Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Sebuah meteor melesat di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Sebuah meteor melesat di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena Eta Aquarids, atau hujan meteor yang terkait dengan Komet Halley memasuki atmosfer bumi termasuk langit Indonesia Minggu malam, 5 Mei 2024. Hujan meteor ini bisa dipantau dengan mata telanjang atau tanpa bantuan alat khusus, serta tidak berbahaya.

Dua hari lalu hingga semalam diperkirakan sebagai malam puncak dari hujan meteor. Fenomena ini rutin terjadi di tanggal yang sama setiap tahunnya, yaitu 5 hingga 6 Mei. Menurut Marufin, pada momen ini orbit bumi dan orbit Komet Halley memiliki jarak pisah yang paling minimum atau berdekatan.

"Ini merupakan peristiwa rutin di langit bumi. Namun hal uniknya dari malam puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley. Ini komet legendaris yang diteliti Isaac Newton dan bukti bahwa tata surya bergerak mengelilingi matahari," kata Marufin yang menjabat sebagai Direktur di Ekliptika Institute, sebuah lembaga penelitian keilmuan astronomi dan kebumian nonpemerintah.

Walaupun jarang yang mencapai 100 meteor per jam, Marufin menjelaskan jika fenomena Eta Aquarids umumnya memiliki intensitas sekitar 60 meteor per jam, dengan kecepatan orbitnya 67 kilometer per detik. Artinya manusia bakal melihat fenomena ini serupa kilatan cahaya yang cepat di langit pada malam hari.

Apa Sebenarnya Hujan Meteor

Dilansir pada sampoernaacademy.sch.id, Hujan meteor terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar di langit malam, yang merupakan fenomena alam yang luar biasa yang dapat kita lihat di Bumi. Berbagai meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi menyebabkan meteor ini terjadi.

Meteorid?

Meteoroid adalah benda-benda kecil yang berasal dari asteroid, komet, atau sisa-sisa benda langit lainnya. Saat meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi, mereka akan bergesekan dengan atmosfer Bumi, menghasilkan panas yang dapat membakar dan mengurai meteoroid tersebut.

Jenis-jenis Hujan Meteor

Berikut adalah beberapa hujan meteor terkenal yang dapat diamati oleh pengamat langit:

1. Geminids

Hujan meteor Geminids terjadi setiap bulan Desember dan sering dianggap sebagai salah satu yang paling menakjubkan di tahun itu. Meskipun berbeda dari komet, Geminids menghasilkan beberapa meteor tercerah yang dapat menciptakan efek kilat di langit malam, dan meteor yang menyebabkan Geminids berasal dari objek 3200 Phaethon, yang diperkirakan telah hancur. Para pengamat langit dapat menantikan puncak aktivitas Geminids pada malam yang gelap dan cerah di bulan Desember.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Leonids

Meteor Leonids cepat dan cemerlang. Setiap bulan November, ketika Bumi melalui orbit komet Tempel-Tuttle, terjadi hujan meteor. Meskipun intensitas meteor bervariasi dari tahun ke tahun, Leonids pernah menyuguhkan beberapa peristiwa yang sangat menakutkan. Salah satunya adalah “badai meteor” yang menakutkan pada tahun 1833. Setiap November, para pengamat langit biasanya mencari aktivitas Leonids untuk menyaksikan fenomena unik ini.

3. Perseids

Salah satu hujan meteor yang paling terkenal, Perseids terjadi pada pertengahan Agustus dan terjadi ketika Bumi melintasi jalur orbit komet Swift-Tuttle. Banyak meteoroid kecil dilepaskan selama fenomena ini. Keistimewaan Perseids terletak pada intensitasnya yang relatif tinggi dan kecerahan yang seringkali menciptakan jejak yang memukau di langit malam. Aktivitasnya dapat mencapai puncaknya pada malam yang gelap dan tanpa bulan, memberikan pengamat langit kesempatan terbaik untuk menikmati pertunjukan alam semesta yang menakjubkan.

4. Lyrids

Ini adalah hujan meteor yang terang dan cepat yang terjadi setiap April. Komet C/1861 G1 Thatcher adalah sumber meteoroid ini. Meskipun tidak sebesar beberapa hujan meteor lainnya, Lyrids dapat mengeluarkan 15–20 meteor per jam selama puncak aktivitasnya. Hujan meteor ini akan menarik bagi mereka yang ingin melihat langit pada malam bulan April yang gelap.

5. Quadrantids

Hujan meteor Quadrantids terjadi setiap tahun pada awal Januari. Quadrantids mungkin salah satu hujan meteor yang paling kuat, meskipun waktunya singkat. Meskipun asal meteoroid ini masih belum diketahui secara menyeluruh, diperkirakan bahwa itu berasal dari komet 2003 EH1. Pengamat langit dapat menikmati pertunjukan meteor yang mungkin singkat tetapi spektakuler ini jika cuaca baik dan langit gelap.

DIMAS KUSWANTORO | ALIF ILHAM FAJRIADI
Pilihan editor: Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

10 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, C/2023, melewati formasi geologi, puncak tufa di Trona Pinnacles, California, AS, 12 Oktober 2024. Sebuah komet yang terlihat dari Bumi bulan lalu untuk pertama kalinya dalam 80.000 tahun. REUTERS/David Swanson
Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

Langit pekan ini akan dihiasi dengan tiga fenomena astronomi spektakuler, yakni supermoon yang disebut hunter's moon, komet langka C/2023 A3 Tsuchinshan-ATLAS, dan hujan meteor Orionid.


Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

23 hari lalu

Pengunjung menyaksikan meteor melesat melintasi langit saat hujan meteor Perseid tahunan di Migra l-Ferha, di luar kota Rabat, Malta, 13 Agustus 2024.  REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.


Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

27 hari lalu

Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

Sistem pendidikan tanpa ujian nasional, dampak pengerukan pasir laut, dan ulasan komet menjadi Top 3 Tekno, Senin, 30 September 2024.


Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

27 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha
Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Penampakan komet akan hilang dan muncul lagi April mendatang. Asteroid mini baru saja menjadi bulan kedua untuk Bumi.


11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

25 Juli 2024

Merkurius Menciut
11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

Merkurius disebut-sebut mengandung berlian, ukurannya sangat besar, diameternya mencapai 15 km.


3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

1 Juli 2024

Pemandangan langit saat puncak hujan meteor Perseid, di Premnitz, Jerman, Sabtu, 11 Agustus 2018. Femonena alam ini terjadi tiap tahun antara 17 Juli dan 24 Agustus. REUTERS/Fabrizio Bensch.
3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

Fenomena astronomi bulan ini bakal menampilkan tiga hujan meteor dan dua planet senja serta okultasi Saturnus. Berikut penjelasannya.


Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

7 Mei 2024

Komet Halley (ESA)
Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley


Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

5 Mei 2024

Benda berpendar cahaya kehijauan terekam melintasi langit Yogyakarta. Dok. Istimewa
Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang


Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

5 Mei 2024

Sebuah meteor melesat di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Keunikan malam puncak hujan meteor ini adalah meteornya bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

2 April 2024

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.