Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mikroplastik, Partikel Tak Kasat Mata yang Mengancam Manusia dan Hewan

image-gnews
Seorang sukarelawan membersihkan pasir pantai Barreiras setelah terpapar jutaan butiran plastik di wilayah Galicia barat laut Spanyol, yang memicu keprihatinan lingkungan dan permainan menyalahkan politik di Corrubedo, Spanyol, 13 Januari 2024. Anggota parlemen Uni Eropa mendorong untuk memperkuat rencana undang-undang mengenai polusi mikroplastik. REUTERS/Miguel Vidal
Seorang sukarelawan membersihkan pasir pantai Barreiras setelah terpapar jutaan butiran plastik di wilayah Galicia barat laut Spanyol, yang memicu keprihatinan lingkungan dan permainan menyalahkan politik di Corrubedo, Spanyol, 13 Januari 2024. Anggota parlemen Uni Eropa mendorong untuk memperkuat rencana undang-undang mengenai polusi mikroplastik. REUTERS/Miguel Vidal
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah keindahan lautan biru yang membentang luas, tersembunyi sebuah ancaman yang nyaris tak terlihat oleh mata telanjang, yakni mikroplastik. Partikel plastik kecil ini, dengan ukuran kurang dari lima milimeter, telah menjadi masalah global yang semakin mengkhawatirkan.

Dilansir dari laman National Geographic, mikroplastik hadir dalam dua bentuk utama. Pertama, mikroplastik primer yang sengaja diproduksi untuk berbagai keperluan komersial, seperti kosmetik atau serat mikro dalam tekstil. Kedua, mikroplastik sekunder yang terbentuk dari hancurnya barang-barang plastik yang lebih besar akibat paparan lingkungan, seperti sinar matahari dan ombak laut.

Banyak penelitian telah menyebutkan bahwa kehadiran mikroplastik di lingkungan membawa dampak yang mengkhawatirkan. Berbeda dengan bahan organik, plastik membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai. Selama periode yang panjang ini, mikroplastik terus mencemari pantai dan lautan. 

Selain itu, mikroplastik telah memasuki rantai makanan laut. Dari plankton mikroskopis hingga paus raksasa, organisme laut tanpa sadar mengonsumsi partikel-partikel plastik ini. Tidak hanya itu, mikroplastik juga telah terdeteksi dalam makanan laut yang kita konsumsi dan bahkan dalam air minum kita sehari-hari.

Dilansir dari laman clientearth.org, sifat mikroplastik yang sangat persisten membuat partikel-partikel ini nyaris mustahil untuk dihilangkan setelah mencemari lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat sangat merugikan organisme yang bersentuhan dengannya, mulai dari mengurangi asupan makanan hingga menyebabkan keracunan dan kematian.

Mikroplastik sendiri telah ditemukan di hampir semua tempat yang diteliti para ilmuwan. Mulai dari puncak gunung hingga dasar laut. Bahkan udara yang kita hirup dan air yang kita minum pun tak luput. Partikel-partikel ini telah terdeteksi dalam tubuh manusia, menimbulkan kekhawatiran serius tentang dampaknya terhadap kesehatan kita.

Mikroplastik juga berperan sebagai vektor bagi kontaminan berbahaya. Mereka cenderung menyerap dan membawa bahan-bahan beracun di sepanjang rantai makanan, berpotensi menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan manusia dan ekosistem secara keseluruhan.

Kehadiran mikroplastik di lingkungan membawa dampak yang jauh lebih serius daripada sekadar mengotori pemandangan. Beberapa dampak utama yang telah diidentifikasi oleh para peneliti meliputi:

1. Persistensi yang Mengkhawatirkan

Salah satu karakteristik paling mengganggu dari mikroplastik adalah persistensinya yang luar biasa. Partikel-partikel ini sangat tahan terhadap degradasi alami, yang berarti mereka dapat bertahan di lingkungan selama ratusan hingga ribuan tahun. Sekali terlepas ke alam, mikroplastik praktis mustahil untuk dihilangkan sepenuhnya.

2. Ancaman terhadap Kehidupan Laut: 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Organisme laut, mulai dari plankton mikroskopis hingga paus raksasa, sering kali salah mengira mikroplastik sebagai makanan. Konsumsi mikroplastik ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran pencernaan, mengurangi nafsu makan, dan bahkan kelaparan pada hewan-hewan ini. Selain itu, bahan kimia yang terkandung dalam mikroplastik dapat meracuni organisme yang memakannya.

3. Kontaminasi Rantai Makanan:

Mikroplastik tidak hanya mempengaruhi organisme yang langsung mengonsumsinya, tetapi juga dapat berpindah melalui rantai makanan. Ketika ikan kecil yang mengandung mikroplastik dimakan oleh ikan yang lebih besar, dan kemudian ikan besar itu dikonsumsi oleh manusia, mikroplastik dan bahan kimia berbahaya yang terkait dengannya dapat terakumulasi di setiap tingkat rantai makanan.

4. Penyerapan dan Penyebaran Kontaminan: 

Mikroplastik memiliki kemampuan untuk menyerap bahan kimia berbahaya dari lingkungan sekitarnya, seperti pestisida dan logam berat. Ketika mikroplastik yang terkontaminasi ini tertelan oleh organisme, bahan-bahan berbahaya tersebut dapat terlepas dan diserap oleh tubuh, menyebabkan berbagai efek toksik.

5. Dampak pada Kesehatan Manusia:

Meskipun penelitian tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih dalam tahap awal, beberapa studi telah menunjukkan potensi risiko yang mengkhawatirkan. Inhalasi mikroplastik melalui udara dapat menyebabkan masalah pernapasan, sementara konsumsi melalui makanan dan air minum berpotensi mengganggu sistem pencernaan dan endokrin.

6. Gangguan Ekosistem:

Akumulasi mikroplastik di lingkungan dapat mengubah karakteristik fisik habitat alami. Misalnya, di pantai, konsentrasi mikroplastik yang tinggi dapat mengubah sifat-sifat fisik pasir, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi organisme yang bergantung pada kondisi pasir tertentu untuk bertahan hidup atau berkembang biak.

Pilihan editor : Sebut Sungai Lokal Mirip Tempat Sampah, Ecoton Minta Solusi dari World Water Forum

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

17 hari lalu

Sejumlah pekerja melakukan pensortiran berbagai jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Agustus 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. BRIN mendorong pengembangan riset dan penguatan regulasi untuk menanganinya.


Bahaya Polusi Mikroplastik Ancam Kehidupan Manusia dan Biota Laut

52 hari lalu

Salah satu instalasi bertuliskan
Bahaya Polusi Mikroplastik Ancam Kehidupan Manusia dan Biota Laut

Polusi Mikroplastik berasal dari berbagai produk sehari-hari kini bahayakan dunia. Sampah plastik dunia sejak 1950 - 2020 meningkat 200 kali lipat.


Mengenal 5 Jenis Plastik Sebagai Kemasan Plastik Makanan

28 Juli 2024

Berbagai sampah plastik berupa kemasan makanan dan minuman yang disusupi kedalam sampah kertas impor diperlihatkan saat aksi protes tolak sampah impor di Surabaya, 12 Juli 2019. Tumpukan sampah impor yang berada di Desa Bangun, Mojokerto, Jawa Timur ini dijadikan sebagian besar warganya sebagai sumber penghasilan. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Mengenal 5 Jenis Plastik Sebagai Kemasan Plastik Makanan

Produsen makanan perlu memilih kemasan plastik ramah lingkungan dan dapat didaur ulang serta memberikan edukasi soal pemilahan sampah plastik.


Ecoton Sarankan Uji Bebas Mikroplastik Masuk Syarat Nikah, Cara Jaga Kesehatan Reproduksi

25 Juli 2024

Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan (Ecoton) menggelar aksi performance art merespons dampak mikroplastik bagi tubuh manusia, Kamis, 25 Juli 2024. Sumber: Ecoton
Ecoton Sarankan Uji Bebas Mikroplastik Masuk Syarat Nikah, Cara Jaga Kesehatan Reproduksi

Lembaga kajian ekologi, Ecoton, meminta Kementerian Agama menambahkan uji bebas mikroplastik dalam syarat pranikah, demi alasan kesehatan.


Fakta Mikroplastik Cemari Perairan dan Ikan di Indonesia

16 Juli 2024

Seorang sukarelawan membersihkan pasir pantai Barreiras setelah terpapar jutaan butiran plastik di wilayah Galicia barat laut Spanyol, yang memicu keprihatinan lingkungan dan permainan menyalahkan politik di Corrubedo, Spanyol, 13 Januari 2024. Anggota parlemen Uni Eropa mendorong untuk memperkuat rencana undang-undang mengenai polusi mikroplastik. REUTERS/Miguel Vidal
Fakta Mikroplastik Cemari Perairan dan Ikan di Indonesia

Pencemaran mikroplastik di Indonesia disebut-sebut semakin mengkhawatirkan.


Bahaya Senyawa Bromat dalam Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK

6 Juli 2024

Ilustrasi air dalam kemasan galon. quora.com
Bahaya Senyawa Bromat dalam Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK

Senyawa bromat dalam air minum dalam kemasan atau AMDK memiliki kandungan yang berbahaya dan perlu diperhatikan sejak awal.


Sebut Sungai Lokal Mirip Tempat Sampah, Ecoton Minta Solusi dari World Water Forum

23 Mei 2024

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Sebut Sungai Lokal Mirip Tempat Sampah, Ecoton Minta Solusi dari World Water Forum

Ecoton meminta World Water Forum ke-10 di Bali bisa memecahkan masalah pencemaran di Indonesia. Mikroplastik di sungai berisiko mengganggu kesehatan.


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

26 April 2024

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

24 April 2024

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

13 Maret 2024

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.