Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siapa Brain Cipher dan Bagaimana Kelompok Ini Menyerang PDNS dengan Ransomware?

image-gnews
ilustrasi serangan virus ransomware. shutterstock.com
ilustrasi serangan virus ransomware. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok peretas Brain Cipher yang melakukan serangan siber jenis ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Indonesia, tergolong geng yang baru muncul dalam lanskap ancaman siber. Kelompok ini menyerang sistem pengguna dengan ransomware varian LockBit. Modusnya dengan mengunci data lewat enkripsi dan selanjutnya korban diperas jika ingin mendapatkan data kembali.

Laporan Broadcom Inc, Selasa, 2 Juli 2024, membeberkan bahwa informasi ihwal kelompok Brain Cipher dan lokasi keberadaannya masih belum banyak terungkap ke publik. Selain kelompok yang baru, geng ransomware ini juga belum memperlihatkan prosedur yang jelas akan jenis korban yang ditargetnya.

Namun, yang bisa dipastikan, kelompok Brain Cipher itu memanfaatkan initial access brokers (IAB) atau perantara akses awal untuk meretas sistem yang ditargetnya. Lalu kelompok ini dilaporkan juga melakukan phishing, hingga mengeksploitasi kerentanan dalam aplikasi yang diakses publik. Bahkan Brain Cipher mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan perangkat dari jarak jauh berkat Remote Desktop Protocol atau RDP.

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian membenarkan bahwa kelompok Brain Cipher yang melakukan serangan ransomware ke PDNS. Dia mengungkap fakta ini saat konferensi pers di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta Pusat, Senin, 24 Juni 2024 lalu.

"Insiden pusat data semetara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher Ransomware," ujar Hinsa. Sejak awal terungkap ke publik hingga kini, data di PDNS masih dienkripsi akibat serangan tersebut. Bahkan, kini muncul informasi yang mengaku sebagai Brain Cipher dan menyatakan akan membuka akses kunci dekripsi PDNS secara gratis.

Cara Brain Cipher Sebar Ransomware

Brain Cipher menyebar melalui berbagai metode, termasuk email phishing, unduhan perangkat lunak yang tidak sah, dan eksploitasi kerentanan dalam sistem operasi dan aplikasi. Brain Cipher biasanya menyusup ke dalam sistem melalui lampiran email yang berisi makro berbahaya atau melalui tautan yang mengarahkan pengguna ke situs web yang terinfeksi.

Setelah berhasil menginfeksi sistem, Brain Cipher melakukan langkah-langkah berikut:

1. Infiltrasi Sistem: Masuk ke sistem melalui email phishing atau unduhan perangkat lunak yang terinfeksi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Eksekusi Malware: Mengunduh komponen tambahan dari server kendali yang dikendalikan oleh pelaku.

3. Enkripsi Data: Mengenkripsi file di komputer korban menggunakan algoritma RSA-2048 dan AES-256.

4. Pesan Tebusan: Menampilkan pesan tebusan yang meminta pembayaran dalam bentuk cryptocurrency seperti Bitcoin untuk mendapatkan kunci dekripsi.

Lanskap Ancaman Ransomware 2024

Laporan tahunan kelima yang diterbitkan oleh Sophos Ltd. mengungkap bahwa lanskap ancaman ransomware telah berubah semenjak setahun terakhir. Berdasarkan temuan survei terhadap para pemimpin TI dan keamanan siber di 14 negara, lembaga ini melihat untuk 2024 terjadi penurunan serangan siber jenis ransomware hampir di seluruh wilayah.

Terkait persentasenya, pada 2020 jumlah serangan ransomware mencapai 51 persen; 2021 hanya 37 persen; 2022 dan 2023 naik menjadi 66 persen; sedangkan 2024 turun menjadi 59 persen. Walaupun tingkat serangan telah menurun selama setahun terakhir, Sophos melihat bahwa biaya pemulihan terhadap dampak serangan selalu mengalami lonjakan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Studi ini juga menemukan keterangan bahwa terjadi perubahan signifikan selama setahun terakhir ihwal kecenderungan tindakan yang diambil korban saat terjadinya serangan. Menurut Sophos, hampir dari setengah organisasi/perusahaan yang disurveinya, melaporkan telah membayar data terenkripsi atau dikunci peretas supaya bisa pulih kembali. Lalu sebagian lainnya melakukan pemulihan menggunakan cadangan data yang dimilikinya.

Pilihan Editor: 295 Mahasiswa Baru Mendapat Beasiswa Penuh dan Parsial dari Kampus BUMN, Pendaftar 7.000 Lebih

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Tor Browser, Perangkat Lunak yang Dapat Mengakses Dark Web

1 jam lalu

Data BAIS, Dijual di Dark Web. FOTO/X
Mengenal Tor Browser, Perangkat Lunak yang Dapat Mengakses Dark Web

Dark web hanya dapat diakses menggunakan perangkat lunak khusus seperti The Onion Router atau yang biasa disebut Tor Browser


Mundurnya Dirjen Aptika Kominfo Usai PDNS Diretas Menuai Beragam Respons

2 jam lalu

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, usai konferensi pers terkait serangan siber yang menyasar Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), Senin, 24 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Mundurnya Dirjen Aptika Kominfo Usai PDNS Diretas Menuai Beragam Respons

Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani mengundurkan diri buntut peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).


Pasca Peretasan PDN: Desakan Menkominfo Budi Arie Mundur, Sebutan Menteri Giveaway, Mengunci Komentar di Instagramnya

2 jam lalu

Menkominfo Budi Arie Setiadi di Istana Negara, Jakarta, Senin 17 Juli 2023. ANTARA/Desca Lidya Natalia
Pasca Peretasan PDN: Desakan Menkominfo Budi Arie Mundur, Sebutan Menteri Giveaway, Mengunci Komentar di Instagramnya

Desakan mundur terhadap Menkominfo Budi Arie muncul usai PDN dijebol, ia mengunci komentar di akun instagramnya. Media asing sebut menteri giveaway.


Profil Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kominfo yang Mundur Usai PNDS Diretas

2 jam lalu

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan. (Kominfo)
Profil Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kominfo yang Mundur Usai PNDS Diretas

Profil Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani yang mundur usai peristiwa peretasan PDNS


Ada Dugaan Orang Dalam terkait Peretasan PDNS, Semuel Pangerapan: Semua Lagi Investigasi

2 jam lalu

Direktur Jendral Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan menggelar konferensi pers terkait pengunduran dirnya di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024. Pengunduran diri tersebut sebagai bentuk tanggung jawab moral atas terjadinya gangguan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. ANTARA/Kominfo
Ada Dugaan Orang Dalam terkait Peretasan PDNS, Semuel Pangerapan: Semua Lagi Investigasi

Sebuah akun di media sosial X mencuit soal dugaan adanya peran "orang dalam" terkait peretasan PDNS itu.


Lacak Serangan Ransomware dan Ragam Layanan Pelindung Data

5 jam lalu

Ilustrasi virus ransomware
Lacak Serangan Ransomware dan Ragam Layanan Pelindung Data

Kenali jenis-jenis ransomware dan layanan pelindung data yang tersedia saat ini.


Butuh Evaluasi Pasca Diretas, APJII Sarankan Operasi PDNS DIhentikan Sementara

12 jam lalu

Peretas Akan Rilis Kunci Dekripsi Akses PDNS. (X/Brain Cipher)
Butuh Evaluasi Pasca Diretas, APJII Sarankan Operasi PDNS DIhentikan Sementara

APJII menyarankan sistem PDNS dihentikan sementara untuk keperluan audit. Langkah agar tidak diretas lagi,


Kata SAFEnet Soal Dirjen Kominfo yang Mundur, Bukan Bosnya

14 jam lalu

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, usai konferensi pers terkait serangan siber yang menyasar Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), Senin, 24 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Kata SAFEnet Soal Dirjen Kominfo yang Mundur, Bukan Bosnya

SAFEnet menilai tindakan mundur dari jabatan yang dilakukan Dirjen di Kominfo merupakan sesuatu yang baru dalam budaya pemerintahan Indonesia.


Pakar Siber Ini Akan Donasi ke Peretas PDNS: Data Benar-benar Hilang Andai ...

15 jam lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Pakar Siber Ini Akan Donasi ke Peretas PDNS: Data Benar-benar Hilang Andai ...

Terima kasih kepada peretas PDNS. Penyebab insiden siber ini adalah pengelolaan data yang tidak mengikuti standar keamanan.


Menkominfo Budi Arie Kunci Akun Instagram setelah Muncul Desakan Mundur

16 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 27 Juni 2024. Rapat tersebut membahas perkembangan penanganan gangguan Pusat Data Nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis
Menkominfo Budi Arie Kunci Akun Instagram setelah Muncul Desakan Mundur

Saat dikonfirmasi, Budi Arie hanya mengirimkan sejumlah link yang memberitakan dukungan terhadap dia.