TEMPO Interaktif, Jakarta - Wimar Witoelar makin getol nge-tweet. Melalui akun Twitter @wimar, mantan juru bicara kepresidenan era Abdurahman Wahid itu masih menyempatkan diri untuk posting di sela-sela kegiatan sehari-hari.
"Nge-tweet itu mudah, cukup 5 detik," kata Wimar kepada Tempo dalam acara perayaan satu tahun Yahoo! Koprol di Jakarta, Kamis 7 Juli 2011. "Saya posting tanpa mikir."
Tak mengherankan, dalam waktu sesingkat itu hampir setiap saat Wimar menulis "kicauan" di akunnya, baik untuk menyapa, menjawab pertanyaan follower, atau sekeaar meneruskan (re-tweet) informasi teranyar.
Kalau dulu Wimar biasa menuangkan idenya dengan menulis di blog atau surat kabar, misalnya, kini dia bisa menyampaikan gagasan setiap saat dan hanya sesaat. "Tidak perlu mandi dulu atau butuh suasana khusus," katanya.
Kegiatan berkicau di situs microblogging, menurut Wimar yang kini memiliki 71 ribu pengikut, juga tidak menyita waktu istirahatnya. "Saya masih tidur tujuh sampai delapan jam sehari," ujarnya.
Menurut Wimar, ada satu yang harus diperhatikan bagi semua pengguna Twitter, yakni etika. Di media terbuka seperti Twitter, setiap anggota bisa berkomentar apa saja sesuka hati. "Tapi, etika tetap harus dijaga," ujarnya.
Beberapa kali pendiri Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) ini "dicela" karena dianggap menggunakan layanan microblogging itu untuk promosi mengusung Sri Mulyani Indrawati sebagai calon presiden. "Kalau sudah keterlaluan saya abaikan saja," katanya.
RINI K