TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Semeru yang berada di Jawa Timur dan memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) erupsi terus menerus dengan tinggi letusan 200 meter hingga 500 meter di atas puncak Mahameru, Selasa, 17 September 2024, pagi. Dalam kurun waktu dua jam gunung tertinggi di Pulau Jawa ini erupsi delapan kali.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Selasa, 17 September 2024 menyatakan, erupsi pertama terjadi pukul 08:24 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau 4.076 meter di atas permukaan laut. Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Erupsi kedua terjadi selang lima menit kemudian, yakni pukul 08.29 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 200 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Erupsi ketiga terjadi pukul 08.56 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Empat menit kemudian, erupsi keempat terjadi pukul 09.00 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 150 meter di atas puncak atau 3.826 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Erupsi kelima terjadi pukul 09:08 WIB. Namun visual letusan tidak teramati.
Erupsi keenam terjadi tiga menit kemudian, tepatnya pukul 09.11 WIB, Tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak atau ketinggian 3.876 mdpl, dengan intensitas sedang ke arah utara.
Erupsi ketujuh terjadi pukul 09.18 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut.
Erupsi kedelapan terjadi pukul 10.43 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Liswanto mengatakan Gunung Semeru masih berstatus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Menurut Liswanto, masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Pilihan Editor: Cara Menyembunyikan Nomor Telepon di GetContact