Dalam proses pembuatan hidrolisat atau susu ikan diperlukan enzim protease. Sayang, hingga kini produksi enzim itu disebutkan Ekowati belum mencukupi dan belum sesuai untuk produksi susu ikan di Indonesia. Meskipun penggunaannya sedikit, ketergantungan pada produk impor masih menjadi tantangan dalam produksi susu ikan dalam negeri.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Ekowati menyampaikan bahwa saat ini sedang berupaya mendapatkan pendanaan melalui skema rumah program BRIN untuk pengembangan enzim lokal yang sesuai untuk produksi susu ikan. Dengan diproduksinya enzim lokal itu nantinya maka secara total produksi susu ikan dapat sepenuhnya dari bahan dalam negeri, dengan harapan lebih efisien dan mandiri.
Pabrik Susu Ikan Milik Swasta Terkendala Enzim Impor
Teknologi pengembangan susu ikan ini telah diaplikasikan oleh pihak swasta yakni Yayasan Berikan Protein Initiative sejak 2022 lalu. Chief Product and Development di yayasan itu, Iwa Sudarmawan, menjelaskan, saat ini pihaknya memiliki pabrik mini di Indramayu, Jawa Barat, dan telah mampu memproduksi susu ikan dengan kapasitas hingga 75 ton susu ikan per bulan. Jumlah itu setara dengan 3,75 juta botol dalam kemasan 125 mililiter.
Iwa menegaskan, susu ikan tidak ditujukan untuk menggantikan susu sapi, namun sebagai alternatif subsitusi sumber protein. "Di Indonesia saat ini susu dan daging masih banyak di suplai dari impor padahal kita memiliki potensi besar untuk mendukung kemandirian protein nasional dari sumber laut yang melimpah,” ujar Iwa.
Menurut Iwa, produk susu ikan pertama kali diluncurkan pada Agustus 2023 lalu, dan saat ini sedang dipasarkan secara luas. Selain melibatkan bioteknologi yaitu enzim pemecah protein ikan, produk akhirnya juga diformulasikan dengan perasa dan bahan lain agar lebih sesuai dengan selera masyarakat. Inovasi ini menjadi solusi untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia, sekaligus menggerakkan ekonomi sirkular di daerah penghasil ikan.
Diharapkan, pengembangannya dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia. “Hal ini diharapkan mampu mendukung ekonomi lokal serta memberikan pilihan nutrisi berbasis protein ikan bagi masyarakat luas,” kata Iwa.
Pilihan Editor: Gelar Doktor HC Raffi Ahmad Tak Diakui, Dosen Unair Sorot Syarat dan Kriteria