"Kemarin saya berkunjung ke salah satu kota di Selandia Baru, dengan penduduk yang tidak sampai satu juta jiwa, kunjungan ke pusat peragaan hampir sama dengan kita, 300 ribuan," ungkap Direktur Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Taman Mini Indonesia Indah Finarya Legoh, Selasa (20/4).
Setiap pengunjung yang ingin masuk ke Pusat Peragaan ini akan dikenai biaya Rp 16.500 per orang dan Rp 9 ribu untuk tiket masuk Taman Mini. Harga yang ditetapkan berdasarkan keputusan Kementerian Keuangan itu diakui memberatkan banyak sekolah. "Apalagi mereka juga harus menyewa bus yang biayanya hampir Rp 1 juta per harinya," kata Finarya.
Finarya berharap ada donatur yang bersedia menyumbangkan bus untuk menjemput anak-anak yang ingin masuk ke Pusat Peragaan dari pintu masuk Taman Mini. "Kami ingin fasilitas yang disediakan pemerintah ini bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan minat sains sambil belajar," ujar Finarya.
Menurut dia minat untuk belajar sains dari siswa dan guru sebenarnya sangat besar. Hanya, sarana yang tersedia belum meluas. "Ada guru kimia yang sudah mengajar puluhan tahun, baru menyadari bisa membuat api dari tepung maizena setelah mengikuti workshop," ungkap Finarya.
Aplikasi-aplikasi sederhana terbukti mampu membangkitkan semangat belajar sains, baik bagi siswa biasa, anak berbakat maupun anak berkebutuhan khusus. Pihaknya pernah membicarakan kerjasama dengan Yayasan Penyandang Anak Cacat, tapi belum ada tindak lanjutnya hingga kini.
Pusat Peragaan Iptek menyediakan 300 alat peraga interaktif dan sejumlah demo maupun workshop untuk umum dan guru. Kegiatan yang bisa dinikmati pengunjung antara lain simulator pesawat, demo robot, pesawat tanpa awak, kostum tokoh komik, science sinema, show spectaculer, music performance, jugling, permainan tradisional, workshop roket air, workshop layang-layang, face & body painting.
Selama dua hari sejak kemarin, Pusat Peraga Iptek juga menggelar Pesta Sains, bertepatan dengan HUT TMII. Pesta diwujudkan dengan memberlakukan harga satu tiket untuk dua orang.
DIANING SARI