TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan energi terbesar kedua Amerika Chevron mengumumkan percobaan panel penyerap tenaga surya yang dilaksanakan di negara itu, awal pekan ini, sebagai salah satu startegi menghadapi penurunan cadangan minyak bumi dunia yang telah diandalkan sebagai sumber energi selama lebih dari satu abad.
Proyek itu dinamakan Brighfield, berlokasi di bekas kilang minyak Bakersfield, negara bagian California. Ada tujuh panel yang dipasang, enam berbahan film dan satu berbahan kristal silikon yang sudah lama dipakai yang dikenal dengan photovoltaic untuk mengevaluasi seberapa efektif kedua teknologi itu dalam menyerap tenaga surya.
Panel berbahan film itu diklaim lebih murah dibanding panel photovoltaic konvensional berbahan silikon yang lebih dulu tenar dan sudah menjadi standar umum saat ini. Produsen kristal silikon mengklaim bahwa teknologi yang lama lebih efektif dibanding film
Produsen lembaran film penyerap tenaga surya yang dilibatkan dalam proyek antara lain Abound Solar, MiaSole, Schuco, Solar Frontier, Sharp, dan Solibro. Mereka berharap harga yang lebih murah bisa mendorong pemanfaatan tenaga surya untuk mengatasi kekurangan listrik di berbagai kawasan di dunia.
Selama ini teknologi yang mahal menjadi alasan utama perusahaan-perusahaan energi dunia enggan beralih ke teknologi itu, walaupun . Energi matahari belum dimanfaatkan secara luas dan komersial di dunia, padahal statsiun ruang angkasa internasional ISS milik konsorsium seluruh negara besar di dunia memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk mengoperasikan stasiun itu.
Hasil uji coba itu akan menentukan kebijakan soal energi terbarukan yang akan dipilih Chevron untuk fasilitas milik perusahaan itu di tempat lain.
REUTERS | RONALD