Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keamanan di Lintasan F1

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Budapest - Cedera serius yang dialami Felipe Massa, pembalap asal Brasilia dalam babak kualifikasi Hungarian Grand Prix akhir Juli lalu adalah alarm yang mengingatkan bahwa F1 belum sungguh-sungguh membenahi keamanan para pembalapnya. Meski beberapa tahun terakhir F1 telah merombak "wajah" kendaraan yang digunakan dalam ajang tersebut agar dapat melaju lebih cepat dan efisien, masalah keamanan ternyata belum tersentuh.

Dalam kecelakaan yang terjadi pada 25 Juli tersebut, tulang tengkorak Massa retak karena terkena hantaman per, hampir satu kilogram, yang lepas dari mobil yang dikemudikan Rubens Barrichello. Meski telah melewati masa kritis, mata Massa diperkirakan mengalami kerusakan akibat kecelakaan itu, namun ahli bedah saraf yang mengoperasinya belum bisa mengetahui seberapa parah kerusakannya.

Kecelakaan Massa membuat keamanan F1 kembali dipertanyakan. Hampir sepekan sebelumnya, Henry Surtees, seorang pembalap F2 yang baru berusia 18 tahun tewas setelah sebuah roda melenting dan menumbuk kepalanya dalam sebuah pertandingan di Brands Hatch.

Kematian yang merenggut nyawa Ayrton Senna dalam Grand Prix San Marino pada 1994 juga disebabkan kegagalan helmnya melindungi kepala pembalap Brasilia itu dari benturan keras. Serpihan dari roda depan yang hancur ketika mobilnya menabrak dinding membatas, membentur bagian depan helmnya dan mendorong kepalanya ke belakang dan menyebabkan tulang tengkorak Senna mengalami retak fatal.

"Tak bisa dihindari bila kita semua kurang peduli jika tidak mengalami kecelakaan serius," kata Martin Whitmarsh, bos tim McLaren. "Tragedi 1994 adalah alarm bagi semua orang di F1. Semua orang, tim dan International Automobile Federation (FIA), menyumbangkan pikiran untuk membangun langkah besar dalam keamanan F1 dan saya pikir kami harus melakukannya lagi."

Sejak peristiwa tragis yang menimpa Senna, berbagai fitur keamanan telah diterapkan, semisal sistem penyokong kepala dan leher (HANS), sisi kokpit yang lebih tinggi dan helm yang lebih kuat. Ternyata kasus yang menimpa Massa membuktikan semua perubahan itu kelihatannya tak mumpuni.

Tiga kecelakaan yang terjadi menunjukkan bahwa helm yang ada sekarang belum mampu melindungi kepala para pembalap dari benturan benda-benda yang melayang ke arahnya. Helm adalah satu-satunya penghalang pembalap, yang melaju dengan kecepatan sampai di atas 350 km per jam itu, dari hantaman karena seperti diketahui, kokpit mobil F1 tidak memiliki atap.

Sebenarnya helm yang digunakan dalam F1 dibuat mengikuti standar keamanan yang amat tinggi. Dalam F1 misalnya, setiap helm adalah unik, dibuah secara khusus bagi pembalap yang akan menggunakannya. Untuk memastikan ukuran helm itu benar-benar sesuai, kepala sang pembalap dipindai untuk menciptakan model ukuran aslinya.

Langkah berikutnya mirip dengan apa yang dilakukan orang Mesir kuno untuk membuat muminya. Pertama, model kepala itu dibebat dengan 120 lembar serat T 800. Tiap benangnya terdiri dari 12.000 microthread, yang tiap helainya 15 kali lipat lebih tipis daripada sehelai rambut manusia. Bila direntangkan, panjang total serat yang diproses untuk membuat satu helm mencapai 16.000 km.

Komposisi pasti dari 17 lapisan helm itu dijaga rapat-rapat oleh setiap produsen helm. Secara garis besar terdapat tiga substansi utama pentusun helm, serat karbon untuk kekokohan, aramide yang tahanapi serta polietilen, yang kerap digunakan untuk rompi antipeluru. Selain itu ada aluminium, magnesium dan epoxy resin sebagai bahan pengikatnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa bagian yang bahal menghadapi beban luar biasa, seperti bangian sisi dan lubang penglihatan, diperekuat dengan aluminium dan titanium Bantalan bagian dalam terditi dari dua lapis material Nomex yang tahanapi.

Dengan semua material tersebut, kekuatan helm itu tak perlu diragukan lagi. Beratnya pun hanya 1,2 kilogram sehingga lumayan ringan dan mengurangi ketegangan otot bahi dan leher pembalap yang menghadapi beban gaya gravitasi di arena.

Sayangnya semua kecanggihan itu belum cukup. Cedera yang dialami Massa, maupun kematian yang menjemput Senna dan Surtees menjadi buktinya. Kini F1 mulai berpikir ulang untuk mencari struktur kendaraan yang dapat meningkatkan keamanan pengemudinya, seperti perlunya membuat atap atau semacam layar pelindung. "Semua dimungkinkan, baik struktur, kaca depan maupun kanopi," kata Ross Brawn, pemilik tim Brawn.

Mantan direktur teknik Ferrari itu menyatakan pihaknya masih harus mencerna apa yang terjadi dan berusaha memahaminya. "Tanpa mengetahui semua detailnya, tampaknya apa yang telah dilakukan terhadap helm pembalap beberapa tahun sebelumnya menjadi penting," ujarnya.

Menutup kokpit pengemudi bukannya tanpa risiko. Atap berpotensi menghalangi regu penolong mengeluarkan pembalap dalam kondisi darurat.

Bernie Ecclestone, salah seorang pemegang hak komersial helm F1 menyatakan terbuka peluang untuk memperbaiki helm tersebut. "Kita bisa belajar dari kecelakaan yang terjadi dan apa yang bisa kita lakukan,"ujarnya. "Kami harus mempelajari teknologi helm, apa yang bisa diperbaiki dan mempelajari visor."

Untuk membuat helm yang aman tapi tetap memiliki visor yang memungkinkan pembalap melihat lintasan dengan jelas, F1 bisa belajar dari cabang olah raga lain. "Hoki es, misalnya, para pemukul bola bisa melihat dengan jelas namun visor-nya cukup kuat untuk menahan benturan bola yang melesat seperti peluru," kata Ecclestone.
l TJANDRA DEWI | REUTERS | AP | F1COMPLETE

Iklan

F1


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setelah Juarai Sprint Race, Max Verstappen Juga Sukses Merajai Balapan Formula 1 China 2024

5 hari lalu

Max Verstappen. (Foto: Red Bull Racing)
Setelah Juarai Sprint Race, Max Verstappen Juga Sukses Merajai Balapan Formula 1 China 2024

Pembalap Red Bull Max Verstappen menjuarai balapan Formula 1 China 2024 di Sirkuit Internasional Shanghai, China, Minggu, 21 April.


Hasil Sprint Race Formula 1 China 2024: Max Verstappen Juara, Hamilton dan Perez Podium

6 hari lalu

Pembalap Max Verstappen dari Red Bull. REUTERS/Issei Kato
Hasil Sprint Race Formula 1 China 2024: Max Verstappen Juara, Hamilton dan Perez Podium

Pembalap Red Bull Max Verstappen memenangi balapan sprint pertama untuk Formula 1 2024. Lewis Hamilton dan Sergio Perez naik podium.


Lando Norris Rebut Pole untuk Sprint Race Formula 1 China 2024, Hamilton Posisi Kedua, Verstappen Keempat

7 hari lalu

Lando Norris di F1 Cina 2024 raih pole position untuk Sprint Qualifying. (Foto: McLaren Mercedes)
Lando Norris Rebut Pole untuk Sprint Race Formula 1 China 2024, Hamilton Posisi Kedua, Verstappen Keempat

Pembalap McLaren Lando Norris merebut pole position untuk sprint race pada kualifikasi balapan Sprint Formula 1 China 2024.


Jadwal Formula 1 China 2024, Statistik Penting, dan Klasemen Pembalap

7 hari lalu

Ilustrasi balapan Formula 1 2024. (Foto: Red Bull Content Pool)
Jadwal Formula 1 China 2024, Statistik Penting, dan Klasemen Pembalap

Jadwal Formula 1 2024 akan memasuki seri kelima. Balapan Grand Prix China aka berlangsung di Sirkuit Internasional Shanghai, pada 19-21 April.


Formula 1: Begini Kata Max Verstappen Soal Rumor Akan Gantikan Lewis Hamilton di Mercedes

8 hari lalu

Pembalap Max Verstappen dari Red Bull merayakan kemenangannya dalam Formula 1 atau F1 Grand Prix Jepang di Sirkuit Suzuka, Suzuka, Jepang, 7 April 2024. REUTERS/Issei Kato
Formula 1: Begini Kata Max Verstappen Soal Rumor Akan Gantikan Lewis Hamilton di Mercedes

Max Verstappen menjawab rumor soal akan tinggalkan Red Bull untuk gantikan Lewis Hamilton di Mercedes. Simak selengkapnya.


Berita Formula 1: Fernando Alonso Perpanjang Kontrak dengan Aston Martin hingga 2026

14 hari lalu

Fernando Alonso. (Foto: Aston Martin)
Berita Formula 1: Fernando Alonso Perpanjang Kontrak dengan Aston Martin hingga 2026

Pembalap Formula 1 Fernando Alonso resmi memperpanjang kontrak dengan tim Aston Martin hingga musim 2026.


Klasemen Pembalap Formula 1 2024 setelah Max Verstappen Memenangi GP Jepang

19 hari lalu

Max Verstappen. (Foto: Red Bull Racing)
Klasemen Pembalap Formula 1 2024 setelah Max Verstappen Memenangi GP Jepang

Juara dunia tiga kali Max Verstappen memenangi balapan Formula 1 Jepang 2024. Red Bull finis satu-dua. Simak klasemen pembalap terkini.


Hasil Formula 1 Jepang 2024: Max Verstappen Juara, Sergio Perez Kedua, Carlos Sainz Ketiga

19 hari lalu

Pembalap F1 dari rim Red Bull, Max Verstappen. REUTERS/Hamad I Mohammed
Hasil Formula 1 Jepang 2024: Max Verstappen Juara, Sergio Perez Kedua, Carlos Sainz Ketiga

Red Bull finis satu-dua di Formula 1 Jepang 2024, Minggu, 7 April 2024. Max Verstappen juara, diikuti Sergio Perez.


Hasil Kualifikasi Formula 1 Jepang 2024: Max Verstappen Rebut Pole Position Keempat Secara Beruntun

20 hari lalu

Max Verstappen. (Foto: Red Bull Content Pool)
Hasil Kualifikasi Formula 1 Jepang 2024: Max Verstappen Rebut Pole Position Keempat Secara Beruntun

Max Verstappen merebut pole position atau posisi start terdepan untuk Formula 1 Jepang 2024.


Formula 1 Jepang 2024: Max Verstappen dan Oscar Piastri Tercepat pada Latihan Bebas Pertama dan Kedua

21 hari lalu

Max Verstappen. (Foto: Red Bull Racing)
Formula 1 Jepang 2024: Max Verstappen dan Oscar Piastri Tercepat pada Latihan Bebas Pertama dan Kedua

Max Verstappen dan Oscar Piastri menjadi yang tercepat pada sesi latihan bebas pertama (FP1) dan kedua (FP2) Formula 1 Jepang 2024.