TEMPO.CO, San Diego--Sebuah formasi geologi mirip topi sombrero ditemukan di dataran tinggi Altiplano-Puna, Amerika Selatan. Formasi unik itu terbentuk dari tanah seluas 1 juta hektare yang mengalami pengangkatan 1 sentimeter per tahun.
Pengamatan melalui satelit dalam 20 tahun terakhir menunjukkan tanah yang terangkat berbentuk melingkar dengan luas dua kali Pulau Bali. Adapun daerah di sekelilingnya malah terbenam.
“Kami menyebutnya pengangkatan sombrero,” ujar Yuri Fialko, peneliti geologi dari University of California di San Diego, Amerika Serikat, melalui siaran pers di website universitas itu pada 11 Oktober 2012.
Sombrero merupakan nama topi khas orang Meksiko. Topi ini memiliki tudung yang tinggi dengan tepi yang luas dan datar.
Kenaikan tanah yang terjepit di perbatasan antara Argentina, Bolivia, dan Chile ini disebabkan oleh dorongan dapur magma. Dalam geologi, daerah yang terangkat seperti tudung sombrero itu disebut diapir. Posisi diapir selalu terletak di atas dapur magma dan terbenam di bawah tanah. Baru kali ini peneliti menemukan diapir aktif muncul di permukaan.
“Biasanya dorongan magma menyebabkan naik-turun permukaan. Kali ini selalu naik,” kata dia.
Fenomena diapir yang keluar dari perut bumi mengisyaratkan akan terjadinya pembentukan kaldera raksasa akibat sebuah letusan. Jika terjadi, letusan di daerah ini mencapai seribu kali lebih kuat ketimbang letusan Merapi 2010.
Fialko mengatakan letusan di daerah pengangkatan sombrero akan memicu keguncangan iklim global. “Bencana yang amat dahsyat,” kata dia. Beruntung, peristiwa sebesar ini belum pernah terjadi sepanjang sejarah manusia. Namun, pada masa prasejarah, daerah ini pernah mengalami letusan hebat oleh pengangkatan serupa.
ANTON WILLIAM
Berita lain:
2 Juta Akun Twitter Aktif di Indonesia Setiap Hari
30 Juta, Pengguna Akun Twitter di Indonesia
7Icons dan Endah N Rhesa di Social Media Festival
Temu Para Agan Kaskuser di Social Media Festival
Dua Game Lokal Ini Dipamerkan di JCC