Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

image-gnews
Sejumlah siswa SMA Negeri 4 Medan berada diantara sejumlah bangku yang kosong saat saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama, di Medan, Sumatera Utara, Senin, 1 April 2019. ANTARA
Sejumlah siswa SMA Negeri 4 Medan berada diantara sejumlah bangku yang kosong saat saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama, di Medan, Sumatera Utara, Senin, 1 April 2019. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMenteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengatakan, akan berfokus untuk menyerap aspirasi dari berbagai pihak pada satu bulan awal masa jabatannya sebagai menteri. Menurut Mu’ti, masukan itu penting untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan tentang pendidikan, termasuk soal Ujian Nasional (UN).

Saat ini, belum ada pembahasan mengenai UN untuk siswa sekolah dasar dan menengah. 

“Saya belum ada pembahasan tentang ujian nasional. Saya masih akan banyak mendengar sebelum mengambil keputusan strategis,” kata Abdul Mu’ti, pada Senin, 21 Oktober 2024.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu menyampaikan, pentingnya melihat persoalan pendidikan secara seksama melalui berbagai kajian. Selain dari penelitian tentang pendidikan di Indonesia, kajian ini juga berasal dari masukan masyarakat secara langsung.

Selain itu, Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, mengaku, pihaknya akan mempertimbangkan UN dengan tujuan dan fungsinya harus jelas.

“Sebenarnya UN itu juga mungkin kita harus pertimbangkan apakah menjadi penentu kelulusan atau UN sebagai data dan informasi bagaimana peta kondisi pendidikan kita secara nasional menyeluruh,” ucap Hetifah, pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Penghapusan Ujian Nasional (UN)

Pada 2021, pemerintah secara resmi meniadakan UN untuk sekolah dasar dan menengah. Namun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno, menekankan, UN tidak dihapus, tetapi diganti formatnya menjadi penilaian mengukur kompetensi siswa dan karakter.

“UN tidak dihapuskan. Namun diganti dengan evaluasi atau penilaian yang lebih baik. Karena kita ingin penilaian ini nantinya lebih mengarah pada tingkat penalaran siswa,” kata Totok, pada 12 Desember 2019 silam.

Totok menyatakan, selama ini UN didominasi oleh penguasaan konten mata pelajaran. Padahal, pada masa depan, siswa membutuhkan kemampuan bernalar.

“Jadi, perubahan itu yang tadinya UN lebih kepada menilai kepada pemahaman konten anak-anak kita, nanti lebih kepada kemampuan bernalar, kemampuan berpikir kritis,” kata dia.  

Saat disinggung tentang menurunnya motivasi anak karena tidak ada UN, Totok mengatakan, kemampuan anak tidak bisa dibangkitkan saat ujian saja, tetapi harus dalam kesehariannya. Sementara itu, para guru harus melakukan penilaian yang sifatnya formatif atau perbaikan terus-menerus.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu, Nadiem Makarim, menjelaskan, UN cenderung terlalu padat oleh mata pelajaran. Akibatnya, semua materi dan silabus harus dimasukkan ke dalam UN.

“Di situlah cara tercepat untuk mendapatkan angka tinggi di UN adalah untuk menghafal. Ini bukan perdebatan. Ini kenyataan yang terjadi di lapangan karena banyak sekali guru stres karena penilaian sekolahnya. Siswa dan orangtua stres karena seleksi dia ketahap berikutnya bergantung kepada angka ini,” ujarnya, pada 13 Desember 2019. 

Nadiem menegaskan, hal itu bukanlah maksud dari UN. Ia mengatakan, UN seharusnya adalah penilaian sistem pendidikan dan tolak ukur. Menurutnya, tidak mungkin prestasi kita ditentukan oleh suatu tes pilihan ganda. 

“Makanya sesuai undang undang, penilai murid hanya oleh satu orang, yaitu guru. Karena guru paling mengenal anak itu,” kata Nadiem.

Atas dasar tersebut, pemerintah mengubah penerapan Ujian Nasional (UN). Namun, saat ini, masyarakat banyak mengeluhkan kegagalan format baru yang digagas Nadiem sehingga menginginkan kembali penerapan UN.

RACHEL FARAHDIBA R  | ANASTASIYA LAVENIA Y | HALIDA BUNGA 

Pilihan Editor: Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sinyal Ujian Nasional Diadakan Lagi: Mendikdasmen Bakal Dengarkan Aspirasi Berbagai Pihak

5 jam lalu

Sejumlah peserta Ujian Nasional menjawab soal Bahasa Indonesia, secara manual di SMPN 5 Cimahi, 4 Mei 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Sinyal Ujian Nasional Diadakan Lagi: Mendikdasmen Bakal Dengarkan Aspirasi Berbagai Pihak

Abdul Mu'ti berencana mengkaji ulang kebijakan pendidikan salah satunya pengadaan Ujian Nasional (UN) kembali. Rencana ini juga disambut baik DPR.


Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

5 jam lalu

Murid kelas 6 SDN Dayeuhkolot VII, mengerjakan soal try out Ujian Nasional SD di gedung PGRI di komplek Yon Zipur Dayeuhkolot, karena sekolahnya kebanjiran di Kabupaten Bandung, Jawa Barat 12 April 2016. TEMPO/Prima Mulia
Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

Ujian Nasional (UN) bagi siswa sekolah dasar dan menengah dikabarkan bakal diterapkan kembali. Ini pendapat tokoh yang pro dan kontra.


Ini Mata Pelajaran yang Dulu Diujikan di Ujian Nasional dari SD Hingga SMA Sederajat

6 jam lalu

Murid kelas 6 SDN Dayeuhkolot VII, mengerjakan soal try out Ujian Nasional SD di gedung PGRI di komplek Yon Zipur Dayeuhkolot, karena sekolahnya kebanjiran di Kabupaten Bandung, Jawa Barat 12 April 2016. TEMPO/Prima Mulia
Ini Mata Pelajaran yang Dulu Diujikan di Ujian Nasional dari SD Hingga SMA Sederajat

Abdul Mu'ti berencana memberlakukan kembali Ujian Nasional. Berikut sejumlah mata pelajaran yang diujikan pada jenjang SD, SMP, dan SMA/Sederajat.


Bakal Dihidupkan Kembali, Apa Dampak Positif dan Negatif Penyelenggaraan Ujian Nasional?

9 jam lalu

Murid kelas 6 SDN Dayeuhkolot VII, mengerjakan soal try out Ujian Nasional SD di gedung PGRI di komplek Yon Zipur Dayeuhkolot, karena sekolahnya kebanjiran di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 12 April 2016. TEMPO/Prima Mulia
Bakal Dihidupkan Kembali, Apa Dampak Positif dan Negatif Penyelenggaraan Ujian Nasional?

Penyelanggaraan Ujian Nasional yang sebelumnya dihapus di era Nadiem Makarim kini bakal dihidupkan kembali Mendikdasmen Abdul Mu'ti.


DPR Beri Lampu Hijau Mendikdasmen Abdul Mu'ti Terapkan UN Lagi, Sudah 8 Kali Ujian Nasional Ganti Nama

1 hari lalu

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti saat ditemui usai acara serah terima jabatan di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. Tempo/Martin Yogi Pardamean
DPR Beri Lampu Hijau Mendikdasmen Abdul Mu'ti Terapkan UN Lagi, Sudah 8 Kali Ujian Nasional Ganti Nama

DPR beri kesempatan pembahasan lebih lanjut soal rencana Mendikdasmen Abdul Mu'ti menerapkan kembali kebijakan ujian nasional.


Langkah Mendikdasmen untuk Cegah Kasus Kekerasan terhadap Guru

1 hari lalu

Ilustrasi guru madrsah. Foto : Kemendag
Langkah Mendikdasmen untuk Cegah Kasus Kekerasan terhadap Guru

Mendikdasmen akan mengambil sejumlah langkah untuk mencegah kasus kekerasan terhadap guru.


PSPK: UKT Mahal Paling Merugikan Kelompok Rentan Miskin

1 hari lalu

Mahasiwa Universitas Riau (Unri) kenakan almamater biru laut lakukan aksi unjuk rasa mengenai uang kuliah tunggal atau UKT dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) di depan Gedung Rektorat Unri pada Selasa, 14 Mei 2024. Foto: Karunia Putri / TEMPO
PSPK: UKT Mahal Paling Merugikan Kelompok Rentan Miskin

PSPK mengatakan biaya UKT yang tinggi paling merugikan kelompok rentan miskin.


Top Nasional: Pesan Anies ke Tom Lembong, PSPK Sebut Ada Kemunduran jika Ujian Nasional Dikembalikan

1 hari lalu

Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menuju mobil tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024. Kejaksaan Agung menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan tahun 2015-2016. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Top Nasional: Pesan Anies ke Tom Lembong, PSPK Sebut Ada Kemunduran jika Ujian Nasional Dikembalikan

Anies Baswedan, mengirimkan pesan khusus kepada sahabatnya sekaligus Co-Captain Timnas AMIN di Pilpres 2024, Tom Lembong yang ditetapkan tersangka


PGSI Tuntut Mendikdasmen Abdul Mu'ti Naikkan Gaji Guru Swasta

1 hari lalu

Ilustrasi guru sedang berdiskusi dengan siswa sekolah.
PGSI Tuntut Mendikdasmen Abdul Mu'ti Naikkan Gaji Guru Swasta

PSGI menilai pernyataan Mendikdasmen Abdul Mu'ti berpotensi mendiskriminasi guru swasta.


PSPK Dukung Wajib Belajar 13 Tahun, Ini Alasannya

1 hari lalu

Ilustrasi siswa sekolah dasar mengikuti upacara. Kementerian Keuangan menyatakan, sejak 2015 hingga 2023, sebesar Rp 4.006,1 triliun alokasi APBN untuk membentuk sumber daya manusia unggul melalui pemerataan layanan pendidikan berkualitas. Dok. Kemenkeu
PSPK Dukung Wajib Belajar 13 Tahun, Ini Alasannya

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, telah menegaskan komitmen pemerintah untuk menyelenggarakan wajib belajar 13 tahun.