TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengatakan masih ada sejumlah area rawan banjir di Jakarta yang harus diantisipasi menjelang musim hujan. Beberapa titik rawan banjir ini tidak termasuk Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur.
“Di Jakarta Utara, misalnya, mungkin masih ada sedikit (titik banjir). Sementara di Jakarta Pusat sudah diminimalkan,” ucap Teguh melalui keterangan tertulis pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Beberapa underpass di Jakarta juga termasuk titik rawan banjir, misalnya yang ada di jalur menuju Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur, serta menuju Cempaka Putih di Jakarta Pusat. Teguh juga meminta jajarannya menyisir berbagai area yang menjadi tempat langganan banjir setiap tahunnya.
Salah satu langkah antisipasi banjir yang sedang digencarkan oleh Dinas Sumber Daya Air DKI adalag pengerukan rutin pada waduk, kali, maupun empung. Para petugas mengeruk sedimentasi yang bisa menghambat aliran air. Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI juga ditugaskan mengawasi pohon yang rawan tumbang akibat angin kencang saat hujan.
“Hal ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Kami bisa menyiapkan berbagai platform untuk sosialisasi antisipasi banjir,” kata Teguh.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Sumber Daya Air Jakarta, Ika Agustin Ningrum, sebelumnya memastikan bahwa pengerukan sedimen sudah berjalan di beberapa area di DKI. Hingga Oktober 2024, sudah ada 838.912,39 meter kubik sedimen yang dikeruk dari waduk, sungai, dan saluran penghubung.
Dinas Sumber Daya Air, kata Ika, memiliki 577 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dalam kondisi baik. Ada juga 557 unit pompa mobile dan 254 unit alat berat yang disiagakan. Regulator DKI menyiapkan 6.941 petugas, terdiri dari operator pompa dan satuan tugas di lapangan.
“Para petugas ini akan berjaga selama 24 jam dengan sistem sif selama musim hujan untuk memastikan semua peralatan beroperasi dengan baik,” tuturnya pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Pilihan Editor: Korporasi Kuasai 72,28 Persen Wilayah Kalteng, Walhi: Ketimpangan Sumbang Tingginya Deforestasi