TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono, menawarkan strategi penanganan banjir Jakarta apabila kelak terpilih melalui pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024. Berdasarkan visi dan misi serta pernyataan mereka selama ini kepada media, setidaknya ada lima cara yang ditawarkan.
Berikut detail strategi yang mereka rencanakan:
1. Giant Sea Wall di Pantai Utara Jakarta
Program ini sebagai bagian dari dukungan terhadap pemerintah pusat yang ingin membangun giant sea wall, sebagai antisipasi kenaikan permukaan laut karena perubahan iklim. Mereka mengklaim proyek ini tetap memperhatikan kondisi lingkungan hidup serta hak nelayan untuk mencari penghasilan dari melaut.
Ridwan Kamil ingin menjadikan sampah yang sudah diproses di TPST Bantargebang, Kota Bekasi, menjadi batako untuk proyek Giant Sea. Nantinya bentuk Giant Sea Wall bukan sekedar bendungan, melainkan ada beberapa fasilitas seperti lapangan sepak bola, tempat peribadatan.
“Karena kawasannya baru, maka didesain menjadi wajah artitektur seperti Ibu Kota Nusantara (IKN),” ucap Ridwan pada Kamis, 12 September 2024.
2. Normalisasi dan Naturalisasi Sungai
Upaya ini disasar kepada sungai-sungai besar di Jakarta dengan cara mengeruk dan pelebaran aliran untuk menambah daya tampung air. Selanjutnya akan ditanam vegetasi alami di bantaran sungai, serta mengembangkan ruang yang multifungsi selain menampung air, yaitu ruang terbuka hijau.
Salah satu pernyataan Ridwan Kamil yang terbaru adalah menginginkan Banjir Kanal Timur (BKT) menjadi tempat wisata di Jakarta. BKT selama ini sebagai salah satu saluran yang diandalkan untuk mengatasi banjir.
“Dengan sentuhan saya, nanti mungkin (BKT) jauh lebih banyak variasi-variasinya,” ujarnya setelah blusukan di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
3. Pemeliharaan Drainase dan Sumur Resapan
Progam ini lebih kepada pemeliharaan sarana dan prasarana yang sudah ada dengan cara pengerukan dan pembersihan saluran air. Sumur resapan dan biopori akan dibangun untuk menambah wadah penyerapan air hujan dan mengurangi genangan.
4. Revitalisasi Setu dan Pengembangan Danau Retensi
Cara pertama yang dilakukan adalah merevitalisasi setu-setu di Jakarta yang bisa berfungsi sekaligus sebagai taman kota dan tempat pariwisata. Kedua, membangun waduk dan danau retensi untuk menampung air hujan serta mengurangi aliran air ke Jakarta.
“Kerja sama antarwilayah akan memperkuat pengelolaan air dan pengendalian banjir,” tulis dalam visi misi mereka.
5. Pembangunan Tanggul dan Stasiun Pompa
Rencana pembangunan tanggul di daerah rendah, diiringi menambah kapasitas pompa air di kawasan rawan banjir, seperti Jakarta Utara. Selanjutnya penggunaan pompa air diandalkan untuk mempercepat pengaliran air saat curah hujan tinggi.
Advist Khoirunikmah berkontribusi dalam artikel ini.
Pilihan Editor: Cerita Bank Sampah Produksi BBM dan Adik Prabowo Diutus ke COP29 di Top 3 Tekno