam planet akan terlihat berjejer dari bumi pada 3-4 Juni 2024. Sebagian hanya bisa diamati dengan teleskop.


Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

56 hari lalu

Komet Halley (ESA)
Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley


Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

57 hari lalu

Sebuah meteor melesat di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

Dua hari lalu terjadi hujan meteor yang bisa dilihat di langit dari Indonesia, Meteor dan Meteorid ternyata berbeda, begini selengkapnya.


Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

58 hari lalu

Benda berpendar cahaya kehijauan terekam melintasi langit Yogyakarta. Dok. Istimewa
Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang


Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

58 hari lalu

Sebuah meteor melesat di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Keunikan malam puncak hujan meteor ini adalah meteornya bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

2 April 2024

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Fenomena Bulan Purnama Serigala Tadi Malam, Sejarah dan Efeknya

26 Januari 2024

Ilustrasi Bulan Purnama Serigala. Foto : Space.com
Fenomena Bulan Purnama Serigala Tadi Malam, Sejarah dan Efeknya

Penyebutan Bulan Purnama Serigala atau Wolf Moon karena, menurut almanak, serigala lebih sering terdengar melolong pada Januari.


Helm GM G1 Series dan GM Venus Hijab Dirilis, Berapa Harganya?

20 Januari 2024

Helm GM Venus Hijab. (Dok GM)
Helm GM G1 Series dan GM Venus Hijab Dirilis, Berapa Harganya?

GM menghadirkan dua helm terbarunya, yaitu GM G1 Series dan GM Venus Hijab. Simak harganya di artikel ini: