Penemuan tak sengaja ini menimbulkan teka-teki bagi para ilmuwan mengenai seberapa besar kontribusi lelehan es di Greenland terhadap kenaikan permukaan air laut. Seperti yang pernah diprediksi, air laut di Samudera Antartika menghangat karena faktor peningkatan gas rumah kaca.
Mereka menjawab pertanyaan itu dengan melakukan sejumlah penerbangan dan menggunakan radar untuk menangkap sinyal yang ada di balik batu di sekitar Greenland. Es mampu mengirimkan sinyal kepada gelombang radio pada frekuensi tertentu.
Para ilmuwan merasa heran dengan penemuan ini. Mereka mempelajari data yang dikumpulkan oleh lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) serta para ilmuwan dari Inggris dan Jerman. Data berasal dari penelitian yang berlangsung selama belasan tahun.
Ketua tim peneliti, Jonathan Bamber, mengatakan biasanya orang berasumsi bahwa apa yang dilihat melalui peta pada ponsel sudah mencakup keseluruhan obyek yang ditangkap satelit. "Padahal masih banyak obyek yang belum ditemukan," kata profesor dari Bristol University ini.
Bamber menyatakan semangatnya untuk meneliti ngarai ini. "Menemukan sesuatu dengan skala yang besar adalah peristiwa sekali seumur hidup," imbuhnya.
Banyak misteri...