Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebut Sungai Lokal Mirip Tempat Sampah, Ecoton Minta Solusi dari World Water Forum

image-gnews
Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ecoton, yayasan yang berfokus pada perlindungan sungai, berharap World Water Forum ke-10 di Bali bisa mendatangkan solusi untuk masalah pencemaran air. Koordinator Audit Sampah Ecoton, Alaika Rahmatullah, mengatakan sungai yang tercemar, terutama karena mikroplastik, masih menjadi masalah klasik yang tak kunjung selesai di Indonesia.

"Forum ini (World Water Forum) menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmennya memperbaiki pengelolaan sumber daya air dan lingkungan," kata Alaika dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Mei 2024.

Masalah mikroplastik, menurut Alaika, membuat sungai di Indonesia tampak seperti tempat sampah. Anggapan itu tergambar dalam penelitian tim Ekspedisi Sungai Nusantara pada akhir 2022. Tim tersebut meneliti 68 sungai strategis nasional, serta menyurvei persepsi masyarakat lokal.

Hasilnya, terdapat 98 persen dari total 1.148 responden yang berpendapat bahwa sungai-sungai di nasional tercemar mikroplastik. Responden berasal dari 166 kota di 30 provinsi di Indonesia. “Sementara 82 persen responden menyebut pemerintah abai dalam mengelola sungai," ujarnya.

Ketua Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, Prigi Arisandi, juga sependapat soal kondisi nahas sungai-sungai di Indonesia. Tak sebatas soal lingkungan, pencemaran juga mengganggu kesehatan masyarakat, terutama mereka memakai air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.

"Minimnya kontrol pemerintah membuat banyak industri yang sembarangan membuang limbahnya ke sungai dan membuat timbulan sampah,” tutur Prigi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Limbah itu membuat air yang dikonsumsi masyarakat berpotensi terkontaminasi mikroplastik. Partikel yang masuk ke air adalah hasil fragmentasi sampah plastik berukuran kurang dari 5 milimeter.

Peneliti Sensus Ikan Ecoton, Tasya Husna, juga membeberkan data dampak mikroplastik terhadap keanekaraman hayati di Sungai Brantas, Jawa Timur. Menurut kajian pada 2021, jenis ikan lokal di sungai itu menurun akibat pencemaran air.

Sepuluh tahun lalu masih ada belasan spesies ikan lokal di Sungai Brantas. Kini hanya tersisa 7 spesies. “Jika airnya tidak mendukung, menyebabkan ikan bermigrasi ke tempat yang lain, bahkan bisa menyebabkan ikan mati dan punah," ujar Tasya.

Pilihan Editor: Bersiap Pasarkan Vaksin DBD, Bio Farma Sosialisasikan Vaksin Qdenga

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sampah 3 Kilometer di Sungai Citarum, Ecoton Sebut Pengerukan Saja Tak Cukup

9 hari lalu

Pemulung mencari sampah plastik di Sungai Citarum di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 12 Juni 2024. Dari data dari Dinas LHK Provinsi Barat, mencatat sampah yang mengendap sejak Jumat (7/6/2024) di Sungai Citarum kawasan Batujajar tersebut memiliki panjang 3 kilometer serta lebar 60 meter dan diperkirakan volume sampah plastik lebih dari 100 ton. TEMPO/Prima Mulia
Sampah 3 Kilometer di Sungai Citarum, Ecoton Sebut Pengerukan Saja Tak Cukup

Pemda bilang sampah biasanya tertahan di ujung, bukan di jembatan, kalau aliran Sungai Citarum lancar.


Pertanyakan Keseriusan Proyek Air Bersih di Jakarta dan IKN, Walhi: Sering Kali Hanya Klaim

26 hari lalu

Potret Bendungan Sepaku Semoi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Senin, 6 Mei 2024. Bendungan Sepaku Semoi akan menyuplai air baku untuk Ibu Kota Nusantara (IKN). TEMPO/Riri Rahayu.
Pertanyakan Keseriusan Proyek Air Bersih di Jakarta dan IKN, Walhi: Sering Kali Hanya Klaim

Lokasi sumber air dinilai tidak bakal cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk di IKN.


Top 3 Tekno: Turbulensi Singapore Airlines, Beda Penerapan UKT, dan Alokasi Dana Subak

30 hari lalu

Interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 digambarkan setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, 21 Mei 2024. REUTERS/Stringer
Top 3 Tekno: Turbulensi Singapore Airlines, Beda Penerapan UKT, dan Alokasi Dana Subak

Penjelasan soal turbulensi cuaca cerah pada insiden Singapore Airlines SQ321 menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno, Ahad, 26 Mei 2024.


Australia dan Indonesia Kerja Sama Proyek Perlindungan Sumber Daya Air

30 hari lalu

Presiden Joko Widodo (depan, kiri) berfoto bersama Presiden World Water Council Loic Fauchon (depan, kanan) dan sejumlah pengurus World Water Council sebelum Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum ke-10 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin 20 Mei 2024. ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum 2024/Bayu Pratama S
Australia dan Indonesia Kerja Sama Proyek Perlindungan Sumber Daya Air

Dalam kesempatan World Water Forum 2024, Australia dan Indonesia berkomitmen memperkuat kerja sama perlindungan sumber daya air


Soal Intimidasi Acara PWF 2024 Bali, Penjabat Gubernur Klaim Tidak Melarang

31 hari lalu

Hotel Oranjje di Denpasar, Bali, yang menjadi lokasi pengganti pelaksanaan acara People's Water Forum 2024 setelah panitia harus memindahkannya dari Kampus ISI Denpasar, Selasa 21 Februari 2024. Gelaran yang mengiringi World Water Forum ke-10 di Nusa Dua itu mengalami intimidasi aparat di lokasi yang pertama dan pembubaran paksa oleh ormas di tempat yang kedua. Tempo/Irsyan
Soal Intimidasi Acara PWF 2024 Bali, Penjabat Gubernur Klaim Tidak Melarang

Kritik yang dilontarkan PWF pada penyelenggaraan forum air terbesar di dunia di Bali adalah hal biasa.


World Water Forum Ke-10 Sepakati Pendanaan Sektor Air di IKN dan PSN Banten

31 hari lalu

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan sambutan saat upacara penutupan World Water Forum ke-10 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat 24 Mei 2024. ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum 2024/Bayu Pratama
World Water Forum Ke-10 Sepakati Pendanaan Sektor Air di IKN dan PSN Banten

World Water Forum ke-10 menghasilkan kesepakatan pendanaan bagi dua proyek infrastruktur yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian-Serpong, Banten dan Net-Zero Water Supply Infrastructure Project di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara


Respons KTT World Water Forum, PLN Gandeng Masyarakat Kembangkan Hutan Mangrove di Pesisir Bali

31 hari lalu

Ilustrasi hitan magrove. pexels
Respons KTT World Water Forum, PLN Gandeng Masyarakat Kembangkan Hutan Mangrove di Pesisir Bali

PLN bersama masyarakat mengembangkan hutan mangrove di Bali.


Pertamina Buka Peluang Sinergi Berbagai Negara untuk Pelestarian Air dan Lingkungan di WWF 2024

31 hari lalu

Pertamina Buka Peluang Sinergi Berbagai Negara untuk Pelestarian Air dan Lingkungan di WWF 2024

Pertamina menunjukkan berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan Pertamina Grup secara keseluruhan, dalam kaitannya dengan konservasi air, pelestarian alam dan lingkungan.


Hadapi Tantangan Iklim, World Water Forum ke-10 Inisiasi Pusat Keunggulan Ketahanan Air dan Iklim di Asia Pasifik

31 hari lalu

Wisatawan asing melintas di samping baliho World Water Forum ke-10 di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat 17 Mei 2024. Pemerintah memasang penjor, baliho dan spanduk di sejumlah jalan protokol di Bali untuk memeriahkan World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Hadapi Tantangan Iklim, World Water Forum ke-10 Inisiasi Pusat Keunggulan Ketahanan Air dan Iklim di Asia Pasifik

Sebagai negara kepulauan, Indonesia berada di garda depan dalam menghadapi tantangan lingkungan dan iklim.


Pusat Kajian Hukum UGM Sikapi Pelanggaran HAM yang Dialami Masyarakat Sipil di Bali saat World Water Forum 2024 Digelar

32 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Pusat Kajian Hukum UGM Sikapi Pelanggaran HAM yang Dialami Masyarakat Sipil di Bali saat World Water Forum 2024 Digelar

Pusat Kajian Hukum dan Keadilan Sosial Fakultas Hukum UGM merespons peristiwa pelanggaran HAM penyelenggaraan PWF 2024 di Bali.