TEMPO.CO, Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Nasional berhasil membuat varietas gandum baru yang bisa dikembangkan di daerah tropis. Gandum varietas baru ini merupakan pengembangan dari bibit yang menjadi andalan pertanian di Cina.
Bibit asli gandum yang diperoleh dari Cina itu tidak bisa ditanam di Indonesia. Faktor geografis dan iklim tropis Indonesia mempengaruhi pertumbuhan gandum tersebut.
Batan menggunakan teknologi radiasi sinar gamma untuk menghasilkan varietas gandum baru yang diberi nama Ganesha. "Varietas ini cocok untuk wilayah Indonesia dan kami sudah dapatkan sertifikat pengujiannya," kata Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Hendig Winarno kepada wartawan, Selasa, 4 Maret 2014. (Baca: Batan Ciptakan Varietas Kedelai Super Genjah)
Sertifikat hasil pengujian dan pelepasan benih untuk ditanam dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian. Batan melakukan uji coba di 16 lokasi. Lokasi uji coba tanam di antaranya di Cipanas, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. "Gandum ini sangat cocok ditanam di dataran tinggi karena produktivitasnya lebih banyak," kata Hendig.
Dari hasil uji coba tersebut, angka produksi gandum mencapai 5 ton per hektare. Usia tanam hingga panen sekitar 90 hari. Gandum ini juga bisa ditanam di daerah dataran sedang dengan ketinggian 300-800 meter di atas permukaan laut. "Pernah ditanam juga di lokasi penelitian di Pasar Jumat, Jakarta, dan berhasil tumbuh," kata peneliti dan pengembang benih PAIR, Soeranto Human.
Varietas gandum baru ini juga tahan terhadap penyakit karat daun. Penyakit ini merupakan ancaman terbesar bagi tanaman gandum. Tanaman yang terserang penyakit ini biasanya menunjukkan gejala kerusakan daun dengan warna kuning kecokelatan.
GABRIEL TITIYOGA
Terpopuler:
Ruhut Sitompul: Jokowi Klemar-klemer Kok Nyapres?
Calon Hakim Konstitusi Dikuliahi Pakar Tata Negara
Bunuh Diri Bersama, Sang Ibu Kirim SMS ke Tuhan